‘Senyum Dinasti’ atau Senyum Sejati


Roy Enhaer
Ibu, saya salah satu rakyat di antara jutaan rakyat Banyuwangi yang sangat berharap agar senyum itu dipelihara dan dipertahankan. Dan, jangan pernah senyum itu berhenti sejenak pun demi rakyat banyak.

Meski senyum itu sekadar animasi gambar tak bergerak, tetapi di balik semua itu tersirat ketulusan senyum keibuan atas jutaan anak – anaknya di kabupaten ini. Bukankah senyum dan kasih sayang ibu itu sepanjang jalan dan zaman dibanding dengan senyum anak yang hanya sepanjang penggalah saja?

Ibu, buktikan bahwa senyummu di sepanjang jalan itu bisa dibuktinyatakan ketika engkau esok hari telah benar – benar menjadi seorang ‘ibu utama’ atas jutaan rakyat di kabupaten ini.

Buktikan bahwa senyum itu tidak hanya untuk
orang – orang di sekitarmu saja. Jangan hanya untuk saudara – saudaramu saja. Jangan hanya untuk para kolega, para koloni, dan bahkan jangan pernah berpikir sedikit pun untuk interes pribadi, dulurisme, koncoisme, dan apalagi untuk kepentingan trah atau lingkaran dinasti.

Ibu, saya terasa ‘risih’ karena sangat sering mendengar bahwa senyum dan kasih sayang yang benar – benar tulus itu justru selalu disalahdugakan, disalahtafsirkan, disalahterjemahkan, disalahhujatkan, disalah – bully – kan, dan bahkan disalahfitnahkan sebagai ‘senyum dinasti’.

Ibu, tetap rawat dan jaga senyum itu. Abaikan meski ‘mereka’ menggonggong, jangan pernah berhenti dan bawalah senyum itu berlalu demi menemui, menjumpai, menyuai, dan menyenyumi jutaan rakyat di kabupaten ini.

Berani dan bernyalikah jika hari – hari ini engkau berjalan dan terus berjalan menemui kemudian menyapa atas jutaan anak – anakmu di kabupaten ini meski telapak kakimu itu berdarah – darah dan penuh nanah?

Sekali lagi, jadilah ibu untuk anak – anakmu. Dan, senyum itu bukan soal menang atau kalah, bukan soal kuasa dan kekuasaan, tetapi sejauh mana ketulusikhlasan senyum itu buat jutaan anak – anak yang masih ‘megap – megap’ dan haus kasih sayang di kabupaten ini. Bukankah kasih sayang dan senyum seorang ibu itu tidak pernah mengharap dan menghitung untung - rugi soal materi atas anak – anaknya?  

Buktikan bahwa senyum itu bukan sekadar ‘senyum dinasti’, tetapi benar – benar mesti dibuktinyatakan sebagai senyum sejati.

©roy enhaer
Banyuwangi, Minggu, 26 Juli 2020.

Related

Cover Story 4702501922824361781

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item