Tradisi 'Ruwatan Bersih Deso' di Desa Bulurejo, Kades Widarto : Intinya, Mohon Keselamatan dan Keberkahan - Nya

RUWAT BERSIH DESA : Kepala Desa Bulurejo, Widarto, ST ketika menggelar ruwatan bersih desa di pendoponya. [ image : roy ]

DIPLOMASINEWS.NET - Bulurejo - Banyuwangi - Pagi itu, Sabtu, 12 Agustus 2023, di pendopo Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur telah digelar acara ruwatan sebagai puncak kegiatan bersih desa dengan nanggap wayang purwo bersama dalang milenial Ki Restu Aji Nugroho dari Sumbermanggis, Barurejo, Siliragung, Banyuwangi. 

Catatan media online ini bahwa saat itu di pendopo Desa Bulurejo berubah auranya menjadi dan terasa njawani. Pasalnya, gending - gending Jawa yang adiluhung itu mengalun ritmis yang digendingkan para waranggono itu terdengar sejuk dan damai. Kemudian ditingkah oleh tetabuhan yang ditabuh para niyogo itu merambat dan menjalari simpul - simpul urat nadi hingga menusuk ke dalam kedung ceruk relung hati kemudian menyusur, menyelinap dan menyusup di kedalaman bilik - bilik jantung. Harmoni pun tercipta oleh suara gender, pukulan bonang, dengung gong, lengking suara peking, gesekan rebab, dan rancak suara gendang. Dan, gelaran ruwatan bersih desa di pendopo Desa Bulurejo itu terasa paripurna sekali. 

Dan, di sela - sela acara tersebut, pihak desa juga mengadakan acara kepedulian sosial dengan berbagi sembako yang disantunterimakan kepada sejumlah warga kurang mampu. 

UDAR KUPAT : Ketika kades Bulurejo, Widarto, ST dalam tengah lakukan 'udar kupat' bersama Ki Dalang dalam prosesi tradisi ruwatan Bersih Desa. [ image : roy ]

Sekedar catatan kaki bahwa dalam kosa kata Jawa, istilah ruwat bermakna luwar yakni terbebas atau terlepas. Artinya, ritual ruwatan yang digelar itu dimaksudkan agar seseorang dapat terbebas atau terlepas dari mara bahaya. 

Tradisi ruwatan itu berasal dari cerita pewayangan. Dikisahkan bahwa ada seorang tokoh bernama Batara Guru yang memiliki dua wanita, yakni Pademi dan Selir yang memiliki seorang anak lelaki bernama Wisnu. Dengan berjalannya waktu, Wisnu pun tumbuh menjadi orang yang berbudi luhur.

Ketika sang Batara Guru dan Selir tengah bercengkrama mengelilingi samudera sembari mengendarai seekor lembu, nafsu seksual Batara Guru ujug - ujug bergelora. Tetapi sang Selir menolak ajakan sang Batara Guru untuk bersenggama.

Dan, atas penolakan sang Selir itulah akhirnya 'sperma' Batara Guru jatuh ke tengah samudera. Sejurus kemudian, tetesan 'air hina' itu kemudian bermetamorfosa menjelma menjadi makhluk raksasa yakni Batara Kala.

Kemudian, si Batara Kala pun tumbuh menjadi sosok bertempramental jahat, culas dan suka unjuk rasa. Ternyata, karakter jahat tersebut terwarisi dari hawa nafsu ayahandanya yang tak terkendalikan.

Dalam perjalanan hidupnya, Batara Kala ketika lapar sering minta menu makanan yang berwujud manusia kepada Batara Guru. Dan, sang Batara Guru pun mengizinkannya dengan syarat tertentu yakni manusia yang menjadi santapannya adalah wong sukerta atau orang yang mendapat kesialan.

Contohnya seperti anak tunggal tanpa saudara atau ontang anting kebanting itu mesti diruwat. Makanya, seseorang yang dianggap terkena sial akan menjadi mangsa Batara Kala. Dan, kesialan itu bisa dilepaskan dengan cara melalui tradisi ruwatan.

Lebih jauh, bahwa tradisi
ruwatan itu merupakan upaya bertujuan untuk mendapatkan berkah berupa keselamatan, kedamaian, kesehatan, ketentraman jiwa, kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri  sendiri maupun di lingkup keluarga.

Dalam tradisi Jawa bahwa di pewayangan bahwa Batara Kala tersebut divisualisasikan sebagai makhluk raksasa tinggi  besar dan mengerikan. Sedangkan idiom kala bisa bermakna waktu. Artinya, jika siapa pun yang tidak memanfaatkan dan menghargai waktu dengan sebaik - baiknya akan termakan dan terlindas zaman sehingga menjadi orang dungu, bodoh, dan bebal yang ujung-ujungnya menjadi 'mangsa' sang Batara Kala. 

Sementara itu, Kepala Deda Bulurejo, Widarto, ST ketika ditemui usai acara ruwatan mengatakan bahwa sesungguhnya acara tradisi yang digelar di pendopo desanya itu lebih memohon keselamatan kepada Allah SWT agar seluruh warga desa terhindar dari mara bahaya. Dan, sebaliknya, agar lebih didekatkan dengan keberkahan dan hidayah - Nya. 

"Intinya, kami memohon atas Rahman dan Rahim -Nya," ucap orang nomor satu di desa itu mengakhiri. 

Onliners : Roy/Yad/Sup
Editor : Roy Enhaer
Publisher : Oma Prilly

Related

Cover Story 6743259865360547879

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item