Sekdes Sukonatar, Sulistyowati : PTSL Itu Pengabdian, Bukan Cari Keuntungan


PENGABDIAN, BUKAN KEUNTUNGAN : Ucap Sekdes Sukonatar, Srono, Banyuwangi, Sulistyowati, bahwa mengelola program PTSL itu bukan ‘cari’ keuntungan, tapi pengabdian. [ image : tri budi prastyo ]
DIPLOMASINEWS.NET_SUKONATAR_BANYUWANGI_Tepat pada Kamis, 27 Februari 2020, pukul 08.00 WIB, pemerintahan Desa Sukonatar, Kecamatan Srono, Banyuwangi, telah menggelar penyerahan sertipikat sebanyak 400 bidang kepada warganya di pendopo desanya.

Catatan DIPLOMASINEWS.NET, di lapangan bahwa program nasional Pendaftaran Tanah Sistematis Langsung [  PTSL ] tahun anggaran 2019, untuk Desa Sukonatar tersebut merupakan penyerahan sertipikat kali ke empat. Yang pertama 250 bidang, 300 bidang, dan yang hari ini sebanyak 400 buku sertipikat telah diserahkan kepada warga pemohon.

Sementara itu, sekretaris desa Sukonatar, Sulistyowati, ketika di – interview DIPLOMASINEWS.NET, berucap bahwa pihaknya dalam program PTSL tersebut telah mengantongi kuota 1.250 bidang. Ucapnya lagi, bahwa hingga hari ini sudah terselesaikan sebanyak 1.250 buku sertipikat.

Masih menurut sekdes, ternyata program PTSL di Desa Sukonatar, selama ini sangat dan sangat diapresiasi dan ‘dienteni’ oleh ribuan warga desa. 

TOLAK UANG : Pakwo Agus, salah satu kepala dusun di Desa Sukonatar, mengatakan jika dirinya menolak ketika disodori uang oleh warga. [ image : tri budi prastyo ]
“Benar, ternyata program PTSL ini sangat membantu warga atas hak dan kepemilikan lahan mereka,” terang Sulistyowati, ketika ber – face to face dengan DIPLOMASINEWS.NET, di pendopo desa, Kamis, 27 Februari 2020.

Ketika ditanya lebih jauh soal apakah terjadi ‘penyimpangan’ atau pungutan liar di lapangan ketika melakukan seluruh kegiatan dalam konteks sertipikat massal itu? Dengan tegas, sekdes Sukonatar itu mengatakan tidak pernah terjadi penyimpangan, utamanya soal bandrol Rp. 150 ribu rupiah per bidang, itu.

“Alhamdulillah, pihak kami sudah komitmen sejak awal untuk tidak memungut sepeser pun di atas harga yang ditetapkan. Sekali seratus lima puluh ribu ya itu thok,” tegas sekdes perempuan itu.

Tegasnya lagi, bahwa program PTSL itu jangan dijadikan ajang mecari kuntungan, tetapi murni hanya pengabdian.

SERTIPIKAT SEKOLAH : M. Syafii, warga penerima sertipikat dari program PTSL itu, berjanji tidak akan ‘nyekolahkan’ sertipikatnya. [ image : tri budi prastyo ]
Di tempat terpisah, salah satu kepala dusun Desa Sukonatar, Agus, mengatakan bahwa selama dirinya melaksanakan kegiatan PTSL di lapangan, selalu berkomitmen untuk tidak tergiur dengan imingiming apa pun dari para pemohon.

“Betul, selama saya melakukan pengukuran di lapangan, saya selalu menolak diberi imbalan apa pun. Itu sudah komitmen,” tegas Pakwo Agus, ketika menjawab pertanyaan DIPLOMASINEWS.NET, Kamis, 27 Februari 2020.

Di saat lain, salah satu warga penerima sertipikat, M. Syafii, mengatakan bahwa buku sertipkat yang kini berada di tangannya itu, tidak akan diapa – apakan, artinya, sertipikat hanyalah dijadikan sebuah alat keabsahan atas lahan yang dimilikinya.

“Mudah – mudahan sertipikat ini tidak saya ‘sekolahkan’ kok,” janjinya ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di pendopo desa.

Onliner     : tri budi prastyo
Editor        : roy enhaer
Publisher  : oma prilly

Related

Cover Story 2947569924504733736

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item