Papua Itu ‘Sangat’ Indonesia
http://www.diplomasinews.net/2019/09/papua-itu-sangat-indonesia.html
SAYA tidak sedang menyoroti ‘rusuh Papua’ yang
membara akhir-akhir ini. Saya tidak sedang menduga-duga siapa di balik
‘gonjang-ganjing’ di bumi Papua. Saya tidak sedang mengatakan bahwa itu semua adalah‘rekayasa’ yang direka-reka sehingga memproduksi ‘manajemen konflik’
berkepanjangan oleh tangan-tangan panjang di balik punggung kedamaian rakyat
Papua.
Tapi, saya ingin menempatkan patriotistiknya
‘sedulur-sedulur’ kita di ‘negeri’ Freeport, sana itu, yang sesungguhnya sangat
Indonesia banget. Di dalam dada mereka penuh dan sarat dengan merah – putih
warna sang saka. Saya yakin, saudara-saudara kita di bumi Papua masih tetap
melantunkan mars Dari Sabang Sampai Merauke.
Di dalam aliran darah mereka mengalir
kelembutan, keramahtamahan, dan kemesraan jiwa Papua. Di dalam sorot tajam
‘mripat’ mereka tergambar bahwa mereka itu sejatinya penuh kejujuran, kebersahajaan,
keabdian, dan kepatuhan terhadap siapa yang bisa ‘nguwongne’ atau memanusiakan
mereka.
Pertanyaan besarnya, adalah kenapa dan
sesunggunya sedang diapakan oleh siapa sehingga kerabat-kerabat kita di bumi
Cendrawasih, sana itu, menjadi ‘membara’ penuh api amarah yang sesunggunya
penuh ramah. Kenapa sobat-sobat kita yang wilayahnya ‘gemah ripah lohjinawi’
itu bisa tersinggung yang sejatinya selalu tersungging ketika berpapasan dengan
siapa pun.
Dan, selama ini, sedulur-sedulur kita di bumi
Jaya Wijaya, itu juga tak pernah cemburu, tak pernah ‘sambat’ dan menggerutu
meski setiap detak, dan detik bongkahan-bongkahan kandungan emasnya itu dikeruk
dari kedalaman perut Ibu Pertiwi. Kemudian, entah diusung kemana dan dibuat
‘bancaan’ oleh siapa saja?
Benarkah membaranya ‘api emosi’ karib dan
kerabat Papua itu dipicu ujaran rasialis yang ‘mecotot’ dari ‘lambe turah’ di
wilayah Jawa Timur, itu? Sedang kemana dan apa yang dikerjakan para pengelola
negara di negeri yang berbhineka tunggal ika, ini? Adakah dan siapakah
sesungguhnya actor utama ‘pengadu domba’ di balik kerusuhan dan gemuruh di
tanah Papua, itu?
Sekali lagi, tahukah bahwa para ‘pahlawan’
lapangan hijau itu bermunculan dari tanah Papua dan telah mengharumkan
nusantara ini melalui ketrampilan sepak bolanya? Sebut saja, para ‘mutiara
hitam’ itu adalah, Eduard Ivakdalam, Elie Aiboy, Ortizan Salossa, dan Boaz
Salossa. Mereka semua, di dalam tubuhnya telah mengalir darah Garuda, telah
mengalir merah putih bendera sang saka.
Masihkah ada ‘orang gila’ yang tega ‘mengadu
domba’ terhadap saudara-saudara kita dari tanah Papua? Kemana dan apakah yang
dilakoni para elit Negara selama ini atas ratusan juta rakyatnya termasuk
Papua? Papua tak butuh materi, tapi mereka butuh ‘dikeloni’, diayomi, dan
dimanusiakan selayaknya manusia.
Siapa sesungguhnya yang ‘sangat’ Indonesia, itu?
@roy enhaer
Banyuwangi, Kamis dini hari, 05 September 2019