Pemerhati Konstruksi Indonesia, Dede Farhan Aulawi : Ini Negeri Merdeka, Rakyat Berhak Nikmati Hasilnya
http://www.diplomasinews.net/2020/03/pemerhati-konstruksi-indonesia-dede.html
DIPLOMASINEWS.NET_JAKARTA_ Kini, negeri
katulistiwa ini tengah bersemangat dan menggencar berbagai program pembangunan
yang lebih merata di seluruh penjuru negeri. Dan, tingkat partisipasi pihak
swasta pun ikut serta di dalamnya. Tentu semua itu berefek positif bagi rakyat,
bangsa dan Negara. Juga, akan menyerap banyak tenaga kerja dan perputaran roda
perekonomian.
Sementara itu, pemerhati konstruksi Indonesia, Dede
Farhan Aulawi, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, usai pemaparan di salah satu
tempat di Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020, mengatakan bahwa sekarang tidak boleh
lagi ada istilah desa atau daerah yang terisolir, karena hakikatnya seluruh
lapisan masyarakat Indonesia berhak untuk ikut serta menikmati hasil
pembangunan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari nikmat kemerdekaan yang
patut disyukuri selalu.
“Dalam setiap proyek pembangunan tentu
harapannya semua berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang dibuat
sebelumnya,” ucap Dede, ketika di – interview
DIPLOMASINEWS.NET, usai memberikan presentasi.
Lanjutnya, namun dalam praktek di lapangan
seringkali ditemui berbagai handicaps,
kendala, hambatan atau hal – hal lain yang tak terduga, sehingga bisa saja
berdampak pada kualitas hasil pembangunan itu sendiri. Untuk itulah, lanjut
Dede, dalam setiap proyek pembangunan diperlukan yang namanya Pengendalian Mutu
Proyek yang tentu harus dilakukan oleh
orang yang mengerti dan memiliki keterampilan dalam hal pengendalian mutu
proyek itu sendiri.
Masih ungkapnya, teknis pengendalian mutu proyek
itu biasanya dilakukan oleh seseorang atau oleh sebuah tim yang disetujui oleh
pemberi proyek. Soal dilakukan oleh seseorang atau oleh sebuah tim biasanya
tergantung pada nilai proyeknya. Kalau nilainya relatif kecil biasanya cukup
oleh seseorang yang ditunjuk karena dasar kepercayaan dan kompetensi yang
dimilikinya.
“Jika nilainya besar, tentu harus dilakukan oleh
sebuah tim agar teknis pengawasannya efektif, dan tiap bagian dilakukan oleh
pengawas yang ahli di bidangnya masing – masing, misalnya pengawas pengendali
mutu konstruksi, elektrik, ducting,
sistem refrigerasi, dan lain – lain,” urai pemerhati konstruksi Indonesia, itu.
Dede menambahkan, bahwa pengendalian mutu dalam
sebuah proyek secara umum terbagi ke dalam perencanaan, pengendalian,
dan peningkatan mutu. Dalam proses perencanaan mutu biasanya dilakukan
identifikasi terhadap kebutuhan pemilik proyek sebagai konsumen, kemudian
dibuat rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan rancangan proses
pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek itu sendiri.
Masih ucap Dede, pada tahap pengendalian mutu
umumnya terkait dengan masalah pengembangan metode pengukuran,
pengembangan standar, dan pengembangan alat pengendalian mutu. Kemudian, tahap
peningkatan kualitas, dilakukan hal – hal yang terkait dengan tindakan yang
diperlukan bila terjadi ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi
aktual di lapangan. Dan, tindakan itu bisa berupa penyesuaian ataupun
perbaikan.
Lebih lanjut, seseorang atau sebuah tim yang
ditunjuk dan disetujui sebagai pengendali mutu sebaiknya memiliki pedoman
teknis pengendalian yang disusun dengan cermat dan disepakati bersama.
Adapun pedoman teknis pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan
pengertian pengendalian mutu dalam proyek, prosedur pengendalian, strategi
pengendalian, sasaran pengendalian, metodologi yang digunakan,
tahapan pengendalian mutu, dan evaluasi kinerja. Pedoman teknis tersebut sebaiknya dilengkapi dengan bagan atau skema alur pengendalian dan alur pelaporan pengendalian mutu.
Lanjutnya lagi, menyangkut metode pengendalian
mutu proyek, Dede menjelaskan bahwa umumnya disesuaikan dengan jenis proyek dan
kualitas yang diinginkan.
“Secara umum dikenal 3 metode pengendalian, pertama,
pemeriksaan dan pengkajian terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan
pembelian peralatan dan perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain,”
urainya.
Masih urainya, yang kedua adalah inspeksi dan
pemeriksaan peralatan guna memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam
proyek bisa berfungsi dengan baik. Dan, yang ketiga yaitu melakukan pengujian
dengan sampling guna memastikan kualitas
material sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dan berpedoman pada tepat
waktu, efektif dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dede juga masih menguraikan bahwa di samping
itu, hal yang tak kalah pentingnya dalam pengendalian mutu proyek adalah
ketersedian dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai acuan dalam pengerjaan
proyek sehingga pelaksanaan dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan.
“Dokumen-dokumen yang diperlukan tersebut,
seperti spesifikasi teknis yang berisikan uraian yang disusun dengan lengkap
dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan, urai Dede.
Kemudian, gambar kerja sebagai acuan yang
dipakai untuk mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena
itulah, setiap pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar
kerja yang telah dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan
sangat membantu mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
“Gambar kerja pada umumnya dibuat oleh seorang
arsitek yang dilengkapi dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan proyek
yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan perhitungan
kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui, barulah
gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek,” urainya
panjang.
Kemudian yang ketiga, lanjutnya, yaitu rencana
mutu kontrak sebagai pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan sebuah proyek.
Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek sesuai dengan
syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di dalam kontrak.
Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus dibuat untuk
menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga didapat proyek
yang berkualitas sesuai dengan harapan. Kemudian yang keempat, adalah dokumen
administrasi seperti hasil uji lapangan, request
work dan catatan-catatan. Kelima, instruksi
teknis yang dibuat dengan tujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengerjaan suatu proyek, dan, yang terakhir adalah pengendalian langsung dengan
cara turun ke lapangan untuk mengamati proses pengerjaan yang sebenarnya
terjadi di lapangan. Teknisnya bisa dilakukan dengan cara pemantauan atau
monitoring, supervisi, dan penguatan kapasitas pengerjaan.
“ Nah,
jadi itulah kurang lebih ruang lingkup dan tanggung jawab pengendalian suatu
proyek. Jadi dua prasyarat utamanya, yaitu, pertama, bisa dipercaya dan kedua,
memiliki kompetensi untuk melakukan pengawasan atau pengendalian itu sendiri,”
terangnya ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, Kamis, 12 Maret 2020.
Terakhir Dede mengatakan, memang tidak gampang,
tetapi peranannya sangat penting sekali terutama untuk proyek – proyek yang
diongkosi oleh APBN ataupun APBD sebagai salah satu bentuk itikad dan tanggung
jawab untuk menghasilkan mutu proyek yang berkualitas.
Onliner
: oma prilly/diplomasinews.net
Editor
: roy enhaer