'Samboisme' dan Martir Sang Brigadir

Oma Prilly

Apa kabarmu polisi? Apa kabarmu korps berseragam coklat - coklat? Pye kabare lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia hari - hari ini usai kasus Sambo dengan 'tego mentolo' membantai ajudannya sendiri hingga Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun itu? 

Masih sehat - sehatkah kau? Masih 'waras' kah jiwa raga, pikiran, jantung, usus, rempelo, inthil - inthil, ginjal, paru - paru, lambung, usus buntu, pencernakan dan juga hati nuranimu? 

Tidak mendengarkah kau bahwa usai tragedi berdarah - darah yang korbannya sang brigadir asal Jambi itu berimbas ekstrim negatif atas wajah dan marwah institusi kepolisian menjadi 'cibiran' publik di seantero republik ini? 

Tahukah bahwa institusi ber - uniform coklat - coklat itu kini telah 'dikuyo - kuyo' oleh jutaan rakyat di negeri ini usai Sambo Cs menciptakan 'drama' menembaki dinding sesaat setelah tangan besinya menembak batok kepala sang brigadir yang telah tertelungkup berlumur darah di lantai. Sadistik, barbarian. Tega setega - teganya, gila segila - gilanya dan 'psikopat' sepsikopat - psikopatnya. 

Pertanyaan dan kegeraman ratusan juta rakyat awam di negeri Pancasila ini bahwa lha wong dengan sesama korps The Police saja bertindak tega melibasnya apalagi dengan rakyat yang bukan sebagai apa - apa di negeri ini. 

Dan, tahukah kau bahwa berjuta - berjuta rakyat awam di negeri ini di dalam  memori mereka sudah berada di level 'no trust' alias tak ada kepercayaan sama sekali atas apa pun yang 'berbau' warna coklat meski banyak toko atau warung yang masih menjual susu coklat.

Sesungguhnya jutaan rakyat di negeri ini sama sekali tak ada urusan dengan siapa dibunuh siapa, pelakunya siapa dan siapa korbannya tetapi mbok yao sebagai aparat pelayan dan pengayom rakyat itu bekerja melayani rakyat dan jangan malah menjadi 'gendruwo' atau hanya menakut - nakuti rakyat.

Pertanyaanya, bahwa akan seperti apakah dan dibawa kemanakah wajah institusi kepolisian negeri ini pasca kasus Sambo Cs itu nanti? 

Ataukah jangan - jangan Sambo yang sekarang ini masih semacam pucuk dari 'gunung es' kemudian di bawahnya masih bercokol 'Sambo - Sambo' lain yang kokoh berdiri tegak di kedalaman yang paling dalam? 

Ataukah jangan - jangan masih terdapat 'ajaran Samboisme' yang akan tetap hidup laten serta diuri - uri di dalam kedalaman dan di tempat yang paling dalam sana.

Akhirnya, kita mesti tancapkan bendera setengah tiang atas gugurnya sang brigadir dan beraroma kembang itu.

Bukankah sang brigadir itu telah bersedia berkorban sebagai 'martir' demi menguak gelapnya kegelapan di institusi di mana dia mengabdi selama ini?

Bukankah kesediaannya sebagai 'ujung tembak' itu patut dikenang dan dicatat jasa - jasanya? Bukankah sesungguhnya 'garis pati' nya itu sebagai awal titik picu dan titik berangkat atas 'wajah bernanah' di dalam kedalaman 'warna' coklat - coklat itu? 

Selamat jalan, sang brigadir. Semua rakyat kecil di negeri ini telah menaburkan kembang di atas kuburmu dan berbelasungkawa atas kepahlawananmu.

Oma Prilly
Senin, 04 September 2022.

Related

Cover Story 2938948663155418753

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item