Lepaskan Jubah ‘Cebong’ mu, Tanggalkan Baju ‘Kampret’ mu.
http://www.diplomasinews.net/2019/07/lepaskan-jubah-cebong-mu-tanggalkan.html
@roy
enhaer
|
Dan,
tangan-tangan tak berwujud itu sengaja memantik api di atas ‘kompor gas’ agar ‘baskom’
yang di dalamnya berisi ‘rakyat’ yang tak ‘mudeng’ soal politik itu ikut
mendidih otaknya. Targetnya, agar menciptakan ‘kobongan’ dan ‘gaduh’ nasional.
Lha wong, ketika ada dua anak negeri terbaik
yang masing-masing sangat ingin menjadi negarawan dan ‘memimpin’ negeri Nuswantoro, berlaga di pilpres, lha kok, mereka oleh mereka-mereka itu dijuluki ‘kampret’ dan yang
satu lagi dipredikati ‘cebong’.
Serendah
itukah budaya dan peradaban rakyat di negeri adiluhung ini jika memanggil para
kandidat yang ingin memimpin negeri ini dengan menyinonimkan sebagai bayi kodok
alias cebong, dan juga
menyamadengankan dengan binatang nocturnal,
hewan malam sejenis kampret?
Tak
adakah kata-kata dan ujaran yang lebih nyaman didengar telinga, dan lebih indah
dirasakan rasa, selain dua sebutan yang ‘tak beradab’, tuna etika, tuna rasa,
tuna logika, tuna ‘unggah-ungguh’, dan tuna estetika, itu?
Tapi,
masih beruntung, ternyata antara dua makhluk
‘kampret’ dan ‘cebong’ itu tidak sempat mengeluarkan ‘jurus-jurus’
pamungkas mereka, dengan saling ‘menyerang’ di antara mereka. Asal tahu saja,
bahwa ‘cebong’ sangat menguasai medan di air, dan ‘kampret’ sangat lihai
bermanuver di udara.
Masih
beruntung lagi, bahwa akhirnya antara ‘cebong’ dan ‘kampret’ lebih memilih
kepada hal-hal yang lebih besar, sesuatu yang lebih dipentingkan rakyat. Mereka
ternyata dengan watak ‘kenegarawanan’ nya telah bersedia membuang jauh-jauh
egosentris mereka, ego-golongan mereka, ego-partai mereka, dan sanggup meniadakan
multy-ego yang selama ini melekat dan
disandang mereka. Terbukti, mereka lebih
memilih cinta damai dan perdamaian di negeri yang besar, gemah ripah loh jinawi, dan
teramat kaya raya ini.
Selamat
berjuang, pemimpinku. Ibu Pertiwi memanggilmu dan butuh pembuktinyatamu, bukan janji potitikmu. Lepaskan baju ‘kampret’ mu, dan, tanggalkan baju ‘cebong’ mu.
@roy
enhaer
Dam
Buntung, Banyuwangi, Senin, 22 Juli 2019