Meski Harga Melambung Tinggi, Rakyat Tetap 'Sakti'

Oma Prilly

Silakan saja para pengambil keputusan dan orang 'pinter' di atas sana mengeksekusi harga kebutuhan primer rakyat di negeri Nusantara ini  dilambungkan hingga melejit di atas langit, jutaan rakyat 'ora gumun' atau tidak pernah merasa heran sedikit pun. Justru rakyat malah 'menantang' dan berteriak sembari bertanya kenapa kok sudah lama banget 'bensin' tidak dinaik - naikkan harganya? 

Jangankan sekadar antre minyak goreng yang langka dan mahal, bahkan meski solar dan pertalite dipindahhargakan pun seperti sekarang, rakyat di negeri ini tidak pernah terimbas olehnya. Pasalnya jutaan rakyat tidak pernah 'ngurus' seberapa mahal  harga minyak sawit dan harga minyak mentah per barrelnya.

Bahkan andai negeri ini pun 'diembargo' oleh siapa saja, rakyat di negeri ini dengan 'kesaktian' yang dimiliki tersebut tidak akan pernah 'mati kelaparan' karenanya. 

Bukankah bangsa ini pernah dikolonialisasi oleh kolonial hingga tiga setengah abad lamanya tetapi masih  'survival', masih tetap hidup dan malah semakin tertawa - tertawa saja saban hari?

Makanya, buat para pengambil kebijakan yang 'tak bijak' itu agar jangan coba - coba menakut - nakuti rakyat negeri ini yang terkenal 'sakti mandraguna' itu. 

Sekali lagi, jutaan rakyat di negeri zamrut katulistiwa ini jangan 'disodori' soal minyak goreng mahal dan langka. Pasti tidak pernah 'gumun' karena jika tak ada minyak goreng untuk menggoreng pasti akan beralih dengan cara 'menggodok' atau direbus. 

Dan, jika harga BBM terus melejit hingga 'sundul' langit pun, rakyat di negeri Nusantara ini tetap saja antre membeli hingga berjubal dari pagi ke pagi hari lagi. 

Akhirnya, silakan pihak BUMN 'dodolan' BBM bersubsidi itu berbandrol tinggi setinggi - tingginya, rakyat di negeri ini tidak akan pernah 'mengeluh' dan sakit hati. 

'Saktikah' rakyat di negeri yang tanah airnya terkenal dengan 'gemah ripah loh jinawi' itu? 

Oma Prilly

Sabtu, 02 April 2022