'Berjamaah' ke Mall, Tarawih Tersisa Imam dan Bilal
Oma Prilly |
Puasa Ramadan tinggal menghitung hari. Tetapi buat saya sangat 'tak pantas' jika ibadah puasa fardu ini harus dihitung atas sudah berjalan seberapa harikah yang saya lakoni? Buat saya hitung - hitungan itu 'tak penting'. Tapi yang saya pentingkan adalah hanya dan hanya ke - ridho - an saja di hadapan - Nya. Bukankah sesungguhnya Tuhan Maha Menilai atas apa yang dilakonkan hamba - hamba - Nya?
Jangan salah jika saya menyebut bahwa ibadah puasa ini telah memasuki sektor di 'sepuluh kilometer' terakhir.
Biasanya, di kilometer ke sepuluh ini acapkali terjadi beragam 'gangguan' yang 'merusak' puasa dan sekaligus salat tarawihnya.
Betapa tidak. Ketika tarawih di awal puasa kemarin, barisan shaf salat tarawih di musala dan masjid benar - benar overload atau sesak berjejal hingga bersujud di pojok serambi di bawah bedhug. Bahkan jamaah tarawih pun hingga 'mbeber kloso' alias menggelar tikar dan koran di sela - sela berseraknya sepatu dan sandal di pelataran.
Dan, ketika puasa merambat di pertengahan bulan, shaf jamaah tarawih yang di awal puasa menggelar tikar tersebut, perlahan dan pasti semakin menyusut barisannya dan bahkan hengkang dan hilang tak berbekas entah kemana.
Kemudian ketika hari kesepuluh terakhir seperti sekarang ini, shaf jamaah tarawih yang awal puasa dulu 'empet - empetan' atau rapat, kini barisannya semakin renggang dan lengang tak terisi.
Dan, kenapa shaf jamaah tarawih menjadi renggang dan lengang setiap kali mendekati injury time atau detik - detik Lebaran? Jawabnya ternyata jamaah tarawih utamanya 'emak - emak' tersebut 'tarawih' mereka bergeser di pusat - pusat perbelanjaan dan di keramaian mall.
Kenapa hal itu mesti terjadi pada setiap detik - detik terakhir ketika menjelang Idul Fitri tiba?
Kenapa yang seharusnya dinomorsatukan dan diutamakan itu jamaah tarawihnya tetapi justru dinomorduakan dan lebih memilih 'berjamaah' di pusat - pusat perbelanjaan dan kehirukpikukan serta kepalsuan - kepalsuan duniawi di balik kaca etalase mall?
Akhirnya, saya tak bisa membayangkan ketika tarawih di malam terakhir di ujung Ramadan nanti.
Dan, saya tidak berharap ketika tarawih yang di awal Ramadan dulu berjejal itu, kemudian di ujung Ramadan nanti hanya 'menyisakan' imam dan seorang bilal saja karena jamaahnya bergeser di pusat - pusat perbelanjaan serta meliarkan nafsu belanja mereka demi 'menyambut' Idul Fitri.
Oma Prilly
Ramadan, Minggu, 24 April 2022.