Bersih Desa dan Ruwatan di Desa Sumberagung, Kades Vivin : Air Tujuh Sumur, Panjatkan Syukur

AIR TUJUH SUMUR : Ketika kades Sumberagung Vivin Agustin genggam kendi dari air tujuh sumur. [ image : roy ]

DIPLOMASINEWS.NET - Sumberagung - Banyuwangi - Pagi itu, Jumat, 24 Mei 2024, acara tradisi ruwatan telah digelar di pendopo Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur. 

Catatan media online ini di tempat acara bahwa nguri - uri tradisi ruwatan yang tepat pada Jemuah Legi tersebut sebelumnya diawali dengan serangkaian ritualitas seperti nyekar di makam para sesepuh serta sosok yang pernah memimpin di desa itu. Tak hanya itu, sebelumnya juga digelar acara pengajian serta kegiatan reliji semua agama yang ada.

Sekadar catatan kaki bahwa ruwatan adalah salah satu ritual 'penyucian' yang masih dijalankan oleh sebagian besar masyarakat Jawa. Yang maknanya dibebaskan. Yakni sebuah upacara yang bertujuan membebaskan seseorang yang diruwat itu dari 'kutukan' yang membawa bahaya.

POTONG UJUNG RAMBUT : Ketika kades Sumberagung Vivin Agustin 'ngetok' pucuk rambut salah satu perangkat desanya. [ image : roy ]

Kemudian, sebelum ruwatan itu digelar, harus dipersyarati sejumlah ubo rampen atau syarat khusus yang mesti dipenuhi. Misalnya seperti sego atau nasi kuning yang melambangkan rezeki berlimpah, sego golong yang menyimboliskan rezeki yang berputar, sego tumpeng yang menggambarkan ungkapan syukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh - Nya. Ada juga nasi kabuli sebagai simbol keinginan agar harapan itu terkabul, jenang abang yang terbuat dari ketan dan diberi gula dan kelapa, bubur sengkolo yang melambangkan pembuangan atau menjauhkan sial, jajan pasar yang melambangkan rezeki yang melimpah dan terhindar dari masalah. Serta rujak legi sebagai simbol penafsiran.

Sementara itu, Kepala Desa Sumberagung, Vivin Agustin, ketika ditemui usai acara menuturkan bahwa gelaran bersih desa dan ruwatan tersebut merupakan tradisi yang harus diuri - uri eksistensinya. Harus dijaga serta dilestarikan yang positif keberadaan budayanya. 

Misanya, lanjut Vivin, bahwa acara yang ditanggapne wayang kulit semalam suntuk serta digelarnya ruwatan pada esok paginya itu sebagai salah satu bentuk tradisi rasa syukur kepada kepada Tuhan yang telah memberkahi, memberi rezeki keselamatan, kesehatan, serta kedamaian seluruh warga sekaligus keberlanjutan tugas - tugas seluruh pelayan rakyat di Desa Sumberagung. 

"Saya dan seluruh perangkat desa agar diberi kekuatan serta keberkahan dalam melayani seluruh warga," harapnya. 

Ketika ditanya kenapa ada ritual raup atau membasuh wajah dari air kendi dan gunting pucuk rambut terhadap kepala desa serta seluruh perangkat usai acara bersih desa? Dengan bahasa  budaya mengatakan bahwa air bening yang di dalam kendi itu diciduk dari tujuh sumur yang ada di setiap sudut di dusunnya. 

"Air adalah sumber kehidupan bagi semua. Bagi warga desa. Makanya kita semua wajib menyukurinya," pungkas kades Vivin. 

Onliners : Roy/Ham
Editor : Roy Enhaer
Pulisher : Oma Prilly

Related

Cover Story 6656547956741991118

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item