‘Jumpritan’ Nguber Maling


©roy enhaer
ISU maling dan uberuberan masih saja terjadi di kampungku hampir setiap malam hingga larut. Kusebut isu karena setiap ada orang mbengok maling, saat itu juga seluruh warga sekampung yang tengah bersiaga itu berlarian mengepung kemudian menapalkudai titik – tiik yang diduga ada sekelebat bayangan itu langsung dianggap sebagai maling.

Ketika ada isu salah satu rumah warga ‘dicukit’ daun pintunya saja, seluruh peronda malam itu menyebutnya maling lalu diuber hingga ngosngosan nafasnya. Ada orang asing seliweran di jalan – jalan kampung selalu dicurigai sebagai maling karena ketika terpegang dan diinterogasi warga hanya mbulet saja jawabannya. Itu pun sudah disebut sebagai maling.

Dan, ketika orang yang mbulet itu diseret dan dicengkiwing ke balai kampung, ternyata hanya ‘wong loro pikire’ atau orang gila yang sudah terlanjur benjut dan berdarah – darah wajahnya karena dikepruki massa yang beringas.

Akhirnya, pertanyaan goblog atau cengoh dan ndeso ku atas peristiwa uberuberan yang terjadi setiap malam bahkan hingga subuh pagi buta itu harus dilayangkan ke siapa? Dan, ditujukan ke pihak mana?

Pertanyaan lagi. Hingga kapankah warga di kampungku itu harus jumpritan atau petak umpet memburu ‘maling’ yang hingga sekian malam bersiaga tak pernah nyekel dan menangkap basah kawanan maling yang memang sungguh – sungguh maling.

Lagi – lagi pertanyaan lagi. Hingga batas waktu kapankah seluruh warga di kampung halamanku itu pada setiap malam pasti berjaga menjaga pos kamling, bersiaga satu, ronda keliling – keliling sambil membawa sepucuk pentungan yang tak jelas focus dan sasaran tembaknya demi mengamankan lingkungan?

Benarkah kini seluruh warga di kampungku itu sedang diresahkan, dikocak dan dikocok - kocok psikologis mereka dengan ‘desain besar’ isu maling dan invisible hands atau tangan – tangan tak tampak yang ‘sengaja’ untuk menyatroni kedamaian para penghuni rumah pada setiap malam itu? Maling beneran ataukah hanya maling – malingan yang di – setting sabagai maling agar warga yang berburu maling itu biar menuduh  ramerame kemudian berteriak maling?

Bukankah seluruh warga di kampungku kini sudah berbulan – bulan mengalami kepanikan dan traumatic atas wabah Coronavirus itu belum reda, justru ditambahi dengan isu nguber maling yang belum pernah ‘seekor’ pun tertangkap hingga malam itu?

Pertanyaanku masih berlanjut. Bukankah warga di kampungku itu telah memiliki ‘kepala pemerintah kampung’ yang tugas utamanya ciptakan rasa aman, menjaga ketentramkan, menghadirkan kesejukan, dan mengupayakan kedamaian seluas – luasnya terhadap lingkungan di kampungnya?

Kemudian, untuk skala yang lebih luas bahwa siapa pun kau yang hari – hari ini ditugasi memanggul amanat rakyat, baik itu kepala desa, ‘kepala’ bupati, ‘kepala’ walikota, ‘kepala’ gubernur, dan bahkan hingga ‘kepala’ presiden, agar mereka bersegera dan sigap untuk memutus rantai sebaran isu virus MALING -19 yang kini setiap malam benar – benar beraksi mengusik ketentraman dan kedamaian jutaan rakyat, tersebut.

Dan, jutaan rakyat di negeri ini hanya butuh aman tentram, damai, dan sejuk saja, sehingga mereka bisa mengais nafkah untuk nyekolahkan anak – anak yang tidak gratis itu, mbayar rekening listrik, beli sembako, dan juga njagani jika sewaktu – waktu anak – anak mereka diinfus terbaring di rumah sakit.

Dalam konteks di atas, jutaan rakyat di negeri ini jangan ‘dibiarkan’ bersiaga satu dan jumpritan, tolosan, atau delik - delikan dengan maling yang hingga malam ini kita belum pernah nyengkiwing sepenggal maling pun yang benar – benar dan sungguh – sungguh bahwa itu memang maling.

Aku menyarankan kepada para pemangku jabatan di negeri ini agar jangan sampai jutaan rakyat itu berucap seenak udel mereka dengan ujaran, mosok wong namanya negara kok bisa ‘kalah dan menyerah’ sama maling.

Masih terus dan terus jumpritan dengan malingkah kita malam ini dan hingga malam – malam selanjutnya?   

©roy enhaer
Banyuwangi, Ramadan, Selasa, 05 Mei 2020.      

Related

Cover Story 7021369678715672007

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item