Pemuda ‘Dikeruyuk’ Massa, hingga Kepala ‘Pecah’ dan Koma


TEMPAT KEJADIAN PENGEROYOKAN [ TKP ] : Di sekitar tempat inilah, kedua korban Dio dan Huda, dijadikan ‘sansak’ hidup oleh para pengeroyok beringas itu. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_BAGOREJO_SRONO_BANYUWANGI_Di tengah wabah Coronavirus yang menghajar bangsa ini, ternyata masih ada peristiwa penghajaran dan keberingasan diduga dilakukan kelompok pemuda Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis, 30 April 2020, dini hari.

Korban keberingasan tersebut bernama Huda, 16 tahun, kelas dua di salah satu SMK, dan Dio, 18 tahun, telah lulus SMK. Keduanya tercatat sebagai warga Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi. Dan, tempat kejadian perkara [ TKP ] pengeroyokan atas dua korban tersebut terjadi di salah satu destinasi kuliner di Desa Rejoagung. 

Hasil investigasi DIPLOMASINEWS.NET, di lapangan bahwa korban bernama Huda, kini dalam kondisi kritis dan dirawat di salah satu rumah sakit di kawasan Genteng, Banyuwangi. 

Tak hanya kritis, tetapi pihak medis tengah berjibaku menyelamatkan nyawa korban dengan melakukan tindakan operasi tempurung kepala. Pasalnya, hasil foto scaning bahwa organ otak di kepalanya telah mengalami penggumpalan darah akibat pengeroyokan itu. 

‘DIUNCALNE’ KE SUNGAI : Dio adalah sahabat Huda. Dia salah satu korban pengeroyokan massa beringas di Desa Rejoagung, itu. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
Sementara itu, salah satu korban
‘pembantaian’ yang berhasil selamat, Dio, ketika dijumpai DIPLOMASINEWS.NET, berkata blakblakan, lugas, jujur dan apa adanya. Jelentreh, Dio, ketika itu sekira pukul 01. 30 WIB, dini hari, Kamis, 30 April 2020, ia bersama korban Huda berboncengan sepeda motor hendak membeli camilan di salah satu warung di desanya.

Ketika korban Dio dan Huda menuju warung yang dituju, mereka melintas di depan sekelompok orang yang tengah malakukan ronda malam, tepatnya di kawasan destinasi wisata kuliner di Desa Rejoagung. 

Lanjut Dio, ketika tepat di depan kelompok orang tersebut dia bersama Huda langsung dihajar sekira 20-an orang sambil membawa pentungan tanpa alasan yang jelas. Masih lanjutnya, tanpa pertanyaan babibu, dirinya lebih dulu ‘dikepruk’ kepalanya kemudian dijadikan sansak hidup dan bulan – bulanan oleh keberingasan mereka.

Dan, detik – detik aksi penghajaran, dia sempat mendengar kalimat dari kelompok orang beringas itu, lha iki areke, langsung crok. Kemudian, bag – bug, bag – bug hingga Dio dan Huda babak belur berberdarah – darah dihajar massa beringas itu.             

“Saya dan Huda dihajar di tempat berbeda oleh orang yang jumlahnya sekitar 20-an itu,” jelasnya blakblakan ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di rumahnya, Sabtu, 02 Mei 2020.   

Lanjutnya, entah sudah berapa kali kepalan tinju para pengeroyok itu mendarat di wajah dan sekujur tubuhnya. Tak hanya puas sampai di situ, puncak keberingasan mereka, dirinya akhirnya  ‘diuncalne’ ke tengah sungai yang berada di dekat TKP.

Masih terangnya, tiba – tiba dia tersadar telah berada di tengah sungai akibat pengeroyokan yang dilakukan puluhan orang, tersebut. Saat itu juga, dia merangkak dari dalam sungai dengan menggapai – gapai menuju daratan di atasnya.

Sesampai di atas daratan, dia berusaha mencari tahu atas ‘nasib’ sahabatnya, itu. Dengan tenaga yang masih tersisa, dirinya mendapati Huda dalam keadaan ‘ndelosor’ tengkurap dengan tubuh bersimbah darah bercampur lumpur.

Ucapnya lagi, dengan melihat luka parah di bagian belakang kepala yang terus mengeluarkan darah segar, tersebut, Huda seperti ‘dijojoh’ benda tajam semacam kontak kendaraan bermotor.

“Setelah saya berhasil ‘mberangkang’ keluar dari dalam sungai, saya mendapati Huda sedang ‘murep’ dengan tubuh penuh darah yang kentel bercampur lumpur. Tapi kepalanya sedikit ‘ndengongok’ ke atas,” ucapnya sembari menerawang. 

SESAK DI DADA : Jemingan, ayah Huda tak bisa berbuat banyak atas biaya rumah sakit anaknya yang kini sedang tergeletak usai diopersai ‘batok’ kepalanya itu. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
Lanjutnya, dengan tenaga yang masih tersisa dan tubuh terhuyung, dirinya masih bisa menaiki sepeda motor untuk membawa pulang Huda yang sudah sekarat, itu. Dan, saat itu juga, dia masih bisa memboncengnya menuju pulang dengan bersandar di punggungnya.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET, mempertanyakan apakah kasus keberingasan dan kebiadaban yang menimpa dirinya dan sahabatnya itu, sudah ‘diurus’ serius pihak aparat terkait?

“Sudah. Saya sudah dipanggil di mapolsek Srono, kok. Saya juga sudah dimintai keterangan sekitar belasan pertanyaan oleh polisi,” pungkas Dio, ketika mengakhiri wawancaranya bersama DIPLOMASINEWS.NET, di rumahnya, Sabtu, 02 Mei 2020.

Di tempat lain, kesedihan pun tak bisa disembunyikan oleh Jemingan, ayah kandung Huda ketika dijumpai DIPLOMASINEWS.NET, di ruang tamu rumahnya, di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, itu. Dan, tangisnya yang seharusnya tumpah itu hanya disimpan saja di rongga dadanya.

Ucap Jemingan, dirinya sudah tak bisa berbuat banyak terkait anaknya yang kini tergeletak lunglai di ruang ICU di rumah sakit.

‘DIWADULI’ WARGA : Mubin, kadus Sumbergroto, Desa Rejoagung, hanya dilapori warga atas peristiwa pengeroyokan, itu. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
“Anak saya salah apa? Ini urusan nyawa, Kenapa menjadi korban keberingasan orang – orang yang tak berperikemanusian itu?” ucap Jemingan terbata – bata ketika dijumpai DIPLOMASINEWS.NET, di ruang tamunya yang tanpa kursi itu, Sabtu, 02 Mei 2020.

Dan, dengan mata berkaca – kaca, Jemingan semakin bingung harus berbuat apa atas biaya pengobatan dan perawatan anaknya yang kini masih belum tersadar dan tergeletak berpejam mata di rumah sakit itu.

Di tempat terpisah, Mubin, kepala Dusun Sumbergronto, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi, tersebut, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, memembenarkan bahwa pada Kamis, 30 April 2020, dini hari, itu telah terjadi tindak kekerasan dengan pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh sekelompok orang, tepatnya di kawasan destinasi wisata kuliner di Desa Rejoagung.

“Saya tidak tahu persis peristiwa aksi pengeroyokan itu. Saya saat itu ditelepon oleh warga, kemudan langsung ke TKP,” kata kadus tersebut ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di rumahnya, Sabtu, 02 Mei 2020.

Onliner  : oma prilly
Editor     : roy enhaer

Related

Cover Story 7694946619316740528

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item