Sembilan 'Jabang Bayi' dan Oknum Guru Ngaji
Masih ingatkah berita viral seviral - viralnya atas kasus 'predator seks' yang pelaku utamanya oknum ustad pemilik pondok pesantren di Bandung beberapa waktu silam itu? Masih ingatkah kita bahwa modus yang dilakoni oleh oknum guru ngaji itu 'menggagahi' belasan santri perawan yang masih 'kinyis - kinyis' yang notabene mereka adalah murid asuhnya sendiri?
Tak hanya itu, akibat aksi 'hayawani' oknum ustad pengasuh ponpes tersebut akhirnya menciptakan keharubiruan, kemirisan yang mengiris - iris hati sekaligus kegeraman sosial.
Pasalnya, dari belasan santriwati yang 'dianu' oleh 'anunya' oknum ustad itu, akhirnya telah lahir sembilan 'jabang bayi'. Telah lahir manusia - manusia baru tanpa dosa yang kelak akan bertanya siapa sesungguhnya bapak biologis mereka.
Jujur, tulisan saya ini tidak sedang menyeret - nyeret kasus 'predator kelamin' itu ke wilayah hukum. Juga tidak sedang menyoal bahwa pelakunya harus diganjar hukuman mati atau hukuman apa pun. Tetapi tulisan ini lebih memotret perilaku menyimpang atas makhluk yang bernama manusia.
Dan, tulisan ini juga sama sekali tidak sedang menuding jidat, mengutuk atau menyumpahserapahi pelaku 'seks mania' itu.
Juga tulisan ini tidak sedang menyeret - nyeret pelaku predator seks tersebut agar dipenjara seumur hidup atau dihukum mati. Meski jika melihat aksi bejatnya itu benar - benar ekstrim di luar batas kemanusiaan bahkan telah memasuki wilayah 'kehewanan'.
Tak hanya itu, saya juga sangat prihatin seprihatin - prihatinnya atas belasan korban yang pasti traumatik seumur hidup akibat aksi bejat moralitas oknum ustad tersebut.
Bukankah sembilan 'jabang bayi' yang lahir tanpa dosa itu kelak jika sudah dewasa akan bertanya siapa sesungguhnya bapak biologis mereka?
Saya berharap dengan sangat agar peristiwa yang mengiris - iris hati, meluluhlantakkan nilai - nilai kemanusiaan dan 'mengotori' dunia ustad itu tidak terulang lagi.
Duh Gusti, kenapa di negeri ini telah terjadi aksi oknum guru ngaji hingga 'memproduksi' sembilan 'jabang bayi'?
Oma Prilly
Jember, Rabu, 16 Maret 2022.