Ketika Boneka Dijadikan ‘Berhala’


Ketika usia masih bocah dan ‘umbelen’ dulu, saya tak pernah sejenak pun lepas dari boneka sebagai teman bermain. Saya peluk, belai, elus, ciumi dengan tumpahan kasih sayang penuh. Bahkan ‘benda mati’ itu saya ajak omong, bercanda, senda gurau dan ketawa - ketiwi sepanjang hari.


Tapi ketika usia beranjak dewasa, semua itu saya lepastinggqlkan. Sudah sangat tak pantas dan lucu untuk dilakoni lagi.


Tetapi hari - hari ini bahwa ternyata boneka yang hanya teman bermain dan milik bocah - bocah kecil itu kepemilikannya telah ‘direbut’ oleh bocah - bocah ‘gede’ untuk maksud, tujuan dan motif ‘nyeleneh’ atas kefungsiannya.


Akhirnya, boneka yang sesungguhnya hanyalah sebentuk boneka itu menjadi kondang lantaran dijuluki sebagai ‘spirit doll’ atau boneka arwah.


Dan, kemudian boneka ‘bernyawa’ itu semakin menjadi viral ketika berada di lingkaran ‘bocah - bocah gede’ bernama selebritis di negeri ini. Bahkan harga  boneka itu pun hingga mencapai puluhan juta rupiah jika ingin mengadopsinya.


Menurut berita yang berseliweran di media sosial bahwa ‘benda mati’ yang telah berubah menjadi ‘boneka arwah’ tersebut oleh mereka diperlakukan layaknya bocah hidup. Ia oleh pemiliknya juga diajak jalan - jalan kemana pun, diberi hidangan makan dan minum layaknya bocah beneran. 


Pertanyaannya, gejala apakah ini? Benarkah peradaban ‘jahiliyah’ yang menuhankan benda mati di era - era dahulu itu kini telah nyata - nyata hadir pada hari ini dan di negeri ini?


Sudah ‘menclek’ kah cara berpikir dan berlogika para manusia ‘beruang’ alias banyak uang itu hingga kebingungan membelanjakan duit mereka tetapi justru ‘dihambur - hambur’ kan hanya untuk merawat ‘benda mati’ belaka? 


Benarkah mereka yang mentasbihkan diri sebagai kaum milenial berbaju modern tetapi cara berpikir dan hatinya masih ‘sebelum masehi’? Bukankah daripada duit dibelanjakan untuk hal - hal yang tidak realistis seperti itu akan lebih mulia dan indah jika disantunkan kepada bocah -bocah yatim piatu dan janda - janda terlantar yang masih sangat membutuhkan uluran kepedulian kita?


Bukannya dalam konteks tersebut saya sok menyinyiri privasi pihak lain tapi hanya ‘ngilingne’ atau mengingatkan agar tidak ‘terpeleset’ menyegalakan segala - galanya bahwa ‘boneka arwah’ yang sekadar ‘benda mati’ itu dimohonkan ‘berkahnya’ atas segala urusan manusia di dunia yang sangat sejenak waktunya ini? 


Kenapa mereka beramai - ramai ‘menuhankan’ benda yang sesungguhnya itu adalah ciptaan Tuhan. Kenapa sama sekali  tidak tergerak pikiran dan hati mereka meyakini seyakin - yakinnya bahwa hanya Tuhan Yang Maha Tunggal saja yang telah menciptakan  jagat raya segenap isi dan yang sanggup berkehendak atas segala makhluk ciptaan - Nya? 


Akhirnya, senyampang fenomena ‘spirit doll’ itu belum kebablasan dijadikan ‘segala - galanya’, dijadikan ‘tuhan’ oleh mereka yang menggandrunginya itu agar pihak - pihak terkait sesegera mungkin ‘meluruskan’ biar tidak menggelinding menjadi bola liar dan multi tafsir di negeri paling agamis di seluruh jagat ini.


Dan, juga mumpung ‘sesuatu’ itu belum terlanjur jauh dijadikan ‘berhala’ modern oleh manusia - manusia yang berlebih dan bertumpah materi.


Oma Prilly

Sabtu, 08 Januari 2022

Related

Cover Story 4204308379150916806

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item