Pemkab Jember ‘Teledor’, Pertokoan Jompo Ambles dan Longsor
http://www.diplomasinews.net/2020/03/pemkab-jember-teledor-pertokoan-jompo.html
TELEDOR
DAN LONGSOR : Pertokoan Jompo di Jember, Jawa Timur yang longsor tersebut
diduga karena ketedoran. [ courtesy : bnpb/image :
hadi/raharjo ]
|
“Bersama
Forkopimda dan seluruh pihak terkait telah merapatkan bersama, untuk mengambil
langkah – langkah atas bencana itu,” ucap Bupati Jember, dr Hj, Faida, MMR,
saat DIPLOMASINEWS.NET, merekam press
conference di Pendopo, 09 Maret 2020.
Catatan
DIPLOMASINEWS.NET, bahwa sejak Januari 2019, kompleks pertokoan Jompo di Jember yang dibangun di sepadan
atau pinggir sungai tersebut. Dan, kondisi jalan di dekat pertokoan itu sudah diketahui
sejak saat itu, tetapi hingga bencana itu terjadi, tak kunjung ada upaya
perbaikan dari pemerintah.
Catatan
lain, berhubung bangunan pertokoan Jompo
itu berdiri di pinggir kali, akhirnya pondasinya tergerus oleh derasnya aliran
sungai.
"Ada
dugaan pondasi bangunan ruko itu terkikis aliran sungai Kalijompo yang membludak akibat derasnya hujan yang mengguyur
wilayah Jember. Akhirnya, pondasinya ambles,”
terang Agus Wibowo, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan
BNPB, Senin, 09 Maret 2020.
Lanjutnya,
pihaknya me – warning agar masyarakat
yang berdiam di sekitar sungai itu untuk lebih berhati – hati dan meningkatkan
kewaspadaannya. Pasalnya, hujan yang ekstrim tersebut bisa menyebabkan debit
air meningkat di wilayah Jember.
Catatan
media online ini tak hanya itu, dampak
dari bencana ambruknya pertokoan Jompo tersebut mengakibatkan saluran pipa air
PUDAM bocor. Akibatnya lagi, sekitar ribuan konsumen terganggu pasokan air
mereka.
“Sekitar
3.000 – an pelanggan PUDAM terganggu kebutuhan akan air. Kami mohon atas
ketidaknyamanan ini,” ucap Dirut PUDAM Ady Setiawan, ketika ditemui
DIPLOMASINEWS.NET, di ruang kerjanya.
Ucapnya
lagi, pihaknya akan menyambung lebih dulu kebocoran – kebocoran yang ada dengan
teknik terbaik dengan menerjunkan langsung tim demi perbaikan.
Sementara
itu, Ketua Komisi C DPRD Jember, David Handoko Seto, bahwa bencana ambruknya
pertokoan Jompo. Itu dirinya menganggap
bahwa Pemkab Jember telah lalai. Padahal, pihaknya jauh hari telah memberikan
peringatan kepada pemkab.
“Ternyata,
peringatan yang disampaikan itu tidak pernah diindahkan. Bahkan, Organisasi Perangkat
Daerah [ OPD ] terkait tidak pernah datang ketika diundang,” tegasnya.
Masih
tegasnya, jika sekarang tiba – tiba ditetapkan sebagai status bencana, sangat
terlambat.
Di
tempat terpisah, wakil rakyat yang lain, Nyoman Aribowo, anggota komisi B DPRD,
Jember, menegaskan bahwa musibah tersebut sebetulnya akibat dari pihak pemkab
yang diduga teledor.
“Ini
bukan bencana tapi dugaan keteledoran,” pungkasnya.
Onliner :
hadi/raharjo
Editor
:
roy enhaer
Publisher : oma
prilly