Anggota DPRD Banyuwangi, PDIP, Patemo : Hidup Itu Ada yang Menghidupi
http://www.diplomasinews.net/2019/09/anggota-dprd-banyuwangi-pdip-patemo.html
DIPLOMASINEWS.NET_TEMUREJO_BANYUWANGI_Senin
Wage malam Selasa Kliwon, 16 September 2019, pagelaran wayang purwo semalam
suntuk bersama dalang Ki Heri Prasetyo, telah beraksi di halaman rumah Patemo,
anggota DPRD Banyuwangi, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan [ PDIP ],
di Dusun Selorejo, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, Jawa
Timur.
Tepat
pukul 20.00 WIB, lengking gesekan suara rebab, rancak hentakan gendang, dengung
menggaung sentuhan gender, pukulan gong yang menghunjam jantung, dan ditingkah
oleh ketukan cempolo dalang
menyelaraskan gending-gending yang ditabuh para pengrawit.
Suguhan
seni budaya wayang kulit yang sesungguhnya sebagai bentuk rasa syukur atas
terpilihnya seorang Patemo sebagai wakil rakyat, itu, dihadiri oleh jajaran
Forpimka setempat, dan ribuan warga yang hadir hingga tumpah ruah sebagai tanda
menumpahkan doa-doa tulus kepada sosok bersahaja yang dikagumi mereka, yakni,
Patemo.
Catatan
DIPLOMASINEWS.NET, bahwa gelaran malam itu memperingati 1
Suro/ 1 Muharram 1440 H dan 'ngiras - ngirus' acara tasyakuran. Di samping itu, suguhan seni budaya wayang purwo,
‘sewengi tet’ itu merupakan rangkaian rasa
syukur dari sosok ‘wakil rakyat’,
Patemo.
Ketika
ditemui DIPLOMASINEWS.NET di sela-sela pertunjukan seni wayang kulit tengah menggelar
pakeliran, Patemo mengatakan bahwa jika
dirinya kini berhasil menjadi wakil rakyat di gedung dewan, itu, sesungguhnya
berkat kerja keras, kerja cerdas, dan tetesan – tetesan keringat segenap warga
yang selama ini memberi spirit, menyemangati, mendorong positif, dan bahkan ‘memanggul’
nya hingga duduk di kursi DPRD Banyuwangi.
“Tanpa
kerja keras penuh semangat dari seluruh warga, saya tidak akan pernah berhasil
seperti hari ini. Seperti kebahagiaan dan sekaligus ketrenyuhan seperti malam ini.
Ada keterharuan yang tak bisa saya sembunyikan ketika memandang betapa ‘sedulur-sedulur’
hadir di acara syukuran ini dengan membawa ketulusan hati yang saya yakin
benar-benar tulus,” ucap Patemo, berura-urai ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET,
di pawon belakang, Senin, 16
September 2019, malam.
Urainya
lagi, malam iitu dirinya merasa ‘dadi siji’ bersama seluruh pengunjung yang
hadir menikmati pagelaran wayang purwa yang digelar semalam suntuk itu. Malam itu,
lanjutnya, dirinya merasa hidupnya lebih hidup lagi dapat menatap langsung para
saudara-saudara yang dengan rela duduk ‘klesetan’ sembari menikmati dan menghayati
seni wayang kulit, tersebut.
Patemo,
kini dirinya semakin memuai kesadarannya, dan semakin meluas cakrawalanya, bahwa
hidup itu tidak bisa dinikmati seorang diri. Hidup itu tidak bisa dikerjakan
sendiri. Dan, hidup itu mesti berbagi, mesti saling menerima dan memberi. Dan,
akhirnya hidup itu ada yang menghidupi. Ada Sang Maha Hidup yang senantiasa
menghidup kita dan kehidupan ini.
Masih
urainya, ketika kini dirinya berhasil menjadi anggota dewan teresbut, dirinya
telah sadar bahwa semua itu ada yang menghidupinya. Rakyat atau konstiuennya yang
menghidupinya. Sedangkan semua hidup itu bersumber dan mutlak berasal dari
Sang Maha Hidup, yakni Tuhan Yang Maha Dalang atas kehidupan itu.
“Hidup
itu sesungguhnya ada yang menghidupi,” pungkas Patemo, sembari berjabat tangan
kepada DIPLOMASINEWS.NET, sekaligus memohon doa tulus dalam memanggul tugas-tugas
kerakyatan di gedung dewan, sana.
Onliner
: oma/andri/nanang
Editor
: roy enhaer