Ada 'Sengkuni' di Rekonstruksi Sang Putri
http://www.diplomasinews.net/2022/08/ada-sengkuni-di-rekonstruksi-sang-putri.html
Hingga dua bulan terakhir ini, lakon 'telenovela' yang berepisode - episode soal 'pembantaian' sang brigadir bocah dari Jambi dan yang aksinya dilakonkan oleh 'Sambo and His Gang' itu benar - benar menyita dan mengalahkan berita - berita utama lain di negeri ini.
Ratusan juta pasang mata publik di negeri Pancasila ini benar terhipnotis oleh kompleksitas, kerancuan, manipulatif dan kerumitan yang 'sengaja' dirumit - rumitkan atas kasus oknum polisi 'mbedil' polisi di rumah dinas polisi itu.
Bukankah sudah jelas secara fisik bahwa di dalam rumah dinas polisi itu ada sosok tubuh tergeletak gegara 'didor' timah panas dan tajam hingga tubuhnya terjerembab tanpa nyawa di lantai dengan berlumur dan bermandikan darah merah segar?
Bukankah cara berpikir orang awam itu semestinya polisi yang dibekali bedil oleh negera itu layaknya menembak penjahat? Kenapa lakon 'sinetron' di Duren Tiga itu justru yang diterjang peluru adalah 'koncone' polisi sendiri sesama baju coklat?
Ada 'sengkuni' kah di dalam kedalaman tubuh institusi polisi di negeri ini selama ini?
Lihat saja ketika 'drama' rekonstruksi yang digelar di 'locus delicti' atau tempat kejadian pembantaian itu bahwa salah satu saksi mahkota sekaligus tersangka utama itu tidak berseragam oranye seperti tersangka lain yang bertuliskan 'tahanan bareskrim polri'.
Tapi kenapa istri mantan kadiv propam itu justru berbaju dan bercelana putih plus sepatu putih ketika adegan 'tidur - tiduran' di ranjang dalam adegan rekonstruksi itu?
Pertanyaannya, benarkah pihak terkait telah kehabisan stok seragam oranye buat sang Putri? Ataukah jangan - jangan ada 'sengkuni' yang berada di balik panggung sebagai 'dirijen' atas kasus kematian sang brigadir itu? Bukankah sang Putri sejak beberapa hari lalu diperiksa berjam - jam dan akhkirnya digedok sebagai tersangka namun belum juga 'menghuni' di kegelapan dan pengapnya di balik jeruji besi bareskrim polri?
Ataukah barangkali seragam tahanan oranye itu masih sedang dijahit di tailor sehingga belum bisa dipakai sang Putri dalam reka ulang yang banyak pengamat menilai beraroma 'rekayasa' oleh tangan - tangan 'sengkuni' yang tersembunyi itu?
Dan, ketika banyak mulut publik yang 'nyinyir' atas melihat 'drama' rekonstruksi di layar kaca itu adalah sesuatu yang manusiawi dan amat wajar - wajar saja.
Sesungguhnya ratusan juta hati rakyat di negeri ini sangat mensport, apresiatif, dan membela korp baju coklat itu, tetapi 'mereka' itu tak pernah sadar bahwa pihaknya telah dibela agar ke depannya menjadi baik - baik saja.
Tetapi ratusan juta rakyat di negeri selalu 'diakali' saja oleh 'mereka' yang seharusnya sebagai pelindung keamanan dan kedamaian bersama.
Tapi ya sudahlah. Wong ratusan juta rakyat di Nusantara ini telah memiliki pameo bahwa betapa pun seseorang menyimpan bangkai di dalam frezzer, cepat atau lambat, besok pagi atau lusa hari akan tetap saja bau busuknya tercium lobang hidung.
Dan, jangan lupa. Secerdik dan 'sesengkuni' akal sang Putri tetap saja tak bisa bersembunyi dari kalimat : 'no crime is perfect' alias tak pernah ada kejahatan yang sempurna.
Oma Prilly
Kamis, 31 Agustus 2022.