Sakit Paru Tak Kunjung Sembuh, Nekat 'Kendat' Usai Subuh

Courtesy : mapolsekcluring 

DIPLOMASINEWS.NET - BENCULUK - BANYUWANGI -

Garis hidup manusia memang beragam  ketika dijemput kematian. Salah satunya adalah dengan cara kendat atau gantung diri.

Peristiwa pilu itu dialami oleh lelaki bernama Anwar, 67 tahun, warga Dusun Krajan RT 03 - RW 03, Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. 

Dan, lelaki itu ditemukan telah menggantung diri di bawah pohon nangka,

Selasa, 27 September 2022, 04.00 WIB, usai bedug subuh.

Catatan DIPLOMASINEWS.NET di lokasi kejadian perkara ( TKP ) bahwa lelaki yang diketahui telah lama mengidap sakit paru - paru akut itu kepada istrinya acapkali mengeluh sakit atas penyakitnya itu. 

Tak hanya itu, lelaki yang mengakhiri hidupnya dengan model kendat di bawah pohon nangka itu sebelumnya terucap dari mulutnya sangat ingin memungkasi hidupnya dengan gantung diri karena sakit dan penyakit yang telah lama disandangnya itu.

Masih catatan media daring ini bahwa sekira pukul 04.00 WIB, ketika istrinya keluar dari dalam rumah, tetiba suaminya ditemukan telah menggantung tak bernyawa di pohon nangka dengan seutas tali tampar di pojok halamannya.

Sementara itu, kapolsek Cluring AKP Agus Priyono, SH ketika di - confirm media online ini  membenarkan bahwa telah terjadi peristiwa lelaki gantung diri di wilayah hukumnya.

Lanjutnya, bahwa peristiwa lelaki bernama Anwar tersebut mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di halaman rumahnya di bawah pohon nangka dengan seutas tali tampar yang menjerat lehernya.

Masih lanjut kapolsek Cluring itu bahwa dalam peristiwa yang memilukan itu pihaknya telah menemukan sejumlah barang bukti ( BB ) seperti tali tampar warna kuning sepanjang 3 meter, sebuah dingklik setinggi kurang lebih 5 sentimeter, serta sepasang sandal warna biru. 

Masih ucapnya lagi bahwa korban meninggal murni gegara gantung diri karena mengidap sakit paru - paru yang telah menahun. 

"Korban meninggal di TKP dan murni gantung diri," tandas orang nomor satu di Mapolsek Cluring itu mengakhiri. 

Contributor : Budi Bronk

Editor : Roy Enhaer

Publisher : Oma Prilly