Papua Itu ‘Sangat’ Indonesia

SAYA tidak sedang menyoroti ‘rusuh Papua’ yang membara akhir-akhir ini. Saya tidak sedang menduga-duga siapa di balik ‘gonjang-ganjing’ di bumi Papua. Saya tidak sedang mengatakan bahwa itu semua adalah‘rekayasa’ yang direka-reka sehingga memproduksi ‘manajemen konflik’ berkepanjangan oleh tangan-tangan panjang di balik punggung kedamaian rakyat Papua.

Tapi, saya ingin menempatkan patriotistiknya ‘sedulur-sedulur’ kita di ‘negeri’ Freeport, sana itu, yang sesungguhnya sangat Indonesia banget. Di dalam dada mereka penuh dan sarat dengan merah – putih warna sang saka. Saya yakin, saudara-saudara kita di bumi Papua masih tetap melantunkan mars Dari Sabang Sampai Merauke.

Di dalam aliran darah mereka mengalir kelembutan, keramahtamahan, dan kemesraan jiwa Papua. Di dalam sorot tajam ‘mripat’ mereka tergambar bahwa mereka itu sejatinya penuh kejujuran, kebersahajaan, keabdian, dan kepatuhan terhadap siapa yang bisa ‘nguwongne’ atau memanusiakan mereka.

Pertanyaan besarnya, adalah kenapa dan sesunggunya sedang diapakan oleh siapa sehingga kerabat-kerabat kita di bumi Cendrawasih, sana itu, menjadi ‘membara’ penuh api amarah yang sesunggunya penuh ramah. Kenapa sobat-sobat kita yang wilayahnya ‘gemah ripah lohjinawi’ itu bisa tersinggung yang sejatinya selalu tersungging ketika berpapasan dengan siapa pun.

Dan, selama ini, sedulur-sedulur kita di bumi Jaya Wijaya, itu juga tak pernah cemburu, tak pernah ‘sambat’ dan menggerutu meski setiap detak, dan detik bongkahan-bongkahan kandungan emasnya itu dikeruk dari kedalaman perut Ibu Pertiwi. Kemudian, entah diusung kemana dan dibuat ‘bancaan’ oleh siapa saja? 

Benarkah membaranya ‘api emosi’ karib dan kerabat Papua itu dipicu ujaran rasialis yang ‘mecotot’ dari ‘lambe turah’ di wilayah Jawa Timur, itu? Sedang kemana dan apa yang dikerjakan para pengelola negara di negeri yang berbhineka tunggal ika, ini? Adakah dan siapakah sesungguhnya actor utama ‘pengadu domba’ di balik kerusuhan dan gemuruh di tanah Papua, itu?     

Sekali lagi, tahukah bahwa para ‘pahlawan’ lapangan hijau itu bermunculan dari tanah Papua dan telah mengharumkan nusantara ini melalui ketrampilan sepak bolanya? Sebut saja, para ‘mutiara hitam’ itu adalah, Eduard Ivakdalam, Elie Aiboy, Ortizan Salossa, dan Boaz Salossa. Mereka semua, di dalam tubuhnya telah mengalir darah Garuda, telah mengalir merah putih bendera sang saka.

Masihkah ada ‘orang gila’ yang tega ‘mengadu domba’ terhadap saudara-saudara kita dari tanah Papua? Kemana dan apakah yang dilakoni para elit Negara selama ini atas ratusan juta rakyatnya termasuk Papua? Papua tak butuh materi, tapi mereka butuh ‘dikeloni’, diayomi, dan dimanusiakan selayaknya manusia.

Siapa sesungguhnya yang ‘sangat’ Indonesia, itu?

@roy enhaer
Banyuwangi, Kamis dini hari, 05 September 2019

Related

Tumbak Cucukan 5493244579765927780

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item