Mungkinkah Tumpangpitu ‘Lebih’ Tsunami dari Tsunami?
http://www.diplomasinews.net/2019/07/mungkinkah-tumpangpitu-lebih-tsunami_31.html
@roy enhaer
|
Gegara terjadi ‘lindu’ atau gempa bumi bermagnitudo
6, yang mengguncang Nusa Dua, Bali, pekan lalu, itu, dampak guncangannya hingga
di pantai Pancer, di wilayah selatan Banyuwangi, Jawa Timur.
Bagi warga pesisir laut Pancer, guncangan gempa
bumi itu tidak hanya mengguncang bumi mereka di sana, tapi, ketika menyebut, mendengar,
dan merasakan goyangan gempa bumi, hampir seluruh warga di wilayah selatan
Banyuwangi, sana, itu, selalu mengaitkannya dengan tragedi gelombang Tsunami
pada 1994.
Tragedi alami yang telah memporakporandakan dan meratakan
dengan tanah atas bangunan rumah warga dan ratusan
korban nyawa manusia.
Faktanya, atas dampak gempa yang berkoordinat di
Pulau Dewata, tersebut, sejumlah ratusan warga di pesisir laut Pancer,
benar-benar mengevakuasikan diri mereka demi ‘njagani’ atau antisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang paling buruk. Yaitu, gelombang dahsyat Tsunami,
seperti, dua puluh lima tahun lalu, itu.
Pertanyaan besarnya, kenapa seluruh warga Pancer
begitu teramat ketakutan hingga pada titik traumatik atas isu ‘hoak’ akan
terjadi bencana alam Tsunami, pekan lalu, itu? Kenapa tidak ‘lebih takut’ dan
was-was atas ‘dampak negatif’ dari gunung Tumpangpitu yang saban hari ‘dijugruk-kan’, ‘dibombardir’, digali, dikeruk, dibor, 'digrowongi, dan ‘diorat-arit’ kelestarian dan 'dikantongi' kemudian dipanggul pulang hasil sumber daya alamnya oleh para 'penguasa' dan 'pengusaha', itu?
Akhirnya, dari dua ‘traumatika’ di atas,
sesungguhnya ‘siapa’ yang lebih berpotensi ‘menciptakan’ gelombang Tsunami bagi
masyarakat dan lingkungan di pesisir laut Pancer, itu?
Cepat atau lambat, besok atau lusa, pasti sepasti-pastinya akan terjadi kemahadahsyatan 'multi-tsunami', seperti, lingkungan hidup, ekosistem, ekonomi, sosial, budaya, dan 'tsunami' keberlangsungan generasi dan peradaban manusia.
Cepat atau lambat, besok atau lusa, pasti sepasti-pastinya akan terjadi kemahadahsyatan 'multi-tsunami', seperti, lingkungan hidup, ekosistem, ekonomi, sosial, budaya, dan 'tsunami' keberlangsungan generasi dan peradaban manusia.
@roy enhaer
Banyuwangi, Sabtu, 27 Juli 2019.