Memasyarakatkan ‘Kenthongan’ dan Mengenthongkan Masyarakat

DIPLOMASINEWS.NET_DAM KOPERAN_RINGINTELU_BANYUWANGI_Sudah terlalu lama bangsa ini melupakan peradaban dan budaya menabuh kenthongan. Yaitu benda yang lazim dan biasanya digantung di pojok pendopo desa terbuat dari kayu utuh yang di bagian dalamnya berongga.

Dan, kini di era modern yang serba digital ini kenthongan semakin terpinggirkan dan tidak difungsikan kefungsiannya karena memang telah tergantikan fungsinya oleh benda ajaib bernama, telepon genggam smart.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET menanyakan perihal kenthongan yang digantung di kawasan destinasi wisata Dam Koperan, tepatnya di Dusun Yudomulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut, kepada pengelolanya, Gus Memet, bahwa kenthongan salah satu fungsi utamanya sebagai alat memanggil warga di wilayah sekitarnya, juga sekaligus tengoro atau tanda peringatan dini jika di wilayah tersebut terjadi emergency atau kedaruratan sosial. 

KENTHONGAN TIDAK HOAX : Ujar Gus Memet bahwa kenthongan itu tidak pernah mengabarkan berita hoax ketika ditabuh. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
“Sebagai contoh, jika kenthongan itu ditabuh bertalu – talu tanpa henti, artinya terjadi kebakaran. Pasalnya, bunyi kenthongan yang ditabuh itu berkata jujur,” terang Gus Memet ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di wisata Dam Koperan, pukul  satu dini hari, Sabtu, 08 Mei 2020.

Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa kenthongan yang kini oleh generasi zaman now menyebutnya sudah ‘ora njamani’ atau tidak relevan lagi dengan perkembangan era canggih dan peradaban digital.

Tetapi, lanjut Gus Memet, bahwa alat canggih seperti smartphone tersebut juga teramat banyak kelemahannya jika tidak difungsikan sebagai mana fungsinya.

“Contohnya lagi, ketika banyak isu maling seperti sekarang ini, justru fungsi smartphone itu lebih gampang memproduksi dan sering mengabarkan berita hoax, atau kabar bohong,” terang Gus Memet.

Masih terangnya, dirinya tidak sedang mempetarungkan siapa yang kalah dan siapa yang menang antara smartphone dengan kenthongan kayu yang digantung di Dam Koperan, itu. Karena, lanjutnya lagi, pada setiap zaman selalu diwakili oleh sesuatu yang baru. Artinya, pada peradaban masa lalu diwakili oleh kenthongan kayu, dan di era digitalisasi seperti sekarang ini diwakili oleh teknologi smartphone.

Masalahnya, terangnya lagi, baik kenthongan maupu smartphone fungsi utamanya adalah sebagai alat woroworo atau sarana informasi agar berita itu tersampaikan ke telinga public dengan benar, tepat, dan bertanggung jawab.

“Saya pikir tak ada salahnya jika saya katakan dengan kalimat, memasyarakatkan kenthongan dan mengenthongkan masyarakat,” pungkas Gus Memet, mengakhiri wawancaranya bersama DIPLOMASINEWS.NET, Sabtu, 08 Mei 2020, dini hari.

Onliner  : roy enhaer/oma prilly

Related

Cover Story 7869123822182702776

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item