Cakades Parijatah Wetan, Imam Nurhadi : Meski Visi – Misi Tak Datang, Tanggal Sembilan ‘Harus’ Menang
http://www.diplomasinews.net/2019/10/cakades-parijatah-wetan-imam-nurhadi.html
DIPLOMASINEWS.NET_PARIJATAH WETAN _ BANYUWANGI_Panitia
Pemilihan Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono, Banyuwangi, Jawa Timur, telah
menggelar ‘Kampanye Penyampaian Visi dan Misi Calon Kepala Desa 2019, di
pendopo Desa Parijatah Wetan.
Catatan DIPLOMASINEWS.NET, bahwa gelaran tahapan
pilkades serentak 2019 di Kabupaten Banyuwangi di Desa Parijatah Wetan,
tersebut, menjadi menarik dan juga lontaran sejumlah pertanyaan dari undangan
yang hadir. Pasalnya, dari kandidat kades Parijatah Wetan yang berjumlah 5 [
lima ] orang calon yang akan bertarung pada 9 Oktober 2019, nanti, ternyata
hanya 4 [ empat ] cakades saja yang hadir pada acara kampanye penyampaian visi
– misi tersebut.
Akhirnya, lima buah kursi yang telah disediakan
panitia pemilihan Desa Parijatah Wetan, tersebut, terjadi kekosongan yang tidak
terduduki oleh salah satu cakades hingga acara bubar. Dan, cakades yang
berhalangan hadir pada acara visi – misi itu adalah Imam Nurhadi, nomor
urut : 4 [ empat ].
Imam Nurhadi
|
Sementara itu, Rudi, ketua panitia pemilihan
Desa Parijatah Wetan, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, usai acara mengatakan
bahwa terkait kandidat kades yang tak hadir pada acara kampanye penyampaian
visi – misi di pendopo Desa Parijatah Wetan, itu, dirinya berucap, acara itu adalah
bagian dari tahapan pilkades serentak di kabupaten ini yang harus dilalui oleh
seluruh kandidat yang ada.
Lanjutnya, jika terdapat salah satu kandidat
kades yang berhalangan hadir pada acara tersebut, pihaknya telah menganggap
kandidat itu mengikutinya. Masih menurutnya, agar tak terjadi kampaye liar,
makanya tata tertib itu mesti dilalui oleh seluruh kandidat di desa tersebut.
“Tahapan ini agar para kandidat jika melakukan
kampanye tidak liar. Itu saja,” ucapnya ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di
pendopo Desa Parijatah Wetan, usai acara, Kamis, 3 Oktober 2019.
Masih tutur Rudi, jika terdapat kandidat yang
tak bisa hadir pada acara tahapan visi dan misi itu, pihaknya tidak bisa memberi
sanksi atas ketidakhadirannya. Pasalnya,
tidak ada ‘aturan main’ yang berbunyi memberi sanksi atas tindakan itu.
Di tempat terpisah, Imam Nurhadi, kandidat kades
Parijatah Wetan, nomor urut : 4 [ empat ] yang tak hadir pada visi – misi tersebut
ketika ditemui DIPLOMASINEWS,NET, di kediamannya, dengan kalimat santai dia
mengatakan bahwa ketidakhadirannya pada acara itu bukan tanpa dalih dan alasan.
Menurutnya, dia sesunggunya sangat paham bahwa acara itu adalah tahapan dari
seluruh rangkaian pilkades yang mesti dilaluinya.
Baginya, ketidakdatangannya pada acara visi dan
misi itu dirinya tidak bermaksud apa-apa tapi hanya tidak hadir saja.
Lanjutnya, toh, ketidakmunculannya pada kampanye di pendopo desanya itu, pihak
panitia juga ‘tidak bisa’ menegurnya, apalagi mendiskualifikasikan dirinya dari
kandidat kades.
“Saya paham kok bahwa hari itu ada acara visi
dan misi. Lagian saya juga dapat undangan dari panitia,” ucapnya enteng ketika
ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di rumahnya di Dusun Bongkoran, Parijatah Wetan,
itu, Kamis, 3 Oktober 2019.
Masih ucapnya, dirinya mencalonkan pada pilkades
di desanya itu atas dasar bahwa dirinya sebagai warga negara di negeri
demokrasi ini memiliki hak memilih dan dan diplilh. Bahkan dengan ekstrimnya,
dia berucap jika pada pilkades serentak kali ini, tidak pernah membentuk dan
menggalang tim kampanye dan apalagi tim sukses. Dirinya berjalan apa adanya,
dirinya sangat konfidens dan percaya diri bahwa tanpa ‘tim-timan’ pun, insya
Allah ada warga yang setia mencobloskan suaranya tepat pada gambar dan nomornya
di dalam bilik suara nanti.
“Fakta membuktikan bahwa yang selalu ‘sukses’
itu ya pasti tim susksesnya. Sementara kandidatnya ‘nyungsep’ di pinggir kali,”
ucapnya sambil terkekeh-kekeh ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di kediamannya,
Kamis, 3 Oktober 2019.
Pungkasnya, meski dirinya tak hadir pada acara
kampanye penyampaian visi dan misi di pendopo desa itu, dirinya tetap percaya
pada garis nasib dan takdir Tuhan atas makhluk yang dikehendaki – Nya. Baginya,
semua itu hanya teori dan buang-buang energy, tapi yang paling utama adalah
realisasi suara dirinya pada 9 Oktober 2019, nanti.
“Contohnya, seperti bal-balan atau sepak bola.
Apakah saya pake sepatu atau tidak, apakah mau
pake sarung atau celana, yang penting
bola bundar itu bisa menggetarkan jala gawang lawan. Doakan saya akan seperti
itu,” pungkas Imam Nurhadi, kandidat nomor urut : 4 [ empat ] pada pilkades di
Desa Parijatah Wetan, itu, memungkasi wawancaranya bersama DIPLOMASINEWS.NET,
Kamis, 3 Oktober 2019.
Onliner :
andri pras
Editor
: roy enhaer