Hari Ibu dan Tetes ‘Air Susu’
Berbahagialah para kaum ibu ketika pada setiap 22 Desember dinobatkan sebagai Hari Ibu ( Mother’s Day ). Saya bersyukur dilahirkan oleh - Nya secara fisik bergender sebagai perempuan sekaligus seorang ibu.
Bagi saya, momentum Hari Ibu itu adalah betapa kaum ibu telah ‘dimuliakan’ karena memang peran ibu begitu sangat mulia di setiap dimensi hidup dan kehidupan.
Seorang ibu adalah merupakan ‘persemaian’ atas benih - benih, cikal bakal atas generasi makhluk yang bernama manusia itu dalam keberlangsungan hidupnya tanpa bermaksud ‘mengesampingkan’ peran seorang bapak.
Sebutan ibu selalu dijadikan predikat penting, misalnya ibu kota, ibu jari, dan bahkan ibu pertiwi.
Dan, ketika momentum Hari Ibu itu saya kontekstualkan dengan kondisi ‘ibu pertiwi’ hari ini di negeri ini, pasti beliau akan ‘mbrebes mili’, menangis sesenggukan melihat anak - anaknya yang berperilaku ‘nakal’ itu tak pernah lagi menghargai.
‘Kenakalan’ anak - anak yang terlahir dari rahim ibu pertiwi itu selalu berulah dengan aksi saling ‘memangsa’ sesama saudara sendiri. Anak yang berkuasa dan berposisi selalu mengusai anak yang dikuasai dan kemudian mencaplok tanpa peduli.
Anak - anak Ibu Pertiwi hampir sepanjang hari dari pagi hingga pagi lagi ‘hoby’ nya saling mencaci, fitnah, dan provokasi yang oleh mereka telah dijadikan ‘alat produksi’ demi keuntungan pribadi di zaman teknologi tinggi ini.
Akan tidak bersedihkah Ibu Pertiwi yang menggendong dan menyusuinya itu? Akan tidak sembab kelopak matanya dan luruh air bening Ibu Pertiwi di Hari Ibu kali ini?
Jujur, saya sebagai ibu yang ‘mewakili’ Ibu Pertiwi sepertinya tak sanggup lagi ‘nuturi’ anak - anak yang terlahir dari rahim dan jiwa raganya terukir dari tetes air susunya.
Akhirnya, saya rebah dan pasrahkan kepada dzat Yang Maha Melahirkan.
Happy Mother’s Day, Dirgahayu Hari Ibu 2021.
Oma Prilly, Rabu, 22 Desember 2021.