Ketika ‘Wartawan’ Berburu Parsel Lebaran
http://www.diplomasinews.net/2021/05/ketika-wartawan-berburu-parsel-lebaran.html
Roy Enhaer |
KETIKA saya menjadi ‘wartawan – wartawanan’ belasan tahun lalu hingga pada hari – hari menjelang lebaran H minus dua minggu seperti sekarang ini, sejak starting position dari rumah sudah pasang kuda – kuda, menyimpan sejumlah jurus dan menata stamina, menyiapkan nyali dan ngrai gedheg atau menebalkan muka agar terbebas dari rasa malu ketika tengah antre parcel di depan pintu gerbang instansi.
Apakah peristiwa perburuan omplong wafer, lengo klentik, satu sachet kecap manis, sabun korah - korah cair, dan sebotol sirup setiap jelang lebaran itu sebagai bentuk ikatan solidaritas dan simbolitas sosial antara para pemburu dengan yang diburu?
Ataukah peristiwa take and give pada setiap detik – detik lebaran itu bisa terkategorikan sebagai bentuk gratifikasi antara dua pihak yang telah bersimbiosis mutualistik kemudian dikemas sedemikian cantik dan ditransaksionalkan pada momentum jelang hari raya?
Pertanyaan lain, sesungguhnya tumpukan buntelan plastik kresek parcel hari raya itu bersumber dan dipangkaskan dari pos anggaran belanja apa? Dari institusional ataukah dari duit personal?
Pertanyaan saya lagi, kenapa sejumlah institusi ‘dinas’ sebagai obyek yang diburu tersebut sejak jauh hari telah menyediakan bingkisan lebaran kepada para ‘pemburu parcel’ pada setiap jelang lebaran seperti sekarang ini?
Apa sesungguhnya yang terjadi dan tersembunyi di balik atas semua itu? Jika dibedah, adakah berita di balik berita di dalamnya? Mungkinkah bingkisan seplastik kresek itu sebagai bagian dari modus ‘tutup mulut’ untuk menjinakkan saya agar tidak selalu nyiyir dan akhirnya menjadi nyoyor?
Akhirnya, setiap tahun jelang lebaran, sepeda motor butut saya seperti layaknya mlijo atau penjaja pedagang keliling hingga pating ceranthel dan sarat penuh kaleng biskuit yang tergantung di kaca spion, jok belakang, di stang setir, dan juga saya masukkan di dalam tas punggung yang tergantung di punggung.
Apakah para wartawan yang bukan ‘wartawan – wartawanan’ seperti saya itu juga beraksi serupa? Atau jangan – jangan ‘mereka’ juga beraksi sebangun tetapi cuma modus operandinya saja tidak sevulgar dan setelanjang seperti saya dengan cara incang – inceng dan ndepipas - ndepipis di pintu, dan jentrek – jentrek di depan meja instansi sejak pagi hingga menjelang senja hari.
Finally, meski aslinya status saya sekadar ‘wartawan – wartawanan’, toh aksi perburuan parcel lebaran yang saya lakoni setiap Ramadan itu berjalan sesuai rencana dan hasilnya sukses.
Dan, kesuksesan itu akhirnya membawa berkah di bulan yang penuh barokah ini. Kemudian kebarokahan itu telah membarokahi dan menghiasi meja ruang tamu saya yang penuh dengan omplong biskuit dan sirup warna – warni demi menyambut lebaran nanti.
Roy Enhaer
Banyuwangi, Ramadan, Sabtu, 08 April 2023.