Meski Pemungut Sampah, Suryati Tak Kenal Gelisah


'BERSAHABAT' DENGAN SAMPAH : Seorang Suryati ketika ‘menggendong’ onggokan sampah dengan kendaraan gerobak sampahnya. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_JAJAG_BANYUWANGI_Apa yang terjadi jika kehidupan di dunia ini tak ada ‘tukang sampah’ yang bersedia memunguti dan membersihkannya?

Kamis pagi, 15 Agustus 2019, mata kamera DIPLOMASINEWS.NET, telah memotret tukang pungut sampah perempuan bernama Suryati. Perempuan  45 tahun, warga Dusun Krajan, Desa Jajag, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, selalu berpacu dengan matahari pagi berangkat memunguti onggokan sampah di sepanjang ‘Pasar Subuh’ di proliman Desa Jajag, Banyuwangi. 

Dengan berkendara sepeda motor gerobag sampahnya, dia setiap pagi bergumul, berbaur, dan menyatu dengan kotor dan bau ‘nyegrak’ menyengat hidung dari tumpukan sampah, itu. Baginya, bau busuk sampah sudah menjadi bagian dari pekerjaan hidupnya. Dia telah sangat bersahabat dengan sampah.  

“ Setiap pagi saya ya ‘njukuki’ sampah-sampah gini ini, kok. Pripun malih wong namanya pekerjaan,” ucap Suryati, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, sembari memunguti tumpukan sampah di ‘Pasar Subuh’ di kawasan simpang lima Desa Jajag, Banyuwangi, itu, Kamis, 15 Agustus 2019.

Ketegaran seorang perempuan bernama Suryati, itu, terbaca dari raut wajahnya tak pernah mengeluh dan ‘sambat’ atas pekerjaannya sebagai pemungut sampah. Bahkan dia sangat menikmati ‘profesi’ nya itu meski tetesan peluhnya itu hanya dikompensasi sebesar Rp. 1 juta setiap bulan, oleh pengurus pasar subuh.

BAU SAMPAH SATU JUTA RUPIAH : Meski bergumul dengan sampah setiap hari, tetes keringat Suryati hanya berkompensasi satu juta rupiah [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
“Ya dicukup-cukupkan saja. Wong namung sakmonten kok. Nggih disyukuri mawon,” ujarnya dengan kalimat ikhlas, ketika ditanya DIPLOMASINEWS.NET, atas ‘ongkos lelah’ nya memunguti sampah setiap hari itu.

Ujarnya lagi, pekerjaannya sebagai pemungut sampah itu dilakukan bersama suaminya. Tapi, ketika ditemui media online, ini, dia tengah bekerja sendiri. Suryati memiliki lima orang anak, yang hidup matinya juga dihidupi dari pekerjaannya sebagai pemungut sampah di pasar subuh di simpang lima, itu.

“Saya juga pemulung setelah urusan sampah di pasar ini selesai,” aku Suryati.

Dan, dia mengaku lagi bahwa, meski keluarganya terkategorikan sebagi warga miskin, dia sama sekali belum pernah menikmati jenis bantuan sosial apa pun dari pihak terkait.

“Kulo kok dereng nate angsal bantuan nopo-nopo kados tiyang-tiyang niko nggih,” pungkas Suryati, sambil men-starter sepeda motor gerobaknya, kemudian meluncur entah kemana. Maksudnya, selama ini, dia belum pernah menerima subsidi apa pun seperti layaknya orang-orang lain yang berkategori sama dengan dirinya.

Onliner   : roy enhaer

Related

Cover Story 7040155543144852488

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item