Prawita GENPPARI, Gagas Program di Tengah Pandemi


Dede Farhan Aulawi
DIPLOMASINEWS.NET_BANDUNG_‘Debat kusir’ perlu tidaknya lockdown atasi pandemi virus Corona terus bergulir di tengah masyarakat. Meskipun perbedaan pendapat itu sesuatu yang wajar, tetapi karena ini menyangkut keselamatan orang banyak, maka arus pro kontranya terasa sangat deras.

Ketika Rabu, 08 April 2020, DIPLOMASINEWS.NET, menemui  Dewan Pakar PERPADI Jawa Barat, Dede Farhan Aulawi di Bandung, ia berucap bahwa, jika opsi lockdown yang dipilih pemerintah, maka melahirkan 3 [ tiga ] masalah baru. Pertama, ketersediaan anggaran atau duit untuk memberikan jaminan kebutuhan pokok masyarakat. Kedua, ketersediaan bahan pangan atau sembako. Ketiga, pola pendistribusian kebutuhan pokok mengingat jumlah warga Indonesia yang banyak dan tersebar luas. Dan, terakhir, ketersediaan tenaga yang akan bertugas melakukan pendistribusian dengan aman.

Tetapi, ucapnya lagi, paling tidak kasus pandemi virus Corona itu, telah membuka mata dan menyadarkan masyarakat Indonesia tentang urgensi membangun ketahanan pangan nasional yang tangguh. Untuk saat ini mungkin bisa dipahami atas ketidaksiapan kita, juga negara-negara yang lainnya.

“Tetapi, jika misalnya terjadi kasus yang berulang, apakah kala itu ketahanan pangan nasional bisa diyakinkan sudah siap?” tanya Dede ketika ngobrol bareng DIPLOMASINEWS.NET, di Bandung, Rabu, 08 April 2020.

Ucap Dede, di saat normal saja untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan kita masih banyak yang impor. Bagaimana dalam kondisi seperti saat ini, dimana negara luar juga sedang sibuk mengurus masalah wabah yang terjadi di negaranya.

“Artinya, kita tidak bisa impor. Kemudian stock cadangan pangan kita mampu bertahan berapa lama untuk menjamin kelangsungan hidup sekitar 270 juta orang, itu?” tanya Dede.

Lebih jauh Dede mengatakan, oleh karena itu, sejak dini negara harus aktif melakukan terobosan-terobosan inovatif dalam menunjang ketahanan pangan nasional. Misalnya, Prawita GENPPARI punya program Pegiat Ketahanan Pangan Nasional [ Paket Panas ] yang mengembangkan pertanian Ecoponik-nya di bawah nahkoda Abah Eko.

“Integrasikan program yang bagus itu agar bisa diakselerasi menjadi program nasional,” saran Dede.

Masih katanya, masalah-masalah krusial di bidang pertanian itu adalah sempitnya lahan produktif karena alih fungsi lahan yang tidak terkontrol, berkurangnya minat buruh tani untuk tetap menggeluti profesinya, tingkat kesejahteraan petani yang belum diperhatikan, harga pupuk dan gabah, maraknya beras impor, dan sebagainya.

Belum lagi, tegas Dede, soal pancaroba musim di mana saat musim kemarau yang panjang menyebabkan gagal panen. Dengan demikian inovasi di bidang pertanian harus mampu menjawab beberapa persoalan di atas.

Harapnya, mudah-mudahan setelah wabah Corona bisa teratasi, kebijakan dalam penguatan sektor pertanian bisa diprioritaskan. Sehebat apapun pembangunan infrastruktur, jika tidak ditunjang oleh ketahanan pangan yang memadai akan menimbulkan banyak persoalan.

" Mari kita bangun ketahanan pangan nasional dengan mengintegrasikan seluruh kreativitas dan inovasi anak negeri menjadi Program Pangan Kreatif ", ajak Dede, ketika mengakhiri wawancaranya bersama DIPLOMASINEWS.NET, Rabu, 08 April 2020.

Onliner    : oma prilly
Editor       : roy enhaer

Related

Cover Story 2908689382250179734

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item