Kandidat Cari Panggung, Rakyat di Bawah Masih 'Mbambung'
http://www.diplomasinews.net/2022/06/oma-prilly-meski-pesta-demokrasi.html
Oma Prilly |
Meski pesta demokrasi sekaligus 'prasmanan' pilihan presiden ( pilpres ) di negeri ini masih dua tahun lagi, ternyata para kandidat yang 'belum jelas' anatominya itu sudah mulai mondar - mandir 'ngalor - ngidul' menawarkan diri mereka.
Seperti lazimnya setiap kali menjelang helatan demokrasi apa pun dan pada level apa pun di negeri Pancasila ini pasti para kandidat itu selalu menghebat - hebatkan diri mereka di depan hidung jutaan rakyat yang sesungguhnya belum benar - benar jelas dan teruji kehebatannya.
Semua itu adalah keniscayaan dan sah - sah saja dalam jagat demokrasi. Silakan dan tak ada yang melarang ketika para kandidat yang akan bertarung pada pilpres mendatang itu untuk 'menjual' dagangan politik apa saja kepada para calon pemilih di negeri ini.
Sesungguhnya jutaan rakyat di negeri Nusantara ini otaknya tak pernah pusing atas siapa pun kelak yang terpilih sebagai orang nomor satu di republik ini. Jutaan rakyat juga 'ora gumun' bahwa kandidat yang itu berpasangan dengan yang ini. Yang di sana merangkul yang di sini. Wajah yang itu diusung oleh partai ini. Kandidat agamis cocoknya menggandeng yang nasionalis. Calon berbaju warna ini lebih pas jika dipasangkan dengan baju itu. Terserah sampeyan para kandidat itu saja maunya mau memilih konstruksi seperti apa pada pertarungan pilpres nanti.
Hanya saja, dalam konteks di atas rakyat sekadar titip harapan serius agar para kandidat yang akan berlaga di 'kenduri' helatan pilpres nanti agar tidak main - main dan atau mempermainkan hak dasar dan kedaulatan rakyat. Buktikan di depan hidung dan mata tajamnya rakyat agar dibayar tunai hak - hak rakyat seperti, sandang, pangan, papan murah dan mudah, ongkos sekolah murah serta biaya kesehatan tidak melangit.
Sekali lagi, jangan biarkan hidup rakyat 'mbambung' atau menggelandang tak terurus tapi semantara sampeyan yang 'di atas' sana sibuk mencari panggung demi yang belum tentu untuk rakyat.
Bukankah sampeyan tidak pernah bisa menjadi apa pun di negeri katulistiwa ini tanpa suara rakyat dan 'campur tangan' kehendak - Nya?
Oma Prilly
Sabtu, 04 Juni 2022