Ada ‘Kacang dan Jagung’ di Tengah Dam Blokagung

LEGENDARIS : ‘Dam Blokagung’ atau Bendung Karangdoro yang legendaris itu . [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_BLOKAGUNG_BANYUWANGI_Air adalah denyut nadi kehidupan bagi makhluk hidup apa saja. Ketika air tidak dikelola dan diganggu keberadaannya pasti berdampak multi – efek buruk pada kehidupan di kemudian hari.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET menyisir dan menyusuri di sepanjang daerah aliran sungai [ DAS ] di wilayah kabupaten Banyuwangi, ini, Jumat, 15 Mei 2020, akhirnya menemukan kejanggalan dan ketidakberesan dalam merawat sumber daya air.

Fakta ketidakberesan dalam mengelola sumber daya air itu berada tepat di Kanal Blokagung atau di Bendung Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jawa Timur.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET, lebih dekat memotret ketidakberesan tersebut, hasilnya bahwa tepat di tengah Bendung Karangdoro, itu, terdapat endapan lumpur atau sedimen yang sudah menjadi lahan persawahan dan telah berpuluh – puluh tahun ditanami dan ‘digarap’ sebagai lahan pertanian oleh orang – orang yang diduga kuat telah berkolaborasi sekaligus bertransaksi dengan oknum dinas pengairan di kabupaten ini. 
JEMBATAN KACANG : Lahan di bawah ‘jembatan layang’ di Bendung Karangdoro itulah yang seharusnya terisi air irigasi tetapi kini berubah menjadi lahan pertanian dan ditanami kacang tanah. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
Penyisiran di bantaran sungai itu pun berlanjut hingga turun ke bawah. Kemudian memotret tanaman jagung dan kacang brol yang ditanam di hamparan sedimen yang luasnya mencapai hektaran itu.  

Sementara itu, salah satu warga di sekitar ‘Bendung Karangdoro, ketika dimintai keterangan DIPLOMASINEWS.NET, dengan jujur mengatakan bahwa sedimen itu tidak hanya sekedar sedimen, tetapi sudah bisa disebut delta.

Pasalnya, kata warga yang enggan di – online – kan namanya itu mengatakan bahwa delta yang sejak sangat lama telah menyempitkan luas bendungan itu ternyata hanya didiamkan saja oleh para pejabat terkait di kabupaten.

“Sepertinya memang ada pembiaran atas sedimen yang kini telah menjadi hamparan delta, itu,” ucapnya ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di pinggir ‘Bendung Karangdoro’ itu, Jumat, 15 Mei 2020.

Ucapnya lagi, jika delta yang luasnya menghampar hektaran di tengah waduk itu tetap saja dibiarkan tanpa ada upaya pengerukan hingga dasar sungai, dampaknya pasti mengecilnya debit air di bawahnya. Baku petani yang luasnya ratusan ribu hektar tersebut pasti tak bisa teraliri secara maksimal.
JEMBATAN JAGUNG : View dari atas jembatan inilah tampak hamparan tanaman jagung di delta yang luasnya berhektar – hektar itu. [ image : oma prilly/diplomasinews.net ]
“Bukankah secara logika volume air yang ada di waduk itu menjadi minim dan sempit karena ‘dimakan’oleh sedimen yang telah menjadi delta itu?” ucapnya dengan kalimat tanya.  

Lebih jauh dia mengatakan bahwa kenapa para pemangku dan pejabat yang terkait dengan sumber daya air di kabupaten ini ‘mripat’ nya tidak melek atas sedimen yang kini telah menjadi delta yang sekaligus dijadikan obyek dan komersialisasi lahan pertanian?

Bukankah dinas terkait telah menyiapkan anggaran operasional untuk kegiatan pengerukan sedimen di  daerah aliran sungai [ DAS ] di seluruh wilayah di kabupaten ini?

Lanjutnya lagi, jika memang anggaran untuk mengeruk sedimen itu ada dan tersedia, kenapa telah bertahun – tahun dan hingga bermusim – musim tanam tetap saja dibiarkan dan akhirnya sedimen itu berubah menjadi delta di tengah Bendung Karangdoro, itu?

“Kemanakah dana operasional untuk pengerukan sedimen itu dan akhirnya berubah menjadi delta di tengah Bendung Karangdoro?” tanya warga yang enggan dipublikasikan namanya itu ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, Jumat, 15 Mei 2020.

Onliner  : roy enhaer/oma prilly

Related

Cover Story 8159166892347399727

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item