‘Syukuran’ Bedah Rumah, Tawa dan Haru Tumpah di Rubaniah
http://www.diplomasinews.net/2020/06/syukuran-bedah-rumah-tawa-dan-haru.html
TAWA DAN HARU : Sejumlah orang peduli yang tengah ber – selfie di rumah baru Nenek Rubaniah. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ] |
DIPLOMASINEWS.NET_SAMBIMULYO_BANYUWANGI_
Wajah Nenek Rubaniah dan anaknya, hari itu,
Sabtu, 06 Juni 2020, benar - benar sumringah.
Pasalnya, wanita senja tujuh puluh tahun yang dulu pernah menempati ‘gubug
derita’ yang tak layak huni tersebut, kini telah ‘disulap’ menjadi rumah baru,
kokoh, sehat dan sangat ‘pantes’ untuk dihuni.
Catatan
DIPLOMASINEWS.NET, bahwa Rubaniah yang tercatat sebagai warga RT 04 – RW 04, Dusun
Sambirejo, Desa Sambilmulyo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, itu,
sejak pagi telah menampakkan kegembiraan hati. Dan, kesumringahan hatinya itu sanggup mengusir garis – garis renta di
wajahnya.
RUMAH ‘OLD’ RUBANIAH : Di rumah inilah Nenek Rubaniah dahulu berdiam bersama anak lelakinya. [ courtesy : aris/roy enhaer ] |
“Enggih, griyo kulo ajeng dibrokohi
kalih cah enom – enom niku,” ucap Nenek Rubaniah polos, ketika ditanya DIPLOMASINEWS.NET, soal kenapa
banyak orang datang dan ada sejumlah ‘tumpeng’ di dalam rumah barunya itu,
Sabtu, 06 Juni 2020. Maksudnya, rumah baru miliknya itu oleh paramuda telah digelar acara syukuran.
Sementara itu, Aris, salah satu personal komunitas Samber, ketika dijumpai media online, ini di lokasi bedah rumah, berucap bahwa aksi social bedah rumah milik Nenek Rubaniah tersebut, hingga hari ke tujuh ini telah menelan anggaran Rp. 16. 000.000 [ enam belas juta rupiah ].
Sementara itu, Aris, salah satu personal komunitas Samber, ketika dijumpai media online, ini di lokasi bedah rumah, berucap bahwa aksi social bedah rumah milik Nenek Rubaniah tersebut, hingga hari ke tujuh ini telah menelan anggaran Rp. 16. 000.000 [ enam belas juta rupiah ].
DONATUR BEDAH RUMAH : Sejumlah donatur yang telah peduli berdonasi di bedah rumah Nenek Rubaniah. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ] |
Lanjut
Aris, dan nominal sebesar enam belas juta rupiah itu yang telah tercatat dalam
bentuk tunai, tapi dana dari para donator dalam bentuk barang seperti semen,
pasir, kayu, dan batako atau material – material lain tersebut tidak bisa
dinilai nominalnya.
“Intinya,
kami para komunitas peduli social telah dengan tanpa pamrih berbuat yang
positif. Contohnya, bedah rumah milik Mbah
Rubaniah, itu,” urai Aris, usai acara ‘brokohan’ di rumah si Embah, itu.
Masih
ucap Aris, secara tradisi bahwa ‘brokohan’ adalah bentuk rasa syukur kepada Tuhan,
atas perkenan dan izin - Nya ketika para komunitas pemuda itu melakukan hal – hal positif hingga berhasil.
‘BROKOHAN’ BEDAH RUMAH : Para komunitas pemuda tengah berbagi ‘tumpeng’ di rumah Rubaniah. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ] |
“Meski
tak seorang pun pemangku desa yang hadir, tapi brokohan jalan terus. Doakan saja, agar yang hadir di sini semuanya
diberkahi oleh – Nya,” pungkas Aris, saat memungkasi wawancaranya bersama
DIPLOMASINEWS.NET, usai brokohan,
Sabtu, 06 Juni 2020.
Di
tempat terpisah, Hariyono, salah satu dedengkot
Lopas, mengatakan bahwa dirinya
bersama teman – teman yang selama ini peduli atas wong cilik itu, merupakan
para pejuang tangguh dan berjuang hingga titik terakhir.
Dengan semangat tinggi, ia berucap bahwa meski satu orang mem- bully, tetapi di luar sana masih ada seribu orang peduli, dan kemudian lakukan jika tangan kiri ber - selfie, jangan lupa tangan kanan memberi.
Ucapnya
lagi, dalam acara syukuran di rumah baru milik Nenek Rubaniah itu benar – benar tercipta suasana bahagia, ceria,
suka cita bercampur dengan rasa haru yang tumpah menjadi satu. Menyelinap di sudut
– sudut hati dan mengalir di seluruh urat nadi.
“Semua
rasa itu akhirnya tumpah di rumah Nenek
Rubaniah,” pungkas Hariyono sembari berkaca – kaca kepada DIPLOMASINEWS.NET, Sabtu,
06 Juni 2020.
Onliner
: roy enhaer/oma prilly