Kepala Desa Jajag, Suparno, SH : ‘Nguri-uri' Budaya Tanah Jawi


‘NUMBALI’ DESA JAJAG : Gelaran ‘Bersih Desa’ di Desa Jajag, Gambiran, Banyuwangi. Jawa Timur, itu, ‘nanggap’ wayang kulit dengan lakon : Syekh Subakir Numbali Tanah Jawi. [ image : doc.diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_JAJAG_BANYUWANGI_Sejak pagi pukul 06. 00 WIB, Sabtu, 07 September 2019, pemerintahan Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur, telah menghelat gelaran ‘bersih desa’. Gelaran tersebut merupakan tradisi setiap datangnya bulan Suro, atau 1 Muharram 1441 H.

Pada bulan Muharram, kali ini, pemdes Jajag, telah merangkai acara tersebut menjadi satu kegiatan. Kegiatan itu diawali lebih pagi, yakni dengan sport sepeda. Kemudian, agak siang, menyuguhkan ritual ‘ruwatan’ desa. Lalu, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan religi, berupa khataman Al-Quran, dan disambung dengan tasyakuran.

Kepala Desa, Jajag, Suparno, SH, ketika ditemui DIPLOMASINEWS,NET, berucap bahwa sebagai acara puncak dari rangkaian ‘bersih desa, itu, yakni, gelaran wayang kulit semalam suntuk yang ‘didalangi’ oleh Dalang Ki Sukron, dari Blitar, Jawa Timur, dengan menyuguhkan lakon : Syekh Subakir Numbali Tanah Jawa.

‘NGURI-URI’ BUDAYA JAWI : Ketika diinterview onliner DIPLOMASINEWS.NET, kepala Desa Jajag, Suparno, SH, berucap bahwa ‘bersih desa’ dengan ‘wayangan’ tersebut adalah salah satu upaya untuk ‘nguri-uri’ kultur Jawa agar lestari. [ image : nanang/diplomasinews.net ]
“Acara ‘bersih desa’ semacam ini, telah diagendakan setiap bulan Suro atau 1 Muharram. Dan, tidak harus ‘nanggap’ wayang setiap tahun. Tapi, diselang – seling setiap tahunnya. Misalnya, tahun ini ‘wayangan’, kemudian untuk tahun berikutnya tidak wayangan tapi dengan kegiatan pengajian,”terang Suparno,SH, kepala desa Jajag, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di sela alunan gending-gending Jawa, yang ditabuh oleh para pengrawit, Sabtu, 07 September 2019.

Masih terangnya, dia memilih lakon pewayangan dengan judul : Syekh Subakir Numbali Tanah Jawa, tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, lakon tersebut sangat menarik jika dikontekstualkan dengan pemerintahan desa. Dalam lakon tersebut terdapat idiom ‘numbali’ yang filosofisnya bermakna memberi spirit atau menyemangati agar kenerja seluruh perangkat di desa ini, menjadi semakin professional ketika melayani masyarakat.

“Barangkali hanya itu makna dari lakon yang disuguhkan gelaran wayang kulit malam ini. Makna yang lain, adalah upaya ‘nguri-uri’ budaya Jawa agar lestari selamanya,” pungkas orang nomor satu di Desa Jajag, itu, mengakhiri interviewnya dengan DIPLOMASINEWS.NET, Sabtu, 07 September 2019.

Onliner  : roy/andri/nanang   

Related

Cover Story 7928187138444165497

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item