Investigasi Misteri : ‘Jalmo Moro, Jalmo Mulyo’ di Alas Purwo


LANGIT 'ALAS PURWO' : Ketika belantara Alas Purwo, yang berjuluk ‘jalmo moro jalmo mati’ itu terlihat dari ketinggian birunya langit. [ dok. diplomasinews.net ]
Telah kali ketiga menemui terbit dan tenggelamnya matahari, DIPLOMASINEWS.NET, menembusi, menyibak, dan menabraki rimbun dan lebatnya hutan belantara Alas Purwo, yaitu kawasan taman nasional yang jika tergambar di globe dunia, ia terlihat sebagai daratan menjorok ke Samudera Hindia yang maha luas, disebut,  Semenanjung Blambangan, di Banyuwangi, Jawa Timur. 

Profil Alas Purwo tak hanya hutan alami dan heterogen yang lebat saja, tetapi dia juga hutan yang masih perawan, artinya, flora dan fauna di kedalaman hutan tersebut, masih relatif utuh alias belum parah terjarah oleh tangan-tangan ‘maling’  illegal logging,  seperti lazimnya kegundulan hutan di kawasan lain di negeri ini.

Secara visual dan jika diraba dan dilihat dengan panca indera telanjang, belantara Alas Purwo tak ubahnya seperti hutan – hutan lain yang pernah ada. Tetapi,  sesungguhnya, jika ‘dilihat’ dengan ‘mata batin’ atau six sense alias indera di atas panca indera, bahwa Alas Purwo adalah merupakan ‘The Kingdom of Lelembut’ atau ‘Kerajaan Lelembut’ yang kelembutannya tak sanggup dipandang, dilihat dan dinderamatakan oleh mripat manusia biasa. Harus manusia yang memilki daya lihat linuwih atau manusia supernatural yang bisa mengamatinya dengan ‘cetho’ saja hingga terlihat sangat terang benderang.

Alas Purwo jangan hanya dilihat secara geografis, tetapi banyak orang melihatnya dengan pendekatan geomistis.  Faktanya, ketika DIPLOMASINEWS.NET, bertemu dengan seorang ‘pertapa’ lelaki  renta yang tengah ngelakoni ritual di salah satu tempat wingit, yaitu di ‘goa istana’, salah satu dari ribuan goa alami yang tersebar di kedalaman belantara Alas Purwo. Dia, sang pertapa itu mengaku berasal dari Jawa Tengah, yang sudah melakukan ‘topo ngebleng’ atau meditasi bertahun-tahun di lebatnya hutan di Semenanjung Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut.

Belantara yang masuk di kawasan Taman Nasional Alas Purwo [ TNAP ] di ujung paling timur pulau Jawa di Banyuwangi, itu, benar – benar menyimpan sejuta misteri yang masih diyakini banyak kalangan hingga hari ini. Tingkat kemisteriannya begitu sulit untuk dinalar logika waras. Misalnya, jika sejak berangkat dari rumah niat kita ‘kurang bersih’, kemungkinan besar ketika sudah berada di kawasan belantara Alas Purwo nanti, akan mendapatkan imbalan sesuai dan sepadan dengan niat awal. Silakan kita merusak atau mematahkan sebatang ranting kering kemudian mengambilnya untuk dibawa pulang, percaya atau tidak, kita hanya akan berputar – putar saja tanpa bisa menemukan jalan lapang menuju pulang, bahkan tubuh dan pikiran kita semakin melingkar – lingkar seperti labirin tanpa menjumpai jalan keluarnya. Terbuntu tanpa mengenal arah dan mata angin.

Kenapa belantara Alas Purwo yang lebat dengan pepohonan jati itu hingga hari ini relative aman dari penjarahan illegal logging? Barangkali itulah salah satu jawabannya.

Tuhan Maha Pencipta atas semesta ini, termasuk salah satunya adalah belantara Alas Purwo dengan segala misteri dan kegaibannya.  Kabut misteri dan gelapnya kegelapan yang hingga hari ini tetap membungkus dan menyelimuti belantara dan seluruh isi di dalamnya. 

Sayangnya, DIPLOMASINEWS.NET, hanya mencatat sepotong – sepotong atas kelam dan gelapnya Alas Purwo, itu, pasalnya, jika ingin menjelajahi seluruhnya atas kegaibannya, sangat dibutuhkan waktu, bekal yang cukup. Tak hanya bekal finansial saja, tetapi bekal lain yang sanggup menembus kegelapan, kepekatan dan kemisteriannya hingga di kedalaman jantungnya.

Hingga hari ini masih banyak mitos yang berseliweran dari mulut ke mulut dan berbunyi bahwa siapa saja yang kepingin menembus kelamnya Alas Purwo hanya karena berniat setengah hati, pasti akan berhadapan dengan kalimat : jalmo moro jalmo mati, artinya, manusia siapa pun jika nekat memasuki belantara tersebut hingga di kedalamannya akan ‘tidak pernah’ bisa kembali pulang.

Tetapi, DIPLOMASINEWS.NET, akan lebih melunakkan mitos tersebut dengan mengedit unenunen atau kalimat tersebut dengan : jalmo moro jalmo mulyo. Dan, jika dimaknai menjadi, siapa pun yang ingin menembus gelapnya hutan alami Alas Purwo, pasti akan menyatu dan bersahabat dengan alam. Karena di dalam belantara itu jika kita cerdik dan berkreatif atas sumber daya alamnya, pasti akan membawa berkah dan ujung – ujungnya membawa kesejahteraan dan kemuliaan masyarakat di sekitar hutan dan para pecinta hutan dari mana pun.

Apakah belantara Alas Purwo itu penuh misteri dan kegaiban di dalamnya? Jawabannya, iya.  Pasanya, Tuhan adalah Maha Pencipta Kegaiban. Apa pun yang bisa kita lihat dan yang tidak sanggup kita lihat di jagat semesta ini adalah Maha Karya Ciptaan – Nya. Persoalannya, karena daya pikir dan ruang di otak kita sangat tidak sanggup menampung seluruh ciptaan – Nya. Apalagi terhadap hal – hal yang tidak bisa terlihat oleh mata kita.

Akhirnya, pekat dan gelapnya belantara Alas Purwo adalah salah satu contoh agar kita lebih banya belajar dari sisi geografis dan bahkan dari sudut – sudut gulita geomistisnya. 

Selamat datang di belantara gelapnya kegelapan Alas Purwo. Jalmo Moro, Jalmo Mulyo.    

@roy enhaer
Alas Purwo, Banyuwangi, 15 Oktober 2019

Related

Cover Story 6500120637305036292

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item