‘Senyum Dinasti’ atau Senyum Sejati
http://www.diplomasinews.net/2020/07/senyum-dinasti-atau-senyum-sejati.html
Roy Enhaer |
Ibu,
saya salah satu rakyat di antara jutaan rakyat Banyuwangi yang sangat berharap
agar senyum itu dipelihara dan dipertahankan. Dan, jangan pernah senyum itu berhenti
sejenak pun demi rakyat banyak.
Meski
senyum itu sekadar animasi gambar tak bergerak, tetapi di balik semua itu
tersirat ketulusan senyum keibuan atas jutaan anak – anaknya di kabupaten ini. Bukankah
senyum dan kasih sayang ibu itu sepanjang jalan dan zaman dibanding dengan
senyum anak yang hanya sepanjang penggalah saja?
Ibu,
buktikan bahwa senyummu di sepanjang jalan itu bisa dibuktinyatakan ketika
engkau esok hari telah benar – benar menjadi seorang ‘ibu utama’ atas jutaan
rakyat di kabupaten ini.
Buktikan
bahwa senyum itu tidak hanya untuk
orang
– orang di sekitarmu saja. Jangan hanya untuk saudara – saudaramu saja. Jangan hanya
untuk para kolega, para koloni, dan bahkan jangan pernah berpikir sedikit pun
untuk interes pribadi, dulurisme, koncoisme, dan apalagi untuk kepentingan
trah atau lingkaran dinasti.
Ibu,
saya terasa ‘risih’ karena sangat sering mendengar bahwa senyum dan kasih sayang
yang benar – benar tulus itu justru selalu disalahdugakan, disalahtafsirkan, disalahterjemahkan,
disalahhujatkan, disalah – bully – kan,
dan bahkan disalahfitnahkan sebagai ‘senyum dinasti’.
Ibu,
tetap rawat dan jaga senyum itu. Abaikan meski ‘mereka’ menggonggong, jangan pernah
berhenti dan bawalah senyum itu berlalu demi menemui, menjumpai, menyuai, dan
menyenyumi jutaan rakyat di kabupaten ini.
Berani
dan bernyalikah jika hari – hari ini engkau berjalan dan terus berjalan menemui
kemudian menyapa atas jutaan anak – anakmu di kabupaten ini meski telapak kakimu
itu berdarah – darah dan penuh nanah?
Sekali
lagi, jadilah ibu untuk anak – anakmu. Dan, senyum itu bukan soal menang atau
kalah, bukan soal kuasa dan kekuasaan, tetapi sejauh mana ketulusikhlasan
senyum itu buat jutaan anak – anak yang masih ‘megap – megap’ dan haus kasih sayang
di kabupaten ini. Bukankah kasih sayang dan senyum seorang ibu itu tidak pernah
mengharap dan menghitung untung - rugi soal materi atas anak – anaknya?
Buktikan
bahwa senyum itu bukan sekadar ‘senyum dinasti’, tetapi benar – benar mesti dibuktinyatakan
sebagai senyum sejati.
©roy
enhaer
Banyuwangi,
Minggu, 26 Juli 2020.