Masker Virus, Simbol Mulut – Mulut Rakus


@roy enhaer
ENTAH hingga kapan virus COVID – 19 itu akan berhenti menghantui dunia. Entah hingga kapan epidemic Corona itu akan terus merenggut nyawa satu persatu manusia – manusia di dunia ini. Entah seberapa banyak kepingin – nya ‘pageblug’ Corona itu menentukan target dan kuota terhadap manusia – manusia di seluruh jagat ini untuk ‘dihentikan’ denyut jantungnya hingga mereka tak bisa menghirup oksigen lagi.

Negara – Negara di dunia betapa semakin hari semakin dihantui kepanikan dengan penyebaran virus ‘pencabut nyawa’ yang hingga hari ini belum sanggup ditemukan obat penawarnya itu.

Sejumlah system dan agenda – agenda Negara di seluruh dunia menjadi moratmarit, karut – marut, gonjangganjing, tertunda waktu dan bahkan dibatalkan segala bentuk urusan dan penyelenggaraannya.

Bahkan Kingdom of Saudi Arabia pun ‘menghentikan’  terhadap jutaan ‘tamu’ Allah SWT agar untuk sementara tidak melakukan ibadah Umrah di Tanah Suci. Bahkan, muncul kabar bahwa ibadah haji tahun ini pun akan ditiadakan demi menghindari sebaran virus Corona, tersebut.

Dan, tulisan ini sesungguhnya tidak sedang menulis soal ansich virus Corona, tetapi lebih berbicara soal masker penutup mulut sebagai pengaman serangan siluman virus COVID – 19 yang undetectable dan tak tampak mata itu.

Di mana pun di pojok dunia ini, setiap manusia selalu menutupi cangkem atau mulut mereka dengan masker. Bahkan di negeri Indonesia pun kebutuhan dan permintaan masker melonjak tinggi.

Dasar karakter orang – orang di negeri ini, setiap kali terjadi bencana apa pun selalu saja otak mereka memanfaatkan kesempatan ketika terjadi kesempitan. Otak criminal mereka selalu tega berbuat nista ketika terjadi bencana.

Dan, karakter criminal sekaligus mental makelar semacam itu akhirnya benar – benar diwujudkan dengan menimbun masker sebanyak – banyaknya hingga di pasaran terjadi kelangkaan. Terjadilah panic buying dan aksi borong masker di mana – mana. Semua yang terjadi hari ini pun tak berbeda jauh ketika kebutuhan sembako dan bahan bakar di negeri ini terjadi kelangkaan.

Terlepas dari kenapa wabah Corana itu membuat lumpuh dan kepanikan penduduk dunia, termasuk di negeri ini, bisa jadi alat pelindung mulut bernama masker tersebut merukan simbolitas agar para pemilik mulut yang suka nyinyir dan menipu rakyat, itu, agar sesegera mungkin dihentikan.  

Mungkinkah Tuhan sedang me –warning – manusia – manusia di dunia ini dengan cara ‘menciptakan’ wabah Corona agar makhluk ciptan – Nya muncul kesadaran ketika memimpin rakyatnya jangan menggunakan mulut busuk? Juga include, termasuk para pemimpin di negeri ini dari lapis bawah hingga level atas jangan hanya ‘nggombal’ saja dan tidak mau menyejahterakan jutaan rakyatnya.

Akhirnya, mulai detak dan detik ini, agar manusia – manusia yang diamanati menjadi pemimpin yang sejatinya telah bosok mulut mereka itu untuk lebih berhati – hati dan waspada dalam membawa rakyat dan mengelola Negara ini.

Bukankah masker – masker yang sekarang dibalukan ke mulut jutaan rakyat di negeri ini itu sebagai simbolitas atas aroma busuknya mulutnya para pejabat yang berimbas kepada rakyat yang tak berdosa?

‘Tutupen cangkem’  rakusmu itu dengan maskermu.

@roy enhaer
Tuesday, March 10, 2020

Related

Cover Story 6283627243326371305

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item