Antara ‘Pageblug’ Corona dan 'Virus' Korupsi
http://www.diplomasinews.net/2020/02/antara-pagebluk-corona-dan-virus.html
Roy Enhaer |
ENTAH mengapa dan siapa yang awal mula menamai virus misterius dan mematikan yang lahir
dari ‘dusun’ Wuhan, Tiongkok, itu dijuluki Corona?
Atau jangan – jangan penemu virus mengerikan itu bernama Pak atau Bu Corona. Jika demikian,
andai kali pertama yang menemukan itu bernama Pak Bejo, pasti para
ilmuwan dunia akan bersepakat menyebutnya virus Bejo.
Di
sini saya tidak sedang mengulas dan nerocos
bicara mengapa virus tersebut benar – benar menyita perhatian, menjadi popular,
menghabiskan energy, merepotkan, dan menguras biaya tak sedikit yang dialami
oleh negara – negara di seluruh jagat ini.Tetapi saya akan merefleksikan bahwa sesungguhnya gonjang - ganjing virus Corona itu 'masih di bawah' peringkat dari virus Korupsi di negeri ini.
Virus COVID - 19 itu memeng melumpuhkan negara - negara di dunia, tak
terkecuali, Indonesia. Yakni salah satu negeri peng – umrah terbanyak, itu juga ribet
dan sangat antisipatif terhadap bahaya suspect
virus Corona sang pencabut nyawa
tersebut. Bahkan, jutaan rombongan jamaah umrah pun gagal berangkat menunaikan
ibadah ke tanah suci.
Pasalnya,
negara ‘pemilik’ tanah suci, Saudi Arabia telah mengeluarkan word of warning, larangan kepada manusia
siapa pun yang bertandang ke sana. Termasuk jamaah umrah dari negeri ini juga
di – delay – nawaitu
keberangkatan ibadah mereka.
Dan,
dampak langsung dari wabah virus Corona
tersebut akhirnya merambat ke segala sector jasa dan perekonomian negeri ini. Jadual
airliners atau pesawat terbang akhirnya
dilarang terbang. Layanan biro perjalanan akhirnya juga dilarang jalan.
Apa sesungguhnya di balik ‘pageblug’ atau wabah virus Corona tersebut kemudian para penduduk dunia menjadi kelimpungan, ketakutan yang amat sangat, dan mengalami mimpi buruk yang terus menghantui dan meng –gendruwo - i hingga hari ini?
Apa sesungguhnya di balik ‘pageblug’ atau wabah virus Corona tersebut kemudian para penduduk dunia menjadi kelimpungan, ketakutan yang amat sangat, dan mengalami mimpi buruk yang terus menghantui dan meng –gendruwo - i hingga hari ini?
Mungkinkah
para pemimpin dunia, para pemimpin bangsa, dan bahkan para pemimpin umat itu
sedang berada di titik puncak kejumawaan, kesombongan, kearogansian, dan juga sedang
berada di menara kedoliman tanpa mata hati dalam memimpin yang kini tengah
dipimpinnya?
Ataukah,
hari – hari ini Gusti Allah sedang me – warning – memperingatkan dini kepada manusia – manusia ciptaan –
Nya itu dengan meniupkan ‘pageblug’ virus Corona
agar mereka tersadar atas keangkuhan kekuasaan yang merasa sanggup mengenggam
dunia itu?
Akan
bersembunyi di tempat dan di planet manakah jika ‘pageblug’ Corona itu datang mengepung manusia dari
segala mata angin dengan keganasannya yang mematikan itu? Bukankah pageblug itu merupakan kematian massal yang
merunggut nyawa manusia sehat tiba – tiba sakit dadakan, yakni, isuk loro
sore mati, sore loro isuk mati? Maksudnya, pagi hari sakit kemudian sore hari tewas,
dan sore hari sakit akhirnya pagi harinya modar.
Sesungguhnya,
virus Corona itu jika diterjemahkan
lain bisa menjadi sama dan sebangun dengan virus Corupsi yang hingga detik ini masih merupakan epidemic dan mewabah di negeri tercinta ini.
Bukankah
hari – hari ini wabah virus Corupsi
di negeri Pancasila itu tengah menyusup di segala garis lini birokrasi,
institusi, dan instansi? Bukankah ‘pageblug’ Korupsi yang pelakunya disebut Coruptor itu sedang berada di gedung wakil rakyat dengan merenggut jutaan
lembar E – KTP?. Virus itu juga berada di Jiwasraya yang mencaplok duit asuransi. Wabah itu pun bertengger
di kantor KPU yang telah meng – untal
rekapitulasi suara agar bisa duduk di legeslatif. Dan, bahkan virus itu juga
bersemayam di wilayah mahkamah di negeri ini dengan mem – badhok duit rakyat milyaran rupiah.
Kita
seharusnya bertanya kepada Yang Maha Di Atas, di manakah sesungguhnya virus Corona itu berada? Dan, di manakah
sesungguhnya ‘pageblug’ Corupsi itu
bersembunyi? Lebih berbahaya manakah antara virus Corona dengan wabah Corupsi,
itu di negeri ini?
@roy
enhaer
Saturday,
February 29, 2020