Kades Sembulung, Suhantoko : PTSL Perdana, Warga Miskin ‘Tanpa’ Biaya
http://www.diplomasinews.net/2019/08/kades-sembulung-suhantoko-ptsl-perdana.html
DIPOMASINEWS.NET_SEMBULUNG_BANYUWANGI_Tepat pukul 09.00 WIB, Selasa, 13 Agustus 2019, di pendopo Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur, tengah digelar penyerahan sertipikat dalam program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap [ PTSL ] tahun anggaran 2019.
Pagi itu, Selasa, 13 Agustus 2019, pendopo
kantor Desa Sembulung ‘tumplek blek’ diluberi ratusan warga yang ‘kebelet’
ingin segera menerima buku serpikat tanah
atas milik mereka. Catatan DIPLOMASINEWS.NET, di lapangan bahwa Desa Sembulung telah mencatat
sedikitnya 3000 [ tiga ribu ] warga pemohon atas lahan yang disertipikatkan.
“Dari tiga ribu pemohon sertipikat itu, hari ini,
baru terealisasi dua ratus sertipikat saja. Hari ini, tahap perdana penyerahan
sertipikat untuk warga Sembulung,” terang Drs, Suhantoko, kepala Desa Sembulung,
ketika ‘didayohi’ DIPLOMASINWES.NET, di ruang kerjanya, Selasa, 13 Agustus
2019.
Lanjut Suhantoko, bahwa program nasional PTSL di
desanya itu, benar-benar hanya memungut biaya Rp. 150 ribu per bidang kepada
warga pemohon. Tak hanya itu, warga yang berkategori miskin dan sangat miskin
jika memohon sertipikat untuk tanah mereka, pihak desa yang dipanitiai kelompok
kerja [ pokja ], tersebut, justru membijakinya dengan ‘zero’ rupiah alias gratis
tanpa harus merogoh dompet serupiah pun.
“Pihak pokmas berinisiatif mengmbil kebijakan gratis
bagi warga yang memang kurang mampu secara ekonomi. Tapi, salah satu syarat jika
warga memohon sertipikat harus lebih dulu melunasi pajak PBB, ” jelas orang
nomor satu di Desa Sembulung, itu, ketika diwawancarai DIPLOMASINEWS.NET, usai
penyerahan buku sertipikat secara simbolis, itu, Selasa, 13 Agustus 2019.
Sementara itu, pihak Bank Jatim yang ikut hadir
pada penyerahan sertipikat di pendopo Desa Sembulung, itu, menghimbau kepada seluruh
warga yang telah memiliki sertipikat untuk berhati-hati ketika menyimpannya. Pasalnya,
buku berharga tersebut jika terjadi ‘ketelingsut’ dan hilang dari tangan
pemegangnya, pasti akan sangat merugi dan ‘ribet’ untuk mengurusnya lagi.
“Makanya, untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, seperti hilang, misalnya, pihak Bank Jatim bersedia ‘dititipi’ atau
bisa saja ‘disekolahkan’ di tempat kami,” ujar pihak Bank Jatim, beraroma promosi,
itu.
Onliner :
roy enhaer/diplomasinews.net