Komisioner Kompolnas RI, Dede Farhan Aulawi : Ketika Polisi PBB ‘Acungi Jempol’ pada Polri

DIPLOMASINEWS.NET_JAKARTA_Sebagai bagian dari entitas internasional, Indonesia tentunya wajib turut serta dalam kancah mondial dalam berbagai bidang, dan salah satunya dalam mengemban misi pemeliharaan perdamaian.

Dalam konteks itu, Indonesia sangat menyadari pentingnya peningkatkan peran kepolisian dalam menentukan kesuksesan misi-misi pemeliharaan perdamaian persatuan bangsa – bangsa [ PBB ]. Oleh karena itu, institusi Polri selalu siap untuk meningkatkan perannya pada misi-misi tersebut.

Catatan DIPLOMASINEWS.NET, bahwa saat ini terdapat sekitar 200 personil Polri berperan serta mengemban misi internasional, seperti di Darfur [ UNAMID ], Sudan Selatan [ UNMISS ] dan di Haiti [ MINUSTAH ].

Adalah sosok Dede Farhan Aulawi, Komisioner Kompolnas RI, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di kawasan Jakarta, mengatakan bahwa ketika dirinya pernah bertugas melakukan supervisi tentang peran Polri dalam mengemban misi PBB di Haiti, beberapa waktu lalu.

Ucap Dede, Republik Haiti adalah sebuah negara di Karibia yang meliputi bagian barat pulau Hispaniola dan beberapa pulau kecil lainnya di Laut Karibia. Haiti merupakan negara kedua yang merdeka di Benua Amerika setelah Amerika Serikat. Haiti juga merupakan salah satu negara ‘termiskin’ di dunia.

“Apalagi setelah dilanda gempa hebat pada tahun 2009 yang menyebabkan ekonomi negara itu berantakan,” terang Dede, ketika berbincang bersama DIPLOMASINEWS,NET, Rabu, 15 April 2020.
Lanjutnya, bahwa Indonesia patut bersyukur, karena penilaian internasional polisi PBB [ UNPOL ] terhadap kinerja personil Polri yang bertugas disana sangat membanggakan.

Secara khusus, ucapnya, ada tiga poin penting yang patut dibanggakan, pertama, high performance, high dicipline dan high adaptability. Itu adalah penilaian obyektif mereka, baik yang disampaikan oleh Komandan Minustah maupun perwakilan UNPOL di New York.

Jadi, ujar Dede, bahwa Polri pada dasarnya sudah memiliki standar internasional yang diakui oleh dunia terkait dengan kinerja, kedisiplinan dan kemampuan beradaptasi di tengah – tengah masyarakat setempat, sehingga tidak heran jika masyarakat di daerah penugasan turut bangga, senang dan bersyukur atas kehadiran Polri dalam misi internasional tersebut.

Lebih jauh Dede menjelaskan, bahwa MINUSTAH secara historis didirikan sesuai Resolusi Dewan Keamanan 1542 tanggal 30 April 2004 untuk mendukung pemerintahan transisi di sana. Untuk memastikan lingkungan yang aman dan stabil, dan juga untuk membantu dalam pemantauan, restrukturasi dan mereformasi polisi nasional Haiti.

“Hal tersebut untuk membantu secara komprehensif dan berkelanjutan pelucutan senjata, demobilisasi dan reintegrasi [ disarmament, demobilization and reintegration ] dalam membantu pemulihan dan pemeliharaan aturan hukum,” urai Dede saat berbincang bersama DIPLOMASINEWS.NET, Rabu, 15 April 2020.  
Masih urai Dede, bahwa personil Polri dalam misi perdamaian PBB di Haiti bertugas sebagai police adviser sesuai dengan mandat pada Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1542, Resolusi Nomor 1908, Resolusi Nomor 1927 dan diperbaharui dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1944 yang menyatakan untuk turut serta menciptakan dan memelihara lingkungan yang aman dan stabil, membantu proses politik [ pemilihan umum di Haiti ] dan menciptakan penegakan HAM di Haiti.

“Dan, akhirnya satgas garuda Bhayangkara diberangkatkan ke sana [ Haiti ] untuk mengemban misi PBB,” jelas Dede.

Jelasnya lagi, sebagai aparat yang bertugas dalam mengemban misi internasional tentunya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh personil di sana. Salah satu contohnya adalah terkait penguasaan bahasa Perancis dan bahasa Creol yang minim bagi personil Polri saat melaksanakan tugas – tugasnya.

Masih jelasnya, oleh karena itu, ke depan penggunaan bahasa Perancis sangat diperlukan dalam misi MINUSTAH. Dan, pembekalan tentang bahasa Perancis perlu tetap dilakukan dan ditambah jumlah jam pelajarannya agar memberikan modal pengetahuan dan kemudahan bagi calon UNPOL pada misi MINUSTAH di Haiti.

“Termasuk yang tak kalah perlunya adalah pengenalan tentang kemampuan bahasa Creol di Haiti “, pungkas Dede ketika di-interview DIPLOMASINEWS.NET yang di sela – sela kesibukannya di Jakarta, Rabu,15 April 2020.

Onliner   : oma prilly
Editor      : roy enhaer

Related

Cover Story 73173442178772546

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item