Dialog Interaktif Banjir Kalibaru : Nasi Sudah Jadi Bubur, Bareng - bareng Kita Atur

DOSA SIAPA, SALAH SIAPA : Dialog Interaktif 'Alih Fungsi Hutan, Berkah dan Musibah untuk Siapa?' ( image : roy enhaer) 

DIPLOMASINEWS.NET - KALIBARU - BANYUWANGI - Bencana banjir bandang di wilayah Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur yang meluluhlantakkan serta menyapu bersih puluhan hunian rumah warga pada 03 November 2022 lalu itu akhirnya didialogkan bahkan diperdebatkusirkan atas sebab akibatnya di Ballroom Hotel Margo Utomo, Kalibaru, Minggu, 20 November 2022.

Catatan media online ini bahwa dialog interaktif bertajuk 'Alih Fungsi Hutan, Berkah dan Musibah untuk Siapa?' itu di - kick off atau digelar sekira pukul 09. 00 WIB.

Dialog interaktif yang diinisiasi oleh PC Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama ( ISNU ) Banyuwangi tersebut telah mengundanghadirkan sejumlah nara sumber yakni dua orang wakil rakyat DPR RI dari PDIP Sonny TP, dan DPRD Banyuwangi dari Golkar Ruliyono, Kepala Bappeda Banyuwangi, Dr. Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, M.Si, ketika serta manajer PTPN 12 Sanuri.

Masih catatan media online ini bahwa sebelum dialog interaktif itu digelar, ratusan audien yang hadir di acara tersebut lebih dulu diprakatai oleh ketua PC ISNU Banyuwangi Abdul Aziz dengan celotehan - celotehan nakal seperti bahwa bencana banjir bandang di wilayah Kalibaru itu tidak sekadar banjir air yang berdampak menghanyutkan puluhan rumah warga saja tetapi juga telah terjadi banjir yang lebih dahsyat lagi yakni 'banjir air mata'. 

Masih prakata Aziz bahwa banjir air mata tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk nyata betapa gegara lahan yang dulu tertanami tanaman keras seperti kopi, kakao dan karet tersebut kini telah tergantikan dengan tanaman tebu sehingga warga 'kehilangan' mata pencahariannya.

"Itulah banjir air mata," ucap Azis dalam prakatanya.

Masih catatan media online ini bahwa akhirnya gelaran  dialog interaktif bertajuk 'Alih Fungsi Lahan, Berkah dan Musibah untuk Siapa?' di Ballroom Hotel Margo Utomo 2 tersebut dimulai. 

Lanjut media online ini bahwa nara sumber Ruliyono, anggota legeslatif DPRD Banyuwangi berucap sekaligus membacakan catatan rekomendasinya yakni akibat dampak bencana alam banjir bandang di wilayah Kalibaru itu pihak menekankan agar sejumlah perkebunan seperti Jatirono, Kalikempit, PT Glenmore serta perkebunan Kalisepanjang tersebut yang selama ini lahannya ditanami tebu itu 'harus' dikembalikan lagi ditanami dengan tanaman keras seperti kopi, kakao dan karet.

Sedangkan nara sumber Sonny TP dari anggota DPR RI dalam merespon banjir bandang di wilayah Kalibaru tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak melarang pihak - pihak itu menanam tanaman tebu sejauh tidak 'merusak' ekosistem, kelestarian alam serta lingkungan hidup. 

Lanjut Sonny, silakan menanam tebu sejauh bisa menjaga keselamatan rakyat. 

"Bukankah keselamatan rakyat adalah hukum yang tertinggi?" ucapnya filosofis.

Di saat yang sama, nara sumber Sunari yang mewakili pihak PTPN 12 ketika berdialog berucap bahwa dalam konteks banjir bandang di wilayah Kalibaru dirinya menegaskan soal relokasi lahan yang diperuntukkan warga terdampak banjir itu telah disiapkan hunian sementara di perumahan emplasemen yang sudah disediakan oleh pihak PTPN 12 yaitu di Kebun Jatirono dan Kendenglembu.

Ketika dirinya dicegat media online ini usai dialog interaktif tersebut mengatakan bahwa pihak PTPN 12 selalu dan terus selalu berkoordinasi dengan pemerintah provinsi ( pemprov) Jawa Timur serta pemerintah kabupaten ( pemkab) Banyuwangi.

Tak hanya itu, lanjut Sanuri bahwa hari - hari pertama pasca banjir bandang Kalibaru tersebut pihaknya telah gerak cepat dan langsung menyalurkan bantuan nyata kepada warga terdampak.

"Kami, PTPN 12 telah bergerak cepat dan langsung turun ke lokasi korban banjir Kalibaru sekaligus menyalurkan sejumlah dana," terangnya mengakhiri.

Di tempat yang sama, Kepala Bappeda Banyuwangi, Dr. Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, M.Si, ketika bernara sumber dalam dialog interaktif itu mengatakan bahwa dalam konteks banjir bandang di Kalibaru beberapa waktu lalu itu, pihaknya sudah berupaya cukup keras demi percepatan serta penanggulangan dampak bencana tersebut.

Lanjutnya, bencana banjir bandang Kalibaru telah terjadi. Ibarat nasi telah menjadi bubur. Artinya, jangan pernah menyalahkan pihak siapa pun tapi bubur itu mesti kita menej agar menjadi kemanfaatan bersama.

"Semua pihak harus bersabar karena semua butuh proses," ucapnya memungkasi.

Onliners : Roy/Kun/Jef/Yad
Editor : Roy Enhaer
Publisher : Oma Prilly

Related

Cover Story 6707486875941059329

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item