Tradisi ‘Rabu Pungkasan’ di Pantai Cacalan
https://www.diplomasinews.net/2018/11/tradisi-rabu-pungkasan-di-pantai-cacalan.html
SESAJEN : Tradisi 'Rabu Pungkasan' dan 'Larung Sesajen' di pantai Cacalan, Klatak, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur
DIPLOMASINEWS.NET_PANTAI CACALAN _ KALIPURO _ BANYUWANGI _ Banyuwangi itu kaya akan wisata pantai. Salah satunya adalah pantai Cacalan, Sukowidi, Klatak, Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Di pantai itulah masyarakat setempat masih setia ‘nguri-uri’ ritual ‘Rabu Pungkasan’.
Ritual itu
adalah sebuah tradisi gelar selamatan yang intinya memohon kepada Allah SWT,
agar terjaahkan dari ‘balak’ dan atau bencana. Tradisi itu juga semacam rasa
wujud syukur atas semua karunia yang dilimpahkan oleh-Nya atas hasil bumi
masyarakat. Lazimnya, tradisi adat ‘Rabu Pungkasan’ itu berlangsung setiap ‘Rabu
terakhir’ pada bulan Syafar. Ia selalu
digelar di Pantai Cacalan, seperti pada Rabu, 07 Nopember 2018, lalu.
“Tradisi Rabu Pungkasan
itu juga di support oleh Paguyuban Kelompok Sadar Wisata [ pokdarwis ]. Hiburan
Gandrung Banyuwangi juga dipentaskan,”
Ujar salah satu
pokdarwis, ketika ditemui DILOMASINEWS.NET, di pantai Cacalan, Rabu, 07
Nopember 2018. Dan, gelaran tersebut merupakan agenda tahunan khususnya warga
Kelurahan Bulusan.
Tepat pukul
07.00 WIB, acara tersebut digelar dengan ‘melarung sesajen’ ke tangah samudra
dengan iringan tarian rancak khas Banyuwangi, yaitu, Gandrung. Dan, acara
tersebut dihadiri wakil bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, Kapolsek Kalipuro,
Forpimka, dan juga para sesepuh kelurahan Bulusan.
Dalam sambutrannya,
Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widyatmoko, mengataka acara tradisi selamatan ‘Rabu
Pungkasan’ atau Rabu Terakhir dan sebentar lagi memasuki bulan Maulud, itu,
sudah menjadi tradisi seluruh warga Cacalan. Dengan harapan acara tersebut warga
Cacalan dijauhkan dari mara bahaya dan balak.
Sementara itu,
ketua panitia penyelenggara, Reno, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, mengatakan, acara
tradisi Rabu Pungkasan di pantai Cacalan itu ini menjadi agenda rutin dalam
setiap tahunnya. Tradis ini merupakan kebiasaan yang sudah turun-temurun dari
kakek – nenek moyang dulu.
“Mudah-mudahan,
seluruh warga dijayhkan darai segala bentuk balak. Dan selalu diberi
keselamatan oleh-Nya,” pungkasnya.
Onliner : adi/diplomasinews.net
Editor :
roy enhaer