Semeru ‘Marah’, Semeru Taburkan ‘Berkah’
Oma Prilly |
Tak berat hatikah jika kita kibarkan bendera setengah tiang sebagai simbolisasi berkabung atas sedulur - sedulur di lereng, di lembah dan di ngarai gunung Semeru yang lebih dulu menghadap kepada - Nya, itu?
Pastikan bahwa ‘kemarahan’ gunung Semeru yang meluluhlantakkan apa saja si sekitarnya itu akan menumbuhkan keberkahan bagi manusia siapa saja di negeri ini.
Berpikirlah yang luas seluas samudra bahwa erupsi Semeru itu tak akan pernah terjadi jika tanpa izin - Nya.
Pernahkah otak kita berpikir jika dari kedalaman perut gunung Semeru itu telah termuntahkan jutaan ton material seperti pasir salah satunya?
Bukankah jika kita melihat erupsi Semeru itu hanya sebagai bencana dan bencana tetapi otak dan hati kita tidak pernah menilainya sebagai keberkahan bagi makhluk siapa saja?
Bukankah wilayah Lumajang merupakan sentra material ‘pasir abadi’ tak pernah habis hingga bisa dinikmati keberkahannya dari generasi ke generasi tanpa harus ‘kulakan’ kemudian tinggal menunggu tumpahan dari lubang kepundan puncak Mahamerunya?
Masih adakah keberkahan lain atas erupsi Semeru? Sebut saja ‘keberkahan politis’ yang boleh siapa saja para petualang politik ‘pasang wajah’ di hamparan debu vulkanik dan di antara reruntuhan puing - puing rumah para korban bencana demi mencari ‘panggung’ dan sebagai bekal menghadapi pertarungan di sejumlah pesta demokrasi pada tahun - tahun mendatang.
Bukankah di balik erupsi dan kemarahan Semeru itu justru membawa berkah?
Sekali lagi. Ada waktukah kita rundukkan kepala heningkan cipta sejenak untuk mereka yang lebih dulu menghadap kepada - Nya?
Oma Prilly
Lumajang, Kamis, 09 Desember 2021