Priiit, Dilempar Rokok dan Duit
https://www.diplomasinews.net/2018/11/priiit-dilempar-rokok-dan-duit_13.html
SEMPIT : Kadang rame dan kadang sepi. Kadang uang dan kadang rokok sebatang [ images : ikhsan/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET _ PURWODADI _ BANYUWANGI _ Dunia
itu luas membentang tak berujung. Di mana dan kapan pun manusia bisa
mempertahankan hidup dan bekerja apa saja. Contohnya adalah, Rudi alias Tawon,
lelaki 45 tahun, warga Bangorejo, Banyuwangi, itu, sehari-harinya berkerja
‘menjual’ jasa mengawal kendaraan yang keluar masuk melewati portal di ‘Talang
Mbango’, Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur.
Jasa yang dijual di pintu masuk jembatan Kali
Setail tersebut adalah mengawal kendaraan roda empat ketika melintas di antara
dua pilar sempit agar tak tergores di kedua dinding pilar batu itu.
“Awas kaca spion. Kanan, kiri dan teruuusss.
Priiittt,” teriak ayah dari satu putri, itu, sembari memberi aba-aba kepada driver roda empat. Senin, 12 Nopember
2018.
Di tempat itulah, Tawon mengais rezeki.
Mengumpulkan rupiah demi rupiah dari lemparan para pengguna kendaraan yang
melintasi jalan sempit di antara dua pllar itu karena ‘jasa’ nya. Ketika ditanya berapa omzet dari mengawal
kendaraan di Talang Mbago, itu. Ia menjawab bahwa yang penting pekerjaan itu
halal dan ‘idep-idep’ bisa buat sangu anak putrinya ke sekolah. Katanya lagi,
pekerjaan itu hanya sambilan saja ketika ia tidak bekerja di sawah.
“Tergantung padat tidaknya kendaraan yang lewat.
Kalau yang lewat rame, ya hasilnya
ikut rame. Lima puluh ribu sampek
tujuh lima ribu rupiah, kok sehari. Tapi sering ‘diuncali’ rokok daripada duit,”
ungkapnya polos ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET di sela-sela mengawal
kendaraan.
Kegiatan itu, tuturnya, berawal dari gagasan dan
kreatifitasnya membaca peluang. Di samping secara kemanusiaan ia membantu
kelacaran arus lalu lintas yang berlalu lalung di portal jembatan ‘Talang
Mbango’, itu, tapi di sisi lain ia mendapat ‘berkah’ dari uluran tangan para
driver yang merasa terbantu perjalanannya.
“Jujur, sekarang banyak pihak yang ‘latah’ ikut-ikut
mengawal seperti saya. Padahal, semua itu berawal dari ide saya asli,”
pungkasnya.
Onliner :
roy enhaer
Photografer :
ikhsan suryadi