Kades Bomo, Ir. Moh. Sutikno : Hotmix dan Pavingisasi ‘Gelontoran’ dari Provinsi
http://www.diplomasinews.net/2020/07/kades-bomo-ir-moh-sutikno-hotmix-dan.html
'HOTMIX'
BOMO : Salah satu akses jalan menuju wisata Pantai Ria Bomo, Desa Bomo,
Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, itu ketika tengah di – hotmix. [ image :
roy enhaer/diplomasinews.net ]
|
DIPLOMASINEWS.NET_BOMO_BANYUWANGI_Pemerintah
Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, yang dikepaladesai Ir. Moh. Sutikno,
itu selalu berusaha untuk berakselerasi memacu selangkah dua langkah lebih
cepat. Misalnya, soal pembangunan fisik infrastruktur berupa akses jalan yang
membelah, melintang dan membujur hingga di sudut – sudut dusun.
Ketika
mata kamera DIPLOMASINEWS.NET memotret titik – titik kegiatan ‘mbangun dalan’ atau
pengerjaan akses jalan di sejumlah dusun di Desa Bomo, tersebut, ternyata
terdapat 6 [ enam ] titik yang dikerjakan oleh kelompok masyarakat [ pokmas ]
desa itu. Dan, enam titik itu terdiri dari empat proyek pavingisasi dan dua
titik lainnya berupa jalan hotmix yang
menuju ke arah wisata Pantai Ria Bomo.
“Tugas
utama kepala desa itu melayani hajat hidup segenap warga di desa. Bukankah salah
satu yang harus dilayani itu adalah kenyamanan dan keamanan akses jalan?” tanya
kades Bomo ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET,
di sela – sela kegiatan pengerjaan jalan di dusunnya, Kamis, 16 Juli 2020.
Lanjut
kades Bomo, bahwa sebanyak 6 [ enam ]
titik kegiatan akses jalan tersebut berasal dari hasil ‘bidikan’ dana provinsi
dengan nominal Rp. 200. 000. 000 [ dua ratus juta rupiah ] per titik.
“Jika
enam titik dikali dua ratus juta rupiah, ya
sama dengan satu milyar dua ratus juta rupiah,” terang orang nomor satu di Desa
Bomo, itu.
Lebih
jauh Sutikno berucap bahwa untuk memacu progresifitas pembangunan apa pun di
desa, pihaknya harus banyak dan kaya gagasan. Masih ucapnya, jika di level
kabupaten ‘tidak ada apa – apa’, pihaknya akan mencoba untuk ‘membidik’ pada
level di atasnya.
“Sejauh
semua itu positif, dan bermanfaat buat rakyat, kenapa tidak diuber? Bukankah kita harus pro rakyat
kemudian mendengarkan suara rakyat?” tanya kades
Bomo, itu.
Kalimat
pungkasnya, ketika pihaknya telah membuktinyatakan kegiatan pavingisasi dan hotmixisasi di sejumlah dusun di desa
Bomo, pihak kabupaten hanya bisa mengucapkan terima kasih saja.
Masih
ucap kades Bomo, untuk ‘nembus’ ke sana, semua pasti dibutuhkan link – link dan komunikasi terus menerus. Faktanya, pemdes Bomo mampu mbangun
wajah desa dari dana provinsi. Dan, pihak kabupaten responnya hanya matur nuwun.
“Pasalnya,
jika dana dari kabupaten itu nanti bener – bener mudun ke desa, kan bisa
dialokasikan pada pos – pos anggaran lain. Kabupaten hanya bisa matur nuwun, tok,” pungkas kades Bomo, Ir. Moh. Sutikno, ketika menyudahi wawancaranya bersama
DIPLOMASINEWS.NET, di pendopo desanya, Kamis, 16 Juli 2020.
Onliner
: roy enhaer/oma prilly
Editor
: roy enhaer
Publisher
: oma prilly
Source
: diplomasinews.net