Pemerhati Kebijakan Publik, Dede Farhan Aulawi : New Normal, ‘Berdamai’ dengan Pandemi
http://www.diplomasinews.net/2020/05/pemerhati-kebijakan-publik-dede-farhan.html
Dede Farhan Aulawi |
DIPLOMASINEWS.NET_BANDUNG_Virus
Corona yang melanda dunia itu telah dinyatakan sebagai pandemic yang hingga kini belum bisa diatasi dengan tuntas, dan
belum tahu kepastian kapan akan berakhir.
Bahkan
sebagian ahli berpendapat bahwa virus Corona yang sudah tersebar ini tidak akan
benar – benar berakhir, oleh karenanya diperlukan kemampuan manusia untuk
beradaptasi atau ‘berdamai’ dengan virus tersebut sampai vaksinnya benar –
benar ditemukan.
Kemampuan
adaptasi menjadi sangat penting, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, jaga
jarak, tidak bersentuhan dan sebagainya dengan tetap berpedoman pada protokol
kesehatan yang telah ditentukan.
Sementara
itu, pemerhati kebijakan public, Dede Farhan Aulawi, saat ditemui DIPLOMASINEWS.NET,
di rumahnya di Bandung, mengatakan bahwa istilah New Normal merupakan
prinsip dasar perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal
seperti biasanya, dan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya
penularan COVID-19. Prinsip utamanya adalah menyesuaikan dengan pola hidup dan
standar baru dengan berpedoman pada protokol kesehatan dengan menjaga jarak sosial
dan mengurangi kontak fisik dengan orang lain.
“
Mau tidak mau dengan memperhatikan berbagai aspek, masyarakat akan menjalani
kehidupan new normal hingga ditemukan vaksin yang dapat digunakan untuk menangkal
virus Corona.” ujar Dede, ketika diinterview DIPLOMASINEWS.NET, di kediamannya
di Bandung, Kamis, 28 Mei 2020.
Ujarnya
lagi, hal itu merupakan masa transisi untuk menata kehidupan dan perilaku baru.
Sementara itu, vaksin corona sendiri menurut para ahli dan pakar kesehatan
dunia kemungkinan baru akan tersedia pada tahun 2021 mendatang.
“Artinya,
new normal yang harus dijalani oleh masyarakat harus dilakukan paling
tidak hingga tahun depan, bahkan kemungkinan lebih,“ jelasnya.
Masih
ucap Dede, rencana penerapan new normal di Indonesia pada dasarnya disetujui
oleh banyak pihak, meskipun ketika bicara ‘waktu’ kapan pemberlakuannya masih
menjadi polemik. Ada yang menilai bahwa saat ini sudah saatnya, dan ada juga
yang menilai bahwa saat ini belum tepat untuk diterapkan. Tentu semua dengan
berbagai argumen dan pendapatnya masing – masing.
Lebih
lanjut, Dede mengatakan namun demikian, prinsip dasar pembatasan jumlah
kerumunan, batasan jarak, keharusan memakai masker, dan skrining suhu di setiap
kantor atau mal atau sekolah menjadi penting untuk dilakukan. Anak-anak yang
sakit batuk atau flu sebaiknya jangan ke sekolah, atau pegawai kantor yang flu
juga dilarang masuk kantor.
Lanjutnya,
begitupun penggunaan moda transportasi publik, jumlah penumpang per kendaraan
harus diatur. Termasuk kegiatan untuk mengedukasi publik terkait pemberlakuan
aturan new normal life perlu terus
dilakukan. Bukan sekedar berorientasi untuk memberi pemahaman semata, tetapi
juga menggugah kesadaran kolektif agar mau secara sukarela berpedoman pada
protokol kesehatan dalam menjalankan setiap aktivitasnya.
Adapun
terkait pengerahan TNI – Polri, lanjut Dede, dalam menerapkan protokol
kesehatan berorientasi untuk mengatur dan mengedukasi masyarakat guna mencegah
penyebaran Covid-19 dalam new normal.
Masih
lanjutnya, oleh karena itu penempatan anggota TNI dan Polri rencananya akan
ditempatkan di titik-titik keramaian seperti pusat perbelanjaan dan
transportasi umum. Termasuk membantu
pemilik toko, satpam mal untuk mengingatkan pengunjung cara mengantri yang
sesuai protokol kesehatan, bagi yang tidak bermasker, akan diingatkan untuk
pakai masker dan sebagainya. Ini merupakan format konkrit kehadiran negara
dalam melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat.
“Jadi
semangat yang dibangun bukan ‘penegakan hukum’, melainkan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan pada masyarakat itu sendiri,” terang Dede ketika
diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, di Bandung, Kamis, 28 Mei 2020.
Terangnya
lagi, tentu di dalamnya akan ada edukasi untuk merubah pola hidup agar lebih
disiplin dalam mentaati protokol kesehatan dan semua itu tentu ditujukan untuk
kepentingan dan keselamatan masyarakat itu sendiri.
“Di
era normal baru ini prinsipnya masyarakat diberikan kesempatan untuk
beraktivitas normal kembali namun tetap berpedoman pada protokol kesehatan guna
mencegah kemungkinan terjadinya penularan virus Covid-19,” pungkas Dede ketika
memungkasi interview - nya bersama DIPLOMASINEWS.NET, di rumahnya di Bandung, Kamis,
28 Mei 2020.
Onliner
: oma prilly
Editor
: roy enhaer