Antara Taiwan dan Banyuwangi, Berakhir di Meja Polisi
Ini ‘true story’. Kisah nyata tentang cinta di dunia maya. Dunia penuh janji yang berakhir saling ingkar janji. Dunia penuh bius asmara yang berujung teririsnya hati tercabik dusta.
Tentang dua manusia beda jenis yang tengah ditelikung asmara. Terasa nyata tapi sesungguhnya hanya kata_kata dari mulut penuh busa. Dua gumpal hati saling memanah di dunia maya. Hati wanita di negeri Taiwan dan jantung lelaki di Banyuwangi.
Hati lelaki umbar janji dari hidup hingga mati. Hati wanita tersenyum penuh hamparan bunga. Paduan dua belah hati berikrar penuh getar di rongga dada. Dan, garis_garis cinta terlukis di wajah mereka.
Hati wanita terkesima oleh kentalnya cinta. Cinta lelaki belahan hatinya. Hati lelaki mulai ingkar. Tak hanya kenyang mengagungkan cinta semata. Baginya, cinta tak sekadar cinta. Cinta butuh hidup. Hidup itu butuh tumpukan harta. Untuk menangguk harta, lelaki mesti gadaikan cinta. Memperniagakan cinta pada wanita pujaannya.
Tak hanya mengirim berita cinta. Tapi, hati wanita itu juga mengirim ratusan juta rupiah pada lelaki pujaannya. Dari tanah Taiwan menuju Banyuwangi. Harta tak bernilai apa_apa jika dibanding dengan cinta lelaki tambatan hatinya.
Bulan berganti bulan. Cinta dua sejoli itu merana dan perlahan_lahan mati. Hati wanita mencarinya tapi cinta lelaki itu hilang di tikungan jalan. Semakin sulit cinta dikejar. Dari Taiwan berburu cinta hingga Banyuwangi. Kehilangan cinta sekaligus kehilangan harta ratusan juta.
Akhirnya, dengan berbekal cinta dusta, wanita itu menggugat ke meja polisi. Menggugat kisah nyata asmaranya yang teringkari. Juga harta yang dibawa lari oleh cinta lelaki. Lelaki yang mencuri jantung hati dan mencuri harta dari tetesan keringatnya sendiri.
Cinta mereka telah mati dan berakhir di meja polisi.
@roy_enhaer
Banyuwangi, Saturday, September 17, 2016
( Lima tahun lalu, kisah nyata ini di - publish lagi hari ini )