Penyanyi Multitalenta, Wandra : Meski ‘Revolusi’, Tetap ‘Warna’ Banyuwangi
http://www.diplomasinews.net/2020/05/penyanyi-multitalenta-wandra-meski.html
‘RUH’
BANYUWANGI : Wandra, penyanyi, musisi, arranger, dan sekaligus owner OneNada, itu
berucap bahwa sampai kapan pun ia tetap cinta music etnis Banyuwangi. [ image :
roy enhaer/diplomasinews.net ]
|
Lelaki
lajang berusia 25 tahun itu, di samping sebagai penembang dan musisi, dia juga
memiliki studio recording berlabel, One Nada,
yang berdiri megah di jalan raya Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa
Timur.
Ketika
DIPLOMASINEWS.NET, bertandang di studio megahnya di kawasan Desa Sraten, usai
tarawih, Minggu, 03 Mei 2020, mengatakan bahwa sebagai pelaku seni, dirinya berupaya
untuk memajukan jagat musik, utamanya musik khas Banyuwangi, Kendang Kempul.
Tak
hanya itu, Wandra juga telah berani ‘merevolusi’ musik Kendang Kempul yang
selama ini hanya ‘begita - begitu’ tersebut menjadi warna yang lebih modern.
Artinya, dirinya telah mengkolaborasikan sejumlah unsur musik untuk ‘dikawinkan’
dan melebur ke dalam etnis Banyuwangian.
Jelasnya, revolusi musiknya itu disebut dengan, warna music Pop-O, atau Pop
Osing.
Ucapnya
lagi, sebagai musisi dirinya butuh kemerdekaan ekspresi, inspirasi dalam berkaya
sejauh tidak ‘melupakan’ ciri khas dan kemurnian style Banyuwangi yang selama ini ada.
ONE
NADA DAN DIPLOMASI : Ketika onliner DIPLOMASINEWS.NET, ‘belusukan’ di studio
OneNada usai wawancara bersama sosok multitalenta, Wandra. [ image : oma
prilly/diplomasinews.net ]
|
“Justru
music etnis Banyuwangian tersebut
menjadi hidup ketika bersentuhan dengan warna music lain.” terang Wandra yang
juga piawai memainkan keyboard, itu, ketika ber – face to face dengan DIPLOMASINEWS.NET, di studio OneNada, miliknya, Minggu, 03 Mei 2020.
Atas
‘revolusi’ musiknya itu, ternyata tak sedikit pihak – pihak yang ‘keberatan’
ketika orisinalitas music Kendang Kempul menjadi kehilangan rohnya. Ucapnya
lagi, Wandra pernah merombak total keaslian warna music Banyuwangian, justru music yang telah mengakar di Bumi Blambangan,
itu, akan semakin beragam pemikmatnya dan sekaligus bisa bergaung tidak hanya
di local saja tetapi bisa menembus pasar di belahan dunia lain.
“Saya
sebagai pelaku seni yang lahir dan besar di kabupaten ini, rasanya mustahil
untuk menghilangkan ‘ruh’ music etnik Banyuwangi,” jelas Wandra, sosok multitalenta yang melejit dengan tembang
‘Kelangan’ nya itu,
Ketika
ditanya tentang apa saja prestasi selama menggeluti jagat music hingga hari
ini? Lelaki kelahiran15 Juni 1995, itu dengan diplomatis menjawab, bahwa
sejumlah penghargaan yang telah disabetnya, seperti, Musisi Osing Muda Berbakat,
The Best Drummer se Jawa Timur, Juara 1 Solo Vocal se Jawa Timur, dan masih
seabrek lagi apresiasi dan prestasi yang tak bisa dihitung jari di jagat music yang
hingga kini tetap diprofesionalitasinya itu.
“Percayalah
bahwa saya masih cinta dan tetap selalu ‘nguri – uri’ music Banyuwangi, kok,” pungkas Wandra, alumnus Universitas
17 Agustus 1945 [ Untag ] Banyuwangi, bergelar Sarjana Manajemen, itu, ketika mengakhiri
interview
– nya bersama DIPLOMASINEWS.NET, di dalam studionya, Minggu, 03 Mei 2020, malam.
Onliner
: roy enhaer/oma prilly