Ketua ASKAB, Anton : Tak Hanya ‘Ngurus’ Dana dan Nominal, Tapi juga Soal Kultural


TAK SEKEDAR ‘NGURUS’ DANA : Anton Sujarwo, ketua ASKAB, itu menegaskan bahwa kepala desa tidak hanya ‘sibuk’ dengan dana, dana dan dana saja, tetapi juga harus dan sanggup ‘memanusiakan’ warganya. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ]  
DIPLOMASINEWS.NET_BENCULUK_BANYUWANGI_Siang itu, 22 Juni 2020, destinasi wisata De Djawatan di Desa Benculuk, Banyuwangi, itu terasa berbeda. Pasalnya, seluruh kepala desa se Banyuwangi yang terhimpun dalam asosiasi kepala desa [ ASKAB ] tersebut tumplek blek menggelar acara bertajuk : Konsolidasi Akbar dan Halal bi Halal.

Acara yang dikemas penuh kekerabatan itu dihadiri bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dan seluruh jajaran forpimda Banyuwangi.

Tepat pukul 13.15 WIB, acara yang digagas asosiasi kepala desa se – Banyuwangi, itu ceremonial opening – nya diawali dengan munggah – nya ketua asosiasi kepala desa [ ASKAB ], Anton Sujarwo, di atas mimbar.

Di atas mimbar, Anton yang juga kepala desa Aliyan itu mengajak seluruh kepala desa se – Banyuwangi agar selalu bekerja keras dan cerdas, juga penuh semangat dalam melayani hajat hidup segenap warga di desanya masing – masing.

Lebih dari itu, di ujung lontaran pidatonya yang ‘tajam’ itu, Anton mengharap dengan sangat kepada bupati agar jangan ‘memangkas’ alokasi dana desa [ ADD ] yang sesungguhnya menjadi ‘nafas’ seluruh desa se – Banyuwangi, itu. Aplaus seluruh kades pun menggema atas ‘keberanian’ pidato substansial ketua ASKAB tersebut.

TOMBAK, TOMBOK DAN ‘TEMBAK’ : Ketua ASKAB, Anton Sujarwo, berucap kepada onliner DIPLOMASINEWS.NET, bahwa seorang kepala desa itu sangat multi – fungsi. Bisa menjadi ujung tombak, ujung ‘tombok’ dan bahkan menjadi ujung ‘tembak’ di tengah – tengah pengabdiannya. [ image : nanang/diplomasinews.net ]
Sementara itu, ketua ASKAB, Anton Sujarwo, ketika di - interview DIPLOMASINEWS.NET usai acara mengatakan bahwa gelaran konsolidasi dan halal bi Halal di wisata De Djawatan, di Benculuk, yang penuh persaudaraan seluruh kades se - Banyuwangi itu dinilai cukup sukses.

Masih kata Anton, untuk mengundanghadirkan para kades se – Banyuwangi, itu ternyata bukan pekerjaan gampang. Pasalnya, para kades tersebut hampir tidak pernah bisa menyisihkan waktu karena kesibukan mereka.

“Betapa pun, acara kali ini saya anggap sukses. Karena hampir sembilan puluh persen tementemen kades telah hadir di acara akbar ini,” ucap Anton bangga ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, Senin, 22 Juni 2020.     

Ketika DIPLOMASINEWS.NET mencecar pertanyaan seputar pidato pamungkasnya soal ‘kurang setuju’ atas ‘pemangkasan’ dana ADD tersebut, Anton menjawab dengan tegas dan lugas.

Menurut Anton, jika dana tersebut benar – benar ‘dicuil’ keutuhannya pasti akan berefek panjang dan berderet – deret di dalam pemerintahan desa.

Jika ‘pemangkasan’ ADD itu benar – benar terjadi, kata Anton, pasti akan berefek meluas, panjang, berderet – deret kemudian berpengaruh atas berkurangnya penerimaan tunjangan terhadap kepala desa, BPD, hingga RW dan RT.

“Seluruh perangkat desa akan terdampak jika pemangkasan dana itu benar – benar terjadi. Dampaknya akan terasa mulai dari tunjangan kades, BPD hingga RW dan RT,” ucap Anton lugas ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, usai acara akbar, itu, Senin, 22 Juni 2020.

Lebih jauh, ketua ASKAB tersebut mengatakan bahwa tugas pokok dan fungsi dirinya sebagai ketua asosiasi kades se – Banyuwangi itu, sesungguhnya tidak sekadar ‘ngurusi’ gelontoran dana dan dana saja.

Masih ucap Anton, bahwa seluruh kades se - Banyuwangi yang terhimpun dalam asosiasi tersebut sesungguhnya tupoksi mereka lebih luas cakupannya.

Tupoksi para kades, lanjut Anton, tidak sekadar soal urusan birokrasional saja, tetapi seorang kades juga harus paham soal cultural di tengah masyarakatnya yang heterogen dan krusial.

“ Lebih – lebih di tengah pandemic COVID-19, seperti sekarang ini. Hampir seluruh persoalan yang menyangkut kerakyatan, semua muaranya di pemerintahan desa,” terang Anton yang juga kepala desa Aliyan, itu, serius.

Masih terang Anton, seorang kades di samping sebagai ujung tombak, di sisi lain juga bisa menjadi ujung tombok, dan bahkan ujung ‘tembak’ atas kesibukannya sebagai orang nomor satu dan ‘pelayan’ rakyat di desanya.

“Jangan pernah sekali pun ‘menuduh’ bahwa seorang kades bisanya hanya ngutakngatik urusan gelontoran dana dan dana saja,” tegas Anton.

Tegasnya lagi, seorang kades sesungguhnya urusannya teramat kompleks. Semua problematika rakyat di desa selalu ‘ditabrakkan’ lebih dulu di meja kepala desa. Mulai dari urusan warga melahirkan, kemiskinan, keterdampakan wabah Corona, keamanan dan keselamatan bahkan tuntutan kesejahteraan warga, hingga kematian dan lain – lain yang bersifat emergency.

“Tak hanya urusan birokrasional dan nominal. Tetapi seorang kades tak boleh abaikan soal sosiocultural di tengah – tengah problematika warganya,” pungkas ketua ASKAB itu ketika menyudahi wawancaranya bersama DIPLOMASINEWS.NET, usai acara konsolidasi akbar di destinasi wisata De Djawatan, Senin, 22 Juni 2020.

Onliner   : oma prilly/nanang susanto
Editor      : roy enhaer
Source    : diplomasinews.net

Related

Cover Story 7220389356630051799

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item