Kades Aliyan, Anton : Ritual ‘Keboan’, Merajut Kemesraan Masyarakat Aliyan

DESA ‘KINCIR ANGIN’ : Tak hanya ritual ‘Keboan’ yang menjadi ikon Desa Aliyan, tetapi ada kekayaan budaya ‘local wisdom’ atau kearifan lokal tentang ‘panjer kiling’ atau baling-baling yang berdiri gagah di setiap sudut kampung itu, sedang dikenalkan sebagai bagian tak terpisahkan dari kultur desa. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_ALIYAN_BANYUWANGI_Tradisi Ritual ‘Keboan’ yang digelar di Desa Aliyan, Rogojampi, Banyuwangi, benar-benar spektakuler sekaligus merakyat dan bernilai positif buat seluruh warga desa, Minggu, 08 September 2019, lalu. Dan, acara tahunan tradisi ‘Keboan’ di Desa Aliyan, itu, ternyata hingga malam ini, Selasa, 11 September 2019,  pihak panitia masih saja menyuguhkan pentas musik yang ‘manggung’ di Sukodono, salah satu dusun di Desa Aliyan.

Ketika DIPLOMASINEWS.NET, menjumpai kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo, SE, usai acara pamungkas pentas musik dari rangkaian tradisi ritual ‘Keboan’ itu, mengatakan bahwa, tradisi tersebut tidak hanya sekadar entertainment semata, tetapi banyak hal positif dan produktif yang  direct atau langsung dirasakan ‘berkah’ nya oleh masyarakat Aliyan.  Menurut Anton, berkah tersebut berupa gelaran bazar yang bisa mendinamisasikan dan menggeliatkan perekonomian masyarakat.

“Berkat gelaran ritual ‘Keboan’ tersebut, masyarakat Aliyan telah merasakan berkah ekonomi dari usaha bazar, itu. Dan, acara ‘sonjo bareng’ merupakan forum silaturahim antar warga. Ini menarik karena di balik itu ada kemesraan kolektif yang terbangun,” tegas Anton, bangga ketika diinterview DIPLOMASINEWS.NET, usai acara pamungkas pentas musik, Selasa, 10 September 2019.

Masih menurut Anton, meski level ‘ndeso’ ternyata banyak pihak menilai bahwa tradisi ‘Keboan’ di Aliyan, itu, kemeriahan dan kegegapgempitaannya tidak kalah dengan level kabupaten.  Katanya lagi, kespektakuleran dan kemegahan acara itu sama sekali tidak pernah ‘merepotkan’ pihak di luar Desa Aliyan, dalam konteks penggalian dana atau besaran anggarannya. Dan, seluruh prosesi ‘Keboan’ sejak awal hingga gelaran usai, semata-mata berkat swadaya, swakarsa, swakelola, dan semangat kemandirian seluruh warga desa. 

PEMIMPIN KULTURAL : Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo, SE, tak hanya sebagai pemimpin birokrasional, tetapi dia juga pemimpin kultural di desanya. [ dok.diplomasinews.net ]  
“Soal anggaran, semata-mata murni dari semangat warga  seluruh Desa Aliyan. Alhamdulillah, semua berjalan aman, indah, dan sesuai rencana yang direncanakan,” jelas orang nomor satu di Desa Aliyan, tersebut.

Masih jelasnya, ragam acara dalam prosesi ‘Keboan’ di Aliyan, itu, pihaknya selama sepekan telah menyuguhkan beragam seni tradisi, seperti, seni gandrung, kuda lumping, dan pentas musik. Tak hanya itu, dalam membangun religiusitas dan spiritualitas warga, pihak desa telah menggelar istigosah kubro.

Bagi seorang Anton, bahwa desa yang kini dipimpinnya itu ternyata banyak potensi yang harus selalu digali dan disuguhkan kepada masyarakat. Seperti, festival ‘Panjer Kiling’ atau baling-baling yang terpasang di puncak tiang yang menjulang di awang-awang. Jika kini faktanya desa Aliyan bisa menggali potensi seni, estetika, dan eksotisme kekayaan budayanya, karena salah satu faktornya adalah ke - leadership - an seorang Anton yang juga mengalir darah seni di tubuhnya. Dan, selama kepemimpinannya, dia sangat intens dan selalu menggali desa itu sebagai 'lumbung' seni di Banyuwangi.

“Festival ‘Panjer Kiling’ itu salah satu kekayaan tradisi di Desa Aliyan. Sebuah kearifan lokal yang mesti dilestarikan eksistensinya. Bahkan, saya akan mem-branding desa ini dengan predikat ‘Desa Kincir Angin’,” tutur Anton bangga ketika ‘ngobrol’ santai bersama DIPLOMASINEWS.NET, Selasa, 10 September 2019.

KEMESRAAN SANG KEPALA DESA : Kepala Desa Aliyan, Anton Sujarwo, SE, ketika tengah menyapa dan berdendang di atas panggung musik dalam gelaran pamungkas ‘Keboan’ [ image : andri pras /diplomasinews.net ]
Tambahnya, disebut ‘Desa Kincir Angin’ karena warga Desa Aliyan sangat mentradisikan budaya ‘Kiling’ atau baling-baling yang hampir di seluruh sudut kampung berdiri gagah tiang-tiang menjulang dengan baling-baling berputar ‘munyer seser’ digerakkan hembusan angin.

Dalam kalimat pungkasnya kepada DIPLOMASINEWS.NET, kepala Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, berucap bahwa dari seluruh rangkaian ritual  ‘Keboan’ yang digelar selama seminggu penuh itu, menunjukkan bahwa ke – leadership – an seorang kepala desa sangat penting dan utama menyangkut hajat hidup masyarakat yang dipimpinnya. Katanya lagi, sebagai orang ‘number one’ di desa, dia secara naluriah dan limiah harus selalu dekat dengan masyarakatnya, dalam arti dekat secara rasa dan secara raga.

" Lahir dan batin seorang pemimpin jangan sampai berjarak. Meski sekadar seorang ‘lurah’ di desa. Buktinya, acara pamungkas pentas musik yang tergelar malam ini, merupakan realitas sosial yang benar-benar riil. Ada kemesraan antara pemimpin dan yang dipimpinnya. Dan, masih segitu yang bisa saya lakukan dan lakoni,” pungkas Anton Sujarwo, SE, kepala Desa Aliyan, itu, ketika memungkasi wawancaranya dengan DIPLOMASINEWS.NET, usai gelaran panggung musik, di desanya, Selasa, 10 September 2019.

Onliner  : andri/nanang
Editor     : roy enhaer      

Related

Cover Story 6669761288557823864

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item