Demo Mahasiswa Jember, Tolak Undang – Undang Ciptaker
GUGAT OMNIBUS LAW : Mahasiswa Jember unjuk rasa tolak Omnibus Law.
[ courtesy : kaempe/roy ]
DIPLOMASINEWS.NET_JEMBER_Bertepatan
dengan Hari Santri Nasional, Kamis, 22 Oktober 2020, ratusan mahasiswa di Jember
tumplek blek turun ke jalan lagi menolak dan menggugat Omnibus Law, Undang – Undang
Cipta Kerja.
Ratusan mahasiswa yang terhimpun dalam
Aliansi Jember Menggugat [ AJM ] tersebut berjalan kaki yang diawali dari depan jalan double way Universitas Jember [ UNEJ ] hingga di prapatan
depan Kantor DPRD Jember.
Mata kamera DIPLOMASINEWS.NET ketika memotret di lapangan bahwa orasi
para mahasiswa itu isinya tetap menolak keputusan pemerintah dan DPR yang telah
mengesahkan Undang – Undang Cipta Kerja.
Dari atas mobil, para mahasiswa dengan menentang pengeras suara
itu berteriak bahwa undang – undang tersebut dinliai telah jauh dari roh dan
nilai – nilai yang terkandung dalam Pancasila, juga UUD 1945.
“Dengan disahkannya undang – undan cipta kerja tersebut, kami akan
mengajukan mosi tidak percaya kepada pemerintah dan DPR RI,” teriak salah satu
mahasiswa dari atas mobil.
Teriaknya lagi, karena undang – undang itu dibuat telah mengkhianati amanat konstitusi dan hanya
condong ‘membela’ kepentingan pemilik modal dan ‘mematikan’ hajat hidup rakyat.
Dalam orasinya, para mahasiswa itu juga mengecam keras tindakan represif
aparat dalam mengamankan unjuk rasa pada 8 Oktober, lalu.
"Bukankah unjuk rasa itu dijamin oleh konstitusi dan hak
setiap warga negara?” tanya orator dari mahasiswa di depan gedung DPRD Jember,
itu.
Catatan media online ini
bahwa aksi unjuk rasa yang digelar di depan bundaran DPRD Jember itu membuat
jalan kea rah Semanggi ditutup dengan barikade kawat duri. Dan, akses lalu
lintas menuju Jalan Kalimantan, Jalan Jawa, dan Jalan Sumatra juga ditutup
total.
Dari sisi pengamanan, polres Jember telah menurunkan sedikitnya 800
personel, TNI 150 personel kemudian dibantu dari Brimob Polda Jatim 150
personel.
Hingga waktu menunjuk pukul 16.00 WIB, aksi demo ratusan mahasiswa
Jember tolak Omnibus Law tersebut masih saja berlangsung.
Onliner : roy enhaer
Publisher : oma prilly