Penggagas Bedah Rumah, Hariyono : Kini, Rubaniah Tak Takut Lagi ‘Kebrukan’ Rumah
http://www.diplomasinews.net/2020/06/penggagas-bedah-rumah-hariyono-kini.html
RUBANIAH DAN WAJAH SUMRINGAH : Nenek Rubaniah, 70 tahun, di depan rumahnya yang kini tengah dibedah. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ] |
DIPLOMASINEWS.NET_SAMBIMULYO_BANYUWANGI_
Untuk
berbuat baik dan beraksi peduli pada sesama tidak harus menjadi orang – orang birokrasi.
Faktanya, komunitas pemuda yang menyebut diri Lopas [ Lingkaran Organisasi Peduli Amal Sosial ] dari Blokagung,
dan Samber [ Sambimulyo Bersatu ]
dari Desa Sambimulyo tersebut telah membuktinyatakan dengan beraksi sosial ‘mbedah’
rumah milik Nenek Rubaniah, 70 tahun,
warga Dusun Sambirejo, RT 04/RW 04, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo,
Banyuwangi, Jawa Timur,
Sementara
itu, Hariyono, penggagas aksi social bedah rumah, ketika dijumpai
DIPLOMASINEWS.NET, di lokasi bedah rumah, Jumat, 05 Juni 2020, berucap penuh
semangat bahwa aksi peduli atas bedah rumah milik Nenek Rubaniah, itu bersama kawan – kawannya benar – benar dilakoni
tanpa pamrih dan tendensi apa pun.
“Jujur,
kami tidak pernah pamrih secuil pun atas bedah rumah ini. Semua yang kami
lakoni hanya urusan hati dan panggilan jiwa,” tegas Hariyono, ketika di – interview DIPLOMASINEWS.NET, di lokasi
bedah rumah milik Nenek Rubaniah, itu,
Jumat, 05 Juni 2020, sore.
‘WELCOME’ DI BEDAH RUMAH : Dedengkot Lopas dan Samber ketika mempersilakan siapa saja untuk menengok bedah rumah milik Rubiah. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ] |
Tegasnya
lagi, karena semua yang dilakukannya itu adalah soal kepedulian sesama dan
tentang panggilan jiwa, maka dirinya bersama kawan – kawanya akan melawan jika
ada pihak – pihak yang mencoba ‘ngrusuhi’ kegiatan sosial bedah rumah yang kini
sedang dilakoninya itu.
“Kami
sakarang sedang sangat serius dan focus pada bedah rumah, ini. Kami tidak
sedang main – main jika urusan dengan wong
cilik seperti Nenek Rubaniah, ini,” tegas Hariyono dengan wajah serius.
Masih
tegasnya, siapa pun yang berani mengganjal dan bahkan berani ngaku – ngaku atau meng – klaim jika
aksi bedah rumah yang kini tengah dilakoninya itu kemudian dipelintir, atau dipolitisasi sebagai alat pencitraan oleh pihak –
pihak lain, pasti komunitas pemuda itu tak akan tinggal diam.
Lebih
tegas lagi, lelaki berambut gondrong itu berucap bahwa aksi social bedah rumah
tersebut sumber dananya benar – benar berasal dari sejumlah donator yang
memiliki gagasan, kepedulian, hati dan jiwa yang sama.
Masih
kata Hariyono, sejak awal ngeduk
pondasi hingga rumah milik Nenek
Rubaniah itu rampung lima puluh persen, semua material dan tetek bengek - nya
berasal dari penggalangan dana para komunitas Lopas dan Samber.
“Silakan
dicatat, sejak nggali pondasi hingga masang boto dan ngunggahne
genteng, semuanya hasil tetes keringat kami – kami, ini,” tegas Hariyono, dedengkot komunitas Lopas ketika berwawancara dengan DIPLOMASINEWS,NET, Jumat, 05
Juni 2020.
Kalimat
pungkasnya, hingga hari ini komunitas Lopas dan Samber telah mengantongi dana sepuluh
jutaan rupiah dari sejumlah donator yang peduli.
Sekali
lagi silakan catat, tegas Hariyono, berikanlah apresiasi pada paramuda yang
kini tengah beraksi ‘mbedah’ rumah milik wong cilik dan tak berpunya itu. Pasalnya,
jika ada pihak yang ‘mulut’ nya bengak
- bengok bahwa pernah nyumbang puluhan juta rupiah pada Nenek Rubaniah atas rumahnya yang ‘siap
ambruk’ itu, pihaknya merasa dihinakan harga dirinya.
‘MATUR NUWUN’ RUBANIAH : Rubaniah, wanita senja tujuh puluh tahun itu, berucap matur nuwun pada paramuda yang peduli dan ikhlas membedah rumahnya. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ] |
“Itu
adalah soal harga diri. Makanya, jika ada pihak ‘sebelah’ yang berkoar – koar di
jalanan bahwa pernah nggelontor uang
sepuluh juta rupiah dan Nenek Rubaniah wajahnya sumringah adalah hoax,”
pungkas Hariyono, dengan nada getem –
getem ketika melihat tayangan wawancara
di salah satu channel TV, itu.
Di
tempat terpisah, Nenek Rubaniah, 70
tahun, yang rumahnya dibedah oleh komunitas pemuda itu awalnya cukup
memprihatinkan ketika mendiami rumah gedheg
– nya yang hampir ambruk itu bersama anak lelakinya.
“Kula seneng, griyo kulo didandosi
kalih cah enom – enom niku,” ucap Nenek Rubaniah, ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, di depan
rumahnya yang tengah dibedah itu, Jumat, 05 Juni 2020.
Mata
kamera DIPLOMASINEWS.NET, memotret bahwa ternyata wajah Rubaniah yang sumringah itu bukan karena bantuan duit dari pihak – pihak yang pernah meng
– klaim itu, tetapi sesungguhnya
berasal dari upaya dan tindakan nyata dari para komunitas Lopas dan Samber.
“Kulo matur nuwun kalih bocah enom –
enom niku. Kulo sakniki mboten wedi ajenge kebrukan omah,” pungkas Nenek Rubaniah dengan wajah penuh sumringah. Maksudnya, nenek tujuh puluh
tahun itu kini tidak merasa was – was lagi rumahnya terancam roboh.
Onliner
: roy enhaer/oma prilly