‘Tak Takut’ Mati Terkapar, Tapi ‘Takut’ Lapar

©roy enhaer
TERNYATA hari – hari ini manusia seisi jagat itu telah mengalami kepanikan yang amat dahsyat, dan ketidakpastian yang semakin tidak bisa dipastikan kepastiannya dalam menghadang sebaran makhluk ‘halus’ bernama Coronavirus. Sehingga kehirukpikukan manusia di negara-negara seantero dunia tersebut seperti gabah diinteri atau diputar di mesin penggiling. Berjalan ngalor salah, dan berlari ngidul juga salah.

Tak terkecuali, negeri Indonesia yang jutaan rakyatnya terkenal tangguh dan memiliki kesaktian dalam menghadapi jenis musibah apa pun, itu, ternyata dibuat kejetkejet dan kelimpungan oleh teror mematikan virus COVID-19. Faktanya, ratusan nyawa orang yang positif kemudian meninggal dunia terjangkit virus Corona di negeri ini dari menit ke menit terus bertambah saja angka-angkanya. Sanggupkah para pengelola Negara di negeri ini berpacu melawan lajunya sebaran virus itu?

Sesungguhnya pihak yang paling menderita kebingungan, kepanikan dan ketidaksiapan atas pandemic Coronavirus tersebut bukan rakyat yang jumlahnya ratusan juta, itu, tetapi justru para pejabat public yang bertanggung jawab atas keselamatan jiwa raga rakyat yang mereka rakyati. Bukankah hukum tertinggi sebuah negara adalah tentang keselamatan jiwa rakyatnya?

Sesungguhnya kita tak usah ‘nggumun’ berlebihan atau terheran-heran ketika para pamong pemerintahan di negeri besar ini bekerja ekstra keras menyelamatkan keselamatan jiwa raga atas rakyatnya yang detik-detik ini terancam nyawanya, dan terancam isi perut sekaligus kelangsungan hidupnya oleh virus Corona, itu di mana pun mereka berada.

Silakan digarisbawahi bahwa sejatinya watak dan karakter bangsa ini sangat manut, sendiko dhawuh, atau patuh aturan atas apa pun yang dilarang oleh para pejabat yang sukanya melarang – larang itu.

Jutaan rakyat negeri ini sesungguhnya manutmanut saja dengan telah diberlakukannya darurat kesehatan, lockdown, karantina dan apa pun namanya. Kemudian jutaan rakyat diteriaki dengan maklumat, himbauan agar mereka tidak keluyuran dan berkerumun di tempat – tempat umum yang dirasa tidak urgent seperti kongkow, cangkruan, dan nggedabrus demi memotong rantai sebaran COVID-19.

Tolong jangan sekali pun meremehkan ‘power bank’ rakyat di negeri ini agar tidak dituduh tidak mau patuh atas aturan yang berlaku dalam konteks pandemic Coronavirus, tersebut. Dalam situasi emergency seperti sekarang ini, rakyat banyak yang jumlahnya ratusan juta itu sangat ‘tidak butuh’ dan bahkan sangat abai dengan sederet ‘larangan’ yang ‘tak nyambung’ dengan model logika berpikir sederhana mereka.

Silakan sampean untuk tidak percaya pada ratusan juta rakyat di negeri ini. Bahwa dalam kondisi kedaruratan yang sangat darurat di tengah pusaran wabah COVID-19, itu, mereka hanya berpikir satu titik saja. Hanya berpikir linier atau satu garis lurus saja. Mereka hanya, hanya, dan hanya berpikir bahwa pada pagi ini, siang nanti, dan sore harinya,  ‘makanan’ apa yang bisa mengganjal agar perut mereka tidak kemrucuk sembari mendendangkan langgam keroncong karena kelaparan.  

Makanya, sekali lagi, agar cacing – cacing kremi di dalam lambung dan usus dua belas jari mereka itu tidak berontak karena tak terisi menu empat sehat lima sempurna, lantaran ada maklumat dilarang mengais nafkah di luar rumah tetapi dianjurkan agar berkerja ‘#dirumahaja’ karena pasti ‘#amandirumah’.

Dan,  kemudian pihak yang baru saja melarang – larang itu sama sekali tidak bertanggung ’njawab’ atas kompensasi dan ‘kompen-nasi’ buat kebutuhan pokok mulut – mulut menganga selama terkerangkeng di dalam rumah mereka.

Sekali lagi, mereka sesungguhnya selalu patuh akan aturan main model apa pun dalam konteks pandemic Coronavirus, tersebut, asal mereka jangan pernah dijadikan ‘barang mainan’ oleh mereka yang beraksi nista di tengah pusaran bencana Corona.

Semoga tersemogakan agar tidak ada pihak-pihak yang kemudian ‘nesu’ jika mereka akan berteriak lantang bahwa ‘tidak pernah takut’ mati terkapar, tapi hanya takut lapar.
    
©roy enhaer
Banyuwangi, Kamis, 09 April 2020

Related

Cover Story 5518165929488516543

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item