Meski Renta, Semangat ‘Tak Pernah’ Tua

SUGOWO DAN SEPEDA TUA : Adalah Sugowo, 74 tahun, lelaki senja warga Pasembon, Sambirejo, Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, itu, meski sudah renta, ia masih bersemangat jajakan barang dagangannya. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
DIPLOMASINEWS.NET_BANGOREJO_BANYUWANGI_Lelaki senja yang menjajakan alat-alat kebutuhan rumah tangga ‘tradisional’, seperti, rinjing [ sejenis bakul ], lasah, tampah, caping, pithi, tompo, irik, sapu lidi, dan kurungan ayam, tersebut, adalah Sugowo, 74 tahun.  

Masih bisa hidupkah ketika zaman serba plastik seperti sekarang ini, seorang Sugowo, mampu berkompetisi dengan barang-barang ‘tradisional’ miliknya yang kini dijajakannya di pinggir jalan itu?

Lelaki renta tapi masih penuh semangat hidup itu, adalah warga Dusun Pasembon, Desa Sambirejo, Bangorejo, Banyuwangi, Jawa Timur. Ia hampir setiap hari ‘mangkal’ di perempatan jalan di Desa Sambimulyo, menjajakan barang-barangnya sembari menunggu pembeli.

“Mulai ket enem kulo nggih dodolan ngeten niki,” ujar Sugowo, yang kakinya sudah berasam urat itu, ketika ditemui DIPLOMASINEWS.NET, di antara tumpukan dagangan rinjing dan lasah-nya, Jumat, 26 Juli 2019.  Maksudnya, ia sejak masih usia muda sudah berjualan barang-barang kebutuhan dapur tersebut. 
RENTA TIDAK TUA : Bersama onliner DIPLOMASINEWS.NET, Sugowo, bercerita tentang suka-dukanya berjaja barang-barang dagangannya. [ image : roy enhaer/diplomasinews.net ]
Ketika ditemani DIPLOMASINEWS.NET, di emperan toko tersebut, ia bercerita tentang suka dan duka selama ‘dodolan’ barang-barang dagangannya, tersebut. Sambil  ‘ndeprok’ di emperan toko, sore tadi, ia merogoh saku bajunya mengambil lipatan-lipatan uang lusuh senilai Rp. 60 ribu, hasil dari menjajakan dagangannya.

“Lha niki to. Medamel sedinten namung angsal sak menten [ Rp. 60 ribu ],” ucap Sugowo bangga, sembari menunjukkan lipatan uangnya, Jumat, 26 Juli 2019.

Akunya, ia menjajakan barang-barang kebutuhan dapur tersebut, bukan dari hasil membuatnya, tapi dari hasil ‘kulakan’ di beberapa tempat dan desa-desa yang masih memproduksinya. Akunya, lagi, alat transportasi yang digunakan untuk berdagang itu, hanyalah seonggok sepeda ‘onthel’ butut yang telah termakan usia seperti garis hidup dan kehidupannya sekarang ini. Ia mengaku memiliki dua orang anak yang sudah ‘mentas’ dan seorang istri yang dengan setia menunggunya di rumah.  

“Teng pundi-pundi kulo nggih numpak sepeda pancal, niki. Nopo-nopo mboten nggadah. Sabin nggih mboten nggdah,” pungkas Sugowo, sambil menunjuk sepeda tuanya, itu. Ia hanya mengandalkan hidup dari berjaja barang-barang tersebut yang hasilnya bisa untuk membeli satu-dua kilogram beras bersama istrinya, di rumah.

Matahari sore sudah merambat pulang. Senja sudah semburat merah di ujung kaki langit barat. Sugowo dengan tubuh yang sudah senja itu pun pulang mengayuh sepeda dayung tuanya.

Onliner  : roy enhaer/nanang susanto/diplomasinews.net   

Related

Cover Story 7795877601989876302

Follow Us

Postingan Populer

Connect Us

DIPLOMASINEWS.NET
Alamat Redaksi : Perumahan Puri Jasmine No. 07, Jajag, Gambiran, Banyuwangi, Jawa Timur
E-mail : redaksi.diplomasi@gmail.com
item