Kepala Desa Tampo, DR. Hasyim Ashari : Bukan ‘Barisan Sakit Hati’, tapi Soal ‘Dobel’ Tunai
http://www.diplomasinews.net/2020/08/kepala-desa-tampo-dr-hasyim-ashari.html
WAJAH
DESA TAMPO : Kantor Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur. [
source : tmp/roy enhaer/diplomasinews.net ]
|
DIPLOMASINEWS.NET_TAMPO_BANYUWANGI_Beberapa
hari lalu, DR. Hasyim Ashari, kepala desa Tampo, Kecamatan Cluring. Banyuwangi.
Jawa Timur, telah memenuhi panggilan aparat di Mapolsek Cluring, Banyuwangi.
Dipanggilnya
orang nomor satu di Desa Tampo itu oleh aparat, karena telah dilaporkan warganya
atas dugaan penerima ganda dari program bansos tunai [ BST ] Kemensos tambahan senilai Rp. 600. 000 setiap KK, tersebut.
Ketika
di – confirm di pendopo desanya, Rabu,
12 Agustus 2020, kades Hasyim itu
membenarkan jika beberapa hari lalu dirinya telah hadir di mapolsek Cluring
guna klarifikasi atas program bansos tunai [ BST ] kemensos yang human error dan sehingga terjadi kegandaan nama dan alamat, tersebut.
“Iya,
atas nama warga Desa Tampo telah melaporkan kami ke mapolsek atas program BST
Kemensos yang diduga ada penerima ganda,” ucap kades alumni Universitas Gajah Mada [ UGM ] itu, di pendopo
desanya, Rabu, 12 Agustus 2020.
SOAL
INI, BUKAN ITU : Kepala Desa Tampo, DR. Hasyim Ashari ketika ditemui DiPLOMASINEWS.NET
di pendopo desanya. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ]
|
Masih
ucapnya, warganya sebanyak 41 kepala keluarga [ KK ] yang menerima bansos tunai
[ BST ] senilai Rp. 600 ribu itu diduga telah terjadi kegandaan atau dobel nama dan alamat. Masih ucapnya,
contohnya jika dalam satu KK pihak suami dan istri secara bersama – sama
mendapat BST. Itu yang disebut ganda.
“Masak
suami dan istri sama – sama dapat BST?” tanya orang nomor satu di Desa Tampo
itu.
Masih
ucapnya, sesungguhnya pihak pemerintah desa hanya menerima sesuai by name
dan by address itu dari kemensos.
Dan, jika terjadi kegandaan pihaknya wajib mengembalikannya lagi ke pihak
Negara.
“Semua
sudah clear, kok. Semua yang dobel sudah saya kembalikan ke Negara,
dan tidak ada pelanggaran,” pungkasnya.
Tapi
ketika ditanya mungkinkah pelaporan yang mengatasnamakan warga itu terkait
dengan ‘saldo politik’ dari sisa – sisa ‘barisan sakit hati’ pada pilkades
tahun lalu? Kades Tampo, DR. Hasyim
Ashari itu tak menjawab sepatah kalimat pun. Hanya senyam – senyum
saja.
Onliner : roy enhaer/oma prilly
Publisher
: oma prilly
Source
: diplomasinews.net