Komisioner Kompolnas RI, Dede Farhan Aulawi : Ketika Polisi PBB ‘Acungi Jempol’ pada Polri
http://www.diplomasinews.net/2020/04/komisioner-kompolnas-ri-dede-farhan_16.html
DIPLOMASINEWS.NET_JAKARTA_Sebagai bagian dari
entitas internasional, Indonesia tentunya wajib turut serta dalam kancah mondial dalam berbagai bidang, dan salah
satunya dalam mengemban misi pemeliharaan perdamaian.
Dalam konteks itu, Indonesia sangat menyadari
pentingnya peningkatkan peran kepolisian dalam menentukan kesuksesan misi-misi
pemeliharaan perdamaian persatuan bangsa – bangsa [ PBB ]. Oleh karena itu,
institusi Polri selalu siap untuk meningkatkan perannya pada misi-misi
tersebut.
Catatan DIPLOMASINEWS.NET, bahwa saat ini terdapat
sekitar 200 personil Polri berperan serta mengemban misi internasional, seperti
di Darfur [ UNAMID ], Sudan Selatan [ UNMISS ] dan di Haiti [ MINUSTAH ].
Adalah sosok Dede Farhan Aulawi, Komisioner
Kompolnas RI, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di kawasan Jakarta, mengatakan
bahwa ketika dirinya pernah bertugas melakukan supervisi tentang peran Polri
dalam mengemban misi PBB di Haiti, beberapa waktu lalu.
Ucap Dede, Republik Haiti adalah sebuah negara
di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil
lainnya di Laut Karibia. Haiti merupakan negara kedua yang merdeka di Benua
Amerika setelah Amerika Serikat. Haiti juga merupakan salah satu negara ‘termiskin’
di dunia.
“Apalagi setelah dilanda gempa hebat pada tahun
2009 yang menyebabkan ekonomi negara itu berantakan,” terang Dede, ketika
berbincang bersama DIPLOMASINEWS,NET, Rabu, 15 April 2020.
Lanjutnya, bahwa Indonesia patut bersyukur,
karena penilaian internasional polisi PBB [ UNPOL ] terhadap kinerja personil
Polri yang bertugas disana sangat membanggakan.
Secara khusus, ucapnya, ada tiga poin penting
yang patut dibanggakan, pertama, high
performance, high dicipline dan high adaptability.
Itu adalah penilaian obyektif mereka, baik yang disampaikan oleh Komandan Minustah maupun perwakilan UNPOL di New
York.
Jadi, ujar Dede, bahwa Polri pada dasarnya sudah
memiliki standar internasional yang diakui oleh dunia terkait dengan kinerja,
kedisiplinan dan kemampuan beradaptasi di tengah – tengah masyarakat setempat,
sehingga tidak heran jika masyarakat di daerah penugasan turut bangga, senang
dan bersyukur atas kehadiran Polri dalam misi internasional tersebut.
Lebih jauh Dede menjelaskan, bahwa MINUSTAH
secara historis didirikan sesuai Resolusi Dewan Keamanan 1542 tanggal 30 April
2004 untuk mendukung pemerintahan transisi di sana. Untuk memastikan lingkungan
yang aman dan stabil, dan juga untuk membantu dalam pemantauan, restrukturasi
dan mereformasi polisi nasional Haiti.
“Hal tersebut untuk membantu secara komprehensif
dan berkelanjutan pelucutan senjata, demobilisasi dan reintegrasi [
disarmament, demobilization and reintegration ] dalam membantu pemulihan dan
pemeliharaan aturan hukum,” urai Dede saat berbincang bersama DIPLOMASINEWS.NET,
Rabu, 15 April 2020.
Masih urai Dede, bahwa personil Polri dalam misi
perdamaian PBB di Haiti bertugas sebagai police
adviser sesuai dengan mandat pada
Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1542, Resolusi Nomor 1908, Resolusi Nomor
1927 dan diperbaharui dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1944 yang
menyatakan untuk turut serta menciptakan dan memelihara lingkungan yang aman
dan stabil, membantu proses politik [ pemilihan umum di Haiti ] dan menciptakan
penegakan HAM di Haiti.
“Dan, akhirnya satgas garuda Bhayangkara
diberangkatkan ke sana [ Haiti ] untuk mengemban misi PBB,” jelas Dede.
Jelasnya lagi, sebagai aparat yang bertugas
dalam mengemban misi internasional tentunya ada beberapa kendala yang dihadapi
oleh personil di sana. Salah satu contohnya adalah terkait penguasaan bahasa Perancis dan bahasa Creol yang minim bagi personil Polri saat melaksanakan tugas –
tugasnya.
Masih jelasnya, oleh karena itu, ke depan
penggunaan bahasa Perancis sangat diperlukan dalam misi MINUSTAH. Dan, pembekalan
tentang bahasa Perancis perlu tetap dilakukan dan ditambah jumlah jam
pelajarannya agar memberikan modal pengetahuan dan kemudahan bagi calon UNPOL
pada misi MINUSTAH di Haiti.
“Termasuk yang tak kalah perlunya adalah
pengenalan tentang kemampuan bahasa Creol
di Haiti “, pungkas Dede ketika di-interview DIPLOMASINEWS.NET yang di sela – sela kesibukannya di
Jakarta, Rabu,15 April 2020.
Onliner
: oma prilly
Editor
: roy enhaer