'Tersungkur' di Borobudur
http://www.diplomasinews.net/2022/06/tersungkur-di-borobudur.html
Oma Prilly |
Penggalan lirik lagu Koes Plus sekian dasa warsa berbunyi 'bong kuburan Cino, wong lek sombong bakal ciloko' itu kini benar - benar menimpa seorang publik figur di negeri ini gegara jempol tangannya yang 'nrithis' itu mencuit serta menebartaburkan gambar 'jibles' atau mirip wajah seseorang simbol negara yang dijadikan 'guyonan' dan 'stand up comedy' di stupa candi Borobudur.
Bukankah siapa saja jika menabur angin akan menuai badai di kemudian hari? Bukankah siapa pun yang mulutnya 'celometan' dan jempolnya pencat - pencet tanpa filter di twitter itu cepat atau lambat, besok atau lusa akan terjerembab dan 'melungker'?
Entah kenapa dan untuk tujuan apa serta apa sesungguhnya yang dicari? Kenapa di era digitalisasi seperti hari ini justru banyak 'wong edan' yang nalarnya putus, nafsunya kebablas tanpa kenal batas, tabung - tabung otaknya kotor karatan dan berdaki, sok usil, 'kemlinthi', keminter tapi keblinger, pintar - pintar bodoh bahkan apa saja yang dilihatnya selalu dijadikan obyek celaan, hujatan dan cacian.
Gejala apakah semua itu? Kenapa kini banyak orang merasa superior, paling benar, suka 'ngegas' tapi tak pernah 'ngerem', beraksi congkak tak pernah menghitung dampak. Tak pernah mampu selesaikan masalah justru malah menciptakan masalah, 'menghina' keberagaman,
'mencela' kebhinekaan dan suka menyerempet - nyerempet, serta 'bermain api' di wilayah religi, personal dan sensitif.
Benar kata Koes Plus, 'bong kuburan mayit, wong lek sombong bakal kecepit'. Siapa yang sombong bakal terjepit.
Dan, siapa pun yang omong ngawur dan tak pernah diukur, besok atau lusa akan 'tersungkur' di Borobudur.
Oma Prilly
Jumat, 17 Juni 2022